Thursday, January 10, 2013

Jokowi Salah Kaprah Dengan Menaikan Upah Minimum 10% Penduduk Jakarta dan Korbankan 90% Yang Lain Karena Kurang Vokal dan Militan Dalam Demonstrasi


Labor activists demanding minimum-wage hikes have led protests that brought Indonesian cities to a standstill in recent months. But for all the sound and fury, this preoccupation with wages remains misguided. If politicians are serious about improving the lot of Indonesia's poor, they should focus on reforming labor laws that protect formal sector jobs at the expense of nine out of 10 Indonesians who are employed informally.

These latter workers get lost in the din when thousands of union members flood Jakarta's streets and threaten to halt traffic, as occurred last November in the latest round of wage demonstrations. Now an annual feature, such disturbances have spurred local governments to implement unusually high minimum-wage increases.

Minimum wages have increased across Indonesia by an average of 10% per year over the past four years. For 2013, some 25 provinces, regencies and cities agreed to raise the minimum wage by an average of 30%, with a few as high as 50%. Greater Jakarta, which accounts for the bulk of Indonesia's manufacturing and services, agreed to 44%, bringing the minimum wage there to 2.2 million rupiah ($225) a month. Unions are encouraged, and their demonstrations are likely to grow in size and assertiveness in the years ahead.

These increases are great for union members employed in factories and offices, but not for the 90% employed informally—in small, make-shift businesses such as road-side tea stalls, or in factories or other businesses where managers conveniently forget about record-keeping (and government officials conveniently forget to check on it).

These Indonesians work without the high wages or job security their formal counterparts command. The policy goal should be to allow them to transition to formal work. But the minimum-wage hikes raise the barrier to such a transition.

The problem is the 2003 Manpower Act. This places tight constraints on dismissing workers by requiring one of the world's highest severance payments: 32 months' worth of wages.

Each time the minimum wage rises, so do legally mandated severance payments. The increases in the minimum wage therefore make layoffs so costly that there is no incentive to hire an informal worker at the margin. Employment is virtually guaranteed for those who already have a formal job.

Such job protection does not help productivity. Nor does it improve Indonesia's overall employment picture. A 2010 World Bank study shows that a 10% increase in Indonesia's minimum wage reduces formal employment by 1%. Formal employment in Indonesia is around 44 million today, so a 30% average rise in the minimum wage could reduce formal employment by more than 1.3 million workers.

These labor regulations are so expensive that a large proportion of firms skirt around the law. They don't pay the minimum wage at all. Those who try to stay within the letter of the law can circumvent its requirements by employing "temporary" workers, without a contract.

The strategy is a less-than-ideal work-around, for one thing because "temporary" workers can't climb up the wage and skill ladder. Jakarta's 2011 average wage in manufacturing was about the same as the minimum wage. But laborers nevertheless obtain legal employment that wouldn't otherwise be available.

This practice is about to end, though. A new government regulation on "temporary" workers restricts their employment to a few occupations. The intention of the new regulation is commendable: to encourage firms to hire workers on long-term contracts at the minimum wage or higher.

The outcome, however, is likely to be the opposite. In concert with existing laws and labor politics, the new restriction on temporary workers will further discourage formal employment. It will drive a bigger wedge between wages in the formal and informal sectors, discourage labor-intensive businesses and impede structural change toward globally competitive industries.

Indonesia has time to ensure these scenarios don't become reality. To begin with, it should bring its policies on severance payments more in line with international standards.

Next, minimum wages should be automatically adjusted each year to take local inflation into account. The 2003 labor law also stipulates annual wage negotiations among unions, employers and local governments. These should be discontinued because they usually involve two parties, the union and the politician, ganging up on the businessman.

Jakarta is enjoying an economic boom, so leaders may not see the urgency of correcting labor policies. Foreign investment in manufacturing is flowing in, while economic growth is among the fastest in Asia. These good times conceal a multitude of sins.

But over time, labor market policies that favor the few over the many will exert a drag on growth. As worrying, these policies could lead to social instability. The rise in income inequality in Indonesia has been among the fastest in the world. Instead of the 10% who are unionized and protesting today, it may be the 90% shut out of formal jobs take the streets in the future.

Saturday, January 5, 2013

Mesin Teknologi Skyactiv Lebih Murah Ketimbang Hybrid!


Mazda mulai menerapkan teknologi Skyactiv pada produknya, antara lain di CX-5 dan produk sedan mewah All New Mazda6. Teknologi Skyactiv merupakan salah satu cara yang dilakukan Mazda untuk menyaingi mobil hybrid.
Ini bukan sekedar teknologi yang diterapkan di mesin semata. Mazda membuat teknologi ini menjadi sebuah paket keseluruhan, meliputi transmisi, suspensi, struktur bodi, material dan desain. Dengan teknologi Skyactiv ini membuat mobil-mobil yang diproduksi Mazda menjadi irit bahan bakar dan ramah lingkungan.
Menurut Susumu Niinai, Program Manager Powertrain, Development Div, Mazda Motor Corporation, dengan teknologi Skyactiv ini, konsumsi bahan bakar lebih irit hingga 15 persen. "Ini sudah dibuktikan di Mazda CX5. Selain irit, torsi juga naik 15 persen. Dan terjadi penurunan 15 persen pada karbondioksida atau CO2," terang Susumu.
Mazda juga mengklaim bahwa biaya teknologi Skyactiv lebih murah dibanding teknologi hibrida. Karena itu, mobil-mobil Mazda yang dilengkapi teknologi Skyactiv masih terjangkau, seperti Mazda CX5 yang dibandrol Rp 375 juta.
Untuk mesin bensin, Mazda menyebutnya Skyactiv-G dan Skyactiv-D untuk mesin diesel. Di Indonesia, Mazda hanya memasarkan mesin bensin. Mesin Skyactiv-G yang diusung Mazda memiliki kemampuan mencapai rasio kompresi tinggi yakni 13:1. Rasio tersebut menghasilkan penghematan bahan bakar dan peningkatan hasil tenaga mesin sebesar 15 persen dibandingkan dengan mesin-mesin yang ada saat ini.
Perbandingan 13:1 adalah perbandingan kompresi yang digunakan di Indonesia. Karena syaratnya, harus menggunakan bensin dengan nilai oktan di atas 90. Mazda sudah menggunakan perbandingan kompresi 14:1 di negara Eropa. Pasalnya, di kawasan sudah tersedia bensin untuk mesin dengan kompresi tinggi.
Teknologi Skyactiv-G Mazda pernah meraih penghargaan tertinggi New Japan Society for Promotion of Machine Industry (JSPMI) ke-9 pada tahun 2012 lalu. Karena, Mazda dinilai mampu mengembangkan teknologi mesin Skyactiv-G yang dapat menghasilkan rasio kompresi sangat tinggi.
Dengan kehadiran teknologi terbaru dari Mazda yang sukses menghasilkan rasio kompresi tinggi, sehingga mampu mengurangi pemakaian bahan bakar dan menciptakan mobil yang ramah lingkungan. Dengan kesuksesan ini, mampukah teknologi Skyactiv ala Mazda melawan teknologi hibrida?

Program Mobil Murah Akan Luncurkan Industri Baru


Sebanyak 35 industri komponen baru muncul dalam dua tahun program mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) oleh pemerintah. Mereka merupakan investor asing yang sebagian bekerja sama dengan industri komponen lokal. Mereka kelak akan mendukung produksi sejumlah ATPM dalam merakit mobil murah di Indonesia
"Mereka investor asing yang sebagian berkolaborasi dengan perusahaan lokal. Komponen yang diproduksi terkait mesin dan komponen-komponen pada bodi mobil," ungkap Budi Darmadi selaku Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian di Jakarta.
Komponen-komponen itu sendiri disebut belum pernah diproduksi di Indonesia. Adapun program LCGC kelak akan didukung oleh 140 industri komponen lokal. Budi Darmadi menambahkan bahwa tahun depan diprediksi akan ada perusahaan komponen lain lagi yang masuk ke Indonesia.
Sejumlah brand sudah menyiapkan perakitan lokal supaya bisa memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan pemerintah.
Tata Nano sebagai salah satu nama baru yang siap terjun ke pasar ini pun berencana akan menggandeng mitra lokal seperti PT Gaya Motor (Astra Grup) atau National Assemblers (Indomobil Grup) dalam tiga tahun perakitan awal.
Salah satu persyaratan masuk LCGC, 80 persen komponen yang digunakan wajib dibuat di Indonesia. Untuk memenuhi ini, paling berat adalah investasi pengecoran mesin dan transmisi, membutuhkan dana tidak sedikit.
"Persyaratan itu harus dipenuhi pada tahun ketiga penjualan. Jadi selama tiga tiga tahun pertama, kita bisa menumpang merakit dulu, sambil menyiapkan pabrik sendiri," ungkap Direktur HR & Legal Tata Motor Indonesia Achmad Djauhari dalam sebuah kesempatan.
Nama seperti Denso dan Aisin pun sudah memaparkan konsistensinya dalam berinvestasi di Indonesia secara besar-besaran. "Membeli lahan untuk pabrik baru di kawasan Karawang yang sudah dilakukan di 2011. Kami juga akan meningkatkan rencana pelokalan produksi komponen dan meningkatkan volume ekspor dari komponen primer," ungkap perwakilan Aisin Seiki Co Ltd di Jakarta.
PT Aisin Indonesia sendiri merupakan perusahaan kerja sama antara PT Astra AutoParts Tbk (Astra International Group) dan Aisin Jepang (anggota dari Toyota Manufactur Corporation Group). PT Aisin Indonesia bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif, dengan 1.200 karyawan dan berlokasi di Kawasan East Jakarta Industrial Park, Cikarang, Bekasi.

PT Tata Motors Indonesia Luncurkan 3 Model Kendaraan Komersial


PT Tata Motors Indonesia (TMI) siap meluncurkan tiga model kendaraan komersialnya untuk pasar Indonesia pada semester kedua tahun 2013. Ketiga kendaraan niaga tersebut adalah Tata Super Ace, Tata Ace Ex dan Tata Xenon RX.
"Pada semester kedua tahun 2013, kami akan meluncurkan Tata Super Ace, Tata Ace Ex dan Tata Xenon RX. Kami juga akan melengkapi pelayanan kami bagi masyarakat Indonesia dengan menyediakan infrastruktur distribusi dan layanan bagi konsumen kami di sini," ujar Biswadev Sengupta, Presiden Direktur TMI.
TMI menyatakan pihaknya terpacu untuk membangun bisnisnya di Indonesia. Hal ini dipengarahui setelah melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat cemerlang pada tahun 2012 dan prospek yang mengagumkan untuk tahun selanjutnya.
Dengan demikian TMI terdorong untuk lebih banyak memperkenalkan produknya, terutama di segmen kendaraan niaga.
"Tata Motors Indonesia sangat berhasrat untuk berkontribusi dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itulah, Tata Motors Indonesia juga berencana untuk memperkenalkan kendaraan komersial (commercial vehicle) yang dalam jajaran kendaraannya yang akan dipasarkan di Indonesia," tandas Biswadev.
Tata Motors sendiri memiliki berbagai ragam produk kendaraan komersial. Mulai dari 0.5 Ton Mini-Trucks hingga 49 Ton Heavy Trucks yang pasti dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Selain itu Tata Motors punya kendaraan berkapasitas 3 orang hingga bis berkapasitas 70 orang.
Pada IIMS 2012 lalu, Tata Motors memamerkan sejumlah kendaraan komersialnya, antara lain Tata Xenon Pick-up (Dual Cab), Tata Ace EX, Tata Super Ace dan Tata LPK 2528 Prima Tipper, sebuah truk berstandar global.
Untuk kendaraan niaga ramah lingkungan, Tata Motors teknologi CNG di jajaran kendaraan komersialnya, seperti Tata Ace CNG, Tata Xenon CNG, Tata Magic dan Tata LPO 1623 CNG RE LE CNG Bus.

Tata Nano Facelift 2013 Dibanderol Rp 44 Jutaan Dengan Kapasitas Mesin Bertambah


PT Tata Motors Indonesia (TMI) sedang persiapkan beberapa varian mobil untuk hadir pada 2013 ini. Dan kabar baru datang dari city car Tata Nano Facelift model 2013 yang memiliki banyak perubahan termasuk dari sektor performa mesinnya.
Selain akan menyediakan varian mesin dengan berbahan bakar CNG dan diesel, Nano 2013 dikabarkan akan mendapat mesin baru berkapasitas 800cc. Jenis mesin lebih besar ini akan menjadi model pilihan varian yang lebih mahal dari Tata Nano bermesin 624cc.
Selain sektor sumber tenaga, Nano 2013 juga dikatakan akan mendapat banyak perubahan dari sisi desain baik di eksterior dan interiornya. Persiapan ini tak lain untuk menghadapi persaingan pasar mobil murah dari Suzuki Alto, Hyundai Eon bahkan Datsun yang diperkirakan siap terlahir kembali pada tahun 2014.
Seperti yang dikatakan sebelumnya Tata akan tetap sediakan pilihan mesin 624cc sebagai model entry-level. Dan yang menarik dari semua perubahan ini adalah harga sebagai mobil murah, versi Tata Nano mesin 800cc diperkirakan akan dibanderol harga Rs. 2.5 lakhs atau sekitar Rp 44 jutaan di India.
Walau telah diperkenalkan, namun Tata Nano belum resmi dijual di Indonesia. Mobil yang dipasarkan dengan mesin 624 cc ini akan memiliki mesin lebih besar di tahun depan, yang disebut akan meningkat sekitar 200 cc menjadi 800 cc.
Seperti dikutip economictimes.indiatimes, perubahan mesin ini ditujukan untuk beradu di segmen berbeda yang kini didominasi Hyundai Eon dan Maruti Alto, salah satu mobil yang disebut-sebut sebagai calon LCGC di Indonesia.
"Kami memang tidak siap dengan potensi yang seharusnya kami miliki (mobil rakyat mesin 800 cc). Sepertinya akan ada banyak PR yang harus diselesaikan dalam hal ini," ujar pimpinan Tata Group yang menambahkan bahwa akan ada opsi mesin diesel pula pada Nano ini.
Yang menarik, mobil yang diklaim termurah di dunia ini tidak akan mengalami peningkatan harga di India. Harganya tetap akan dipasarkan mulai dari Rs 2,5 lakh atau setara Rp. 40 jutaan.
Di Indonesia? Tata Motors Indonesia akan menyiapkan dealer serta infrastruktur. Direktur HR & Legal Tata Motors Indonesia Achmad Djauhari di IIMS 2012 menyebutkan bahwa memiliki pabrik di Tanah Air adalah satu dari sekian hal untuk menunjang syarat mewujudkan status LCGC, sesuatu yang akan menarik bagi pasar kelak.
"Syarat-syarat dari Pemerintah Indonesia memungkinkan untuk kami. Konsumsi bahan bakar Nano sendiri sudah 22 km per liter, sudah bermesin 1.000 cc ke bawah. Satu syarat lagi adalah dan wajib dirakit secara lokal," ungkapnya seraya memaparkan bahwa persyaratan itu harus dipenuhi pada tahun ketiga penjualan, sehingga pihaknya akan mencari mitra dalam perakitan ini.
"Kami bisa menumpang perakitan dulu, sambil menyiapkan pabrik sendiri," tambahnya.
Dua nama yang kemungkinan menjadi mitra dalam hal ini adalah pabrik PT Gaya Motor yang digunakan Grup Astra atau National Assemblers oleh Grup Indomobil.
Nano sendiri belum akan dijual ke publik, dan menjadi bahan perkenalan sebelum akhirnya tersedia setelah adanya dealer dan jaringan penjualan. Harganya diperkirakan tak lebih dari Rp. 90 juta dengan adanya tambahan sejumlah fitur.
Nano sebelum mengalami perubahan mesin memiliki tenaga 38 PS. Belum ada konfirmasi mengenai data tenaga jika si kecil ini mengalami perubahan kapasitas mesin.

Semua Mobil Pribadi Harus Gunakan Pertamax Karena Pemilik Mobil Adalah Golongan Kaya dan Mampu


Pengguna mobil murah ramah lingkungan akan diwajibkan menggunakan bahan bakar dengan oktan 92 ke atas atau dalam hal ini Pertamax. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi.
"Peraturannya (LCGC) akan segera terbit. Pemerintah akan mengatur bahwa spesifikasi mesin standar untuk konsumsi bensin RON 92. Dalam hal ini, Agen pemegang merek harus ikut aturan tersebut jika terlibat di proyek LCGC," ujarnya di Jakarta.
Tidak disebutkan apakah hal ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan mesin yang akan diproduksi pada merek-merek yang sudah siap dengan produk mobil murahnya. Pasalnya, sejumlah produsen sudah mulai menunjukkan produk mereka, seperti halnya Astra-Toyota-Daihatsu dengan Agya dan Ayla.
Yang menjadi pertimbangan, mobil murah ramah lingkungan tetap akan hemat walau mengonsumsi BBM RON 92 atau non-subsidi. Karena perbandingan bahan bakar dan jarak tempuhnya di kisaran satu liter untuk 22 km.
Angka itu sendiri terbilang relatif, walaupun Astra Daihatsu Ayla dalam uji cobanya pernah mencapai rata-rata konsumsi 1lt/27 km. Hal ini dalam uji coba dilakukan dengan menghindari pedal gas dalam-dalam yang mengakibatkan putaran mesin tinggi.
Hal itu antara lain dengan mempertahankan kecepatan sekitar 50 km/h, dan di tikungan lambat sekitar 40 km/h. Ayla juga dilengkapi fitur Eco-Driving untuk menginformasikan apakah gaya berkendara sudah hemat bahan bakar.
Informasi itu disampaikan melalui multi-information display yang memberikan informasi jarak rata-rata, dan untuk mengetahui seberapa efisien penggunaan bahan bakar. Ini untuk Ayla, bagaimana dengan mobil LCGC dari Suzuki atau Honda, dan lainnya?

Mobil Murah Merek Subaru Akan Diluncurkan 5 Januari 2013


Subaru pada akhir tahun 2012 perkenalkan city car kembar baru yang merupakan hasil kolaborasi dengan Daihatsu. Hadir dengan nama Subaru Stella dan merupakan model 2013, Subaru akan mulai pasarkan mobil ini pertama di Jepang pada awal Januari 2013 ini.
Walau sebagai city car yang digadang-gadang sebagai mobil murah, mobil ini dilengkapi dengan sederet teknologi canggih. Dari mengadopsi teknologi lampu LED pada bagian belakang, panel instrumen interior digital hingga fitur keselamatan.
Subaru Stella dikatakan akan dibekali dengan teknologi 'Smart Assist Collision'. Dimana fitur keselamatan ini dapat dijumpai pada jajaran mobil mewah dengan harga Rp 300 juta ke atas. Fitur ini akan mengingatkan pengemudi agar dapat menghindari tabrakan dengan benda atau juga penyeberang jalan.
Untuk tingkat kenyamanan berkendara, sistem suspensi juga telah dimodifikasi sehingga mobil lebih nyaman dan roda lebih menggigit pada jalan. Sedang pada area jantung pacu Subaru Stella akan menggunakan mesin sama dengan Daihatsu Move yaitu berkapasitas 660 cc.
Namun walau berkapasitas mesin kecil, Subaru akan menyediakan versi mesin yang dilengkapi dengan turbocharger. Kemudian akan ada versi optional dengan sistem penggerak All-Wheel Drive (AWD). Jadi walau sebagai kelas city car murah, mobil ini akan memberikan kesenangan berkendara tersendiri.
Pada interiornya Subaru juga ingin tetap memanjakan pengemudi beserta penumpangnya. Dengan sistem hiburan berupa Audio lengkap dengan panel LCD.
Bahkan untuk jog Subaru juga menyediakan opsi pilihan dengan menggunakan bahan kulit. Namun jika semua opsi tambahan dipilih, mobil ini bakal tidak lagi menjadi mobil murah tentunya.
Untuk masalah harga pihak Subaru masih belum memberitahukan. Namun seperti yang dilansir Autoevolution, Subaru akan mulai pasarkan Subaru Stella ini pada 5 Januari 2013 mendatang di Jepang lebih dahulu. Lalu apakah Subaru Stella dan Daihatsu Move juga akan hadir di Indonesia sebagai mobil murah?

Tahun 2013, Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Diprediksi Capai 9 Persen


Pelaku bisnis, bankir, pengusaha, dan seluruh pihak terkait menatap ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2013 mendatang dengan penuh optimisme.
Tren positif pertumbuhan ekonomi, industri, dan investasi di daerah ini diproyeksikan terus berlanjut pada tahun depan. Bahkan, diprediksikan jauh melampaui capaian tahun 2012 ini.
Krisis Eropa maupun Amerika Serikat (AS) yang sempat menghantui ekonomi global terbukti tak banyak mempengaruhi kondisi di daerah ini.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan perekonomian Sulsel tumbuh pada kisaran 7,8- 8,4 persen seiring perkembangan ekonomi Sulsel beberapa tahun terakhir yang didukung peningkatan investasi dan konsumsi masyarakat.
Pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Muhammad Syarkawi Rauf menilai pertumbuhan ekonomi daerah ini bisa menembus angka 8-9 persen pada tahun depan asal pemerintah membenahi regulasi serta serta dukungan infrastruktur memadai.
Untuk laju inflasi pada tahun 2013 diperkirakan masih berada pada kisaran target inflasi nasional 4,5 persen plus satu persen.
Tekanan inflasi diperkirakan dari sisi volatile food maupun administered sehubungan kebijakan penyesuaian harga pemerintah pada tahun 2013.
Potensi tersebut seperti penyesuaian tarif dasar listrik (TDL), kenaikan UMP Sulsel sebesar 20 persen, kenaikan Elpiji 12 kilogram, serta kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sektor perbankan di Sulsel diyakini tetap tumbuh positif pada 2013. Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi Sulsel yang menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun serta pendapatan per kapita masyarakat yang terus naik.
Pada tahun 2012 ini, kinerja perbankan Sulsel cukup cemerlang. Aset bank umum di Sulsel per Oktober 2012 tumbuh sebesar 23,4 persen menjadi Rp 75,7 triliun dari posisi tahun lalu di periode yang sama (yoy) senilai Rp 61,4 triliun.
Dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 51,3 triliun atau tumbuh sebesar 23,5 persen (yoy). Sementara penyaluran kredit tumbuh dari Rp 54,5 triliun menjadi Rp 66,7 triliun.
Dari total kredit tersebut, penyaluran kredit produktif yang terdiri atas investasi dan modal kerja mencapai Rp 56,9 persen dari total kredit. Sisanya kredit konsumsi sebesar 43 persen atau Rp 28,7 triliun.
Sejalan dengan perkembangan bank konvensional, perbankan syariah dan badan perkreditan rakyat (BPR) serta BPR Syariah (BPRS) juga memperlihatkan pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun.
Investasi
Melongok peluang investasi pun terbuka lebar. Dukungan regulasi, ketersediaan infrastruktur, pasokan energi listrik, serta kondisi keamanan, bisa menjadi garansi investasi terus berdatangan di daerah ini.
Sesuai data yang dilansir Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel sekitar Rp 6,9 triliun investasi bakal menyerbu daerah ini. Investasi tersebut pada berbagai sektor mulai transportasi, energi, perhotelan, maupun manufaktur.
Untuk sektor energi, PT Bosowa Energy akan mengembangkan Pembangkit Listrik (PLTU) Jeneponto Line 2 dengan nilai investasi Rp 3 triliun setelah peresmian PLTU Line 1 berkapasitas 2x125 MW oleh Menteri ESDM Jero Wacik belum lama ini.
Selain Bosowa, PT Semen Tonasa juga berencana mengembangkan power plant dengan nilai investasi Rp 650 miliar.
Pembangunan pembangkit baru ini tentu saja mendukung ketahanan listrik Sulsel yang berujung pada jaminan ketersediaan suplai listrik bagi industri dan sektor usaha.
Sesuai data BKPMD Sulsel, realisasi investasi di Sulsel dalam tiga tahun terakhir ini berkembang. Sejak Januari 2010-September 2012 realisasi investasi mencapai Rp 18 triliun dari target tiga tahunan Rp 24 triliun. Nilai itu dari realisasi 158 proyek.
Tahun 2010 lalu, realisasi investasi sebesar Rp 7,3 triliun dari pembangunan 56 proyek, dan menurun Rp 4,8 triliun dari 57 realisasi proyek pada tahun 2011. Jumlah itu kembali meningkat hingga September 2012 mencapai Rp 6,1 triliun dengan 45 proyek atau melampaui Rp 1 triliun dari target Rp 5,9 triliun.
Dari jumlah itu realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 200 juta dolar AS, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 3 triliun.
Geliat industri perhotelan di daerah ini juga melaju kencang. Dukungan Makassar sebagai salah satu tujuan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) membuat hotel berbintang pada tahun depan menjamur.
Sekitar 15 hotel berbintang baru akan terbangun maupun beroperasi  di Kota Makassar sepanjang tahun 2013 mendatang. Nilai investasi pembangunan hotel itu berkisar Rp 300 juta per kamar atau mencapai Rp 750 miliar.
Beroperasinya hotel baru tersebut akan menambah hingga 2.722 kamar atau meningkat 35 persen dari jumlah saat ini sekitar 10.137 kamar dari 391 hotel yang beroperasi.
Bukan hanya nilai investasi dan penambahan kamar, menjamurnya hotel baru itupun membuka hingga 5.000 lapangan kerja baru. Meski begitu, membanjirnya hotel baru membuat tingkat persaingan menjadi tinggi. Perang tarif dan tentu saja layanan bakal terjadi.
Senada dengan hotel, pasar sektor otomotif juga tetap bersinar pada tahun depan meski regulasi mengenai pembatasan uang muka (DP) cicilan kendaraan membuat diler motor maupun mobil sempat mengoreksi capaian dan target penjualannya pada tahun 2012.
Daya beli masyarakat diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya pendapatan serta dukungan kondisi perekonomian yang terus menunjukkan tren membaik.
Apalagi, pasar otomotif pada tahun 2013 akan diramaikan dengan mobil murah yang ramah lingkungan dengan rentang harga sekitar Rp 80 juta-Rp 120 juta.
Mengenai tren, diler di daerah ini memprediksikan kendaraan jenis city car dan mobil keluarga atau multi purpose vehicle (MPV) bakal tetap menjadi sasaran empuk konsumen

Petani Yogyakarta Dapat Penggantian Rp. 250 Milyar Karena Itik Mati Akibat Flu Burung


Sebanyak 4.700 ekor itik yang ada di DIY tetcatat mati selama kurun waktu bulan Desember 2012 lalu. Kematian unggas dengan cara mendadak tersebut, diyakini sejumlah ahli sebagai dampak dari serangan wabah flu burung.
Kepala Seksi Informasi Veteriner Balai Besar Veteriner Yogyakarta, drh Putut Djoko Purnomo menjelaskan, virus tersebut setidaknya telah menyerang peternakan-peternakan di tiga kabupaten. Meliputi Kabupaten Sleman yakni berada di Kecamatan Minggir, Kabupaten Bantul meliputi Kecamatan Jetis, Pleret, Sanden, Sewon dan Srandakan. Serta terakhir menyerang peternakan di Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo.
Terkait hal itu, Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan menegaskan upaya pencegahan yang paling utama yakni dengan cara pemusnahan itik–itik yang mati sebagai langkah mengisolasi penyebaran virus sehingga tidak semakin meluas. Untuk meminimalisir dampak kerugian yang diderita para petani, pihaknya sudah mengajukan skema ganti rugi untuk itik yang mati.
"Sudah kami bicarakan dengan Kementerian Keuangan, nantinya ada penggantian dari dana kontijensi. Tapi untuk besarannya belum tahu, totalnya sekitar Rp 250 miliar," jelasnya ketika ditemuiTribun Jogja (Tribunnews Network) di Dusun Gondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sabtu (5/1/2012).
Selain itu, upaya lainnya yakni dengan cara mengembangkan vaksin baru yang mampu menangkal serangan virus flu burung yang termasuk jenis baru ini. Sebagaimana diketahui, flu burung yang kini menyerang termasuk ke dalam jenis baru.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Prof drh Widya Asmara SU PhD, menjelaskan, virus flu burung yang telah menyerang Indonesia sebelumnya, diidentifikasi sebagai virus A1 sub-tipe H5N1 clade 2.1. Sedangkan yang kini menyerang yakni virus A1 sub-tipe H5N1 clade 2.3.2.1.
"Tapi ini bukan mutasi dari virus sebelumnya," jelasnya.
Terkait hal itu, Rusman menegaskan pemerintah sendiri kini sudah menemukan vaksi yang mampu menangkal serangan virus baru ini. Prototype vaksin tersebut sudah dikembangkan di pusat veteriner dan siap diproduksi secara massal.
"Sekarang butuh jutaan vaksin, sehingga kami juga akan menggandeng pihak swasta untuk memproduksinya," jelasnya.

Tata Motor Siap Berinvestasi Rp 79,17 Triliun Di Indonesia


Menyambut tahun 2013, Tata Group menyiapkan investasi 450 miliar rupee atau setara Rp 79,17 triliun hingga tahun 2015. Seperti dikutip Inautonews, pimpinan baru dari Tata yakni Cyrus Mistry, menyampaikan hal ini yang kemudian bocor ke media tanpa menunjukkan pendistribusian dana secara detail.
"Dengan fokus yang berkelanjutan pada stabilitas kebijakan dan implementasi, saya percaya bahwa India akan terus menjadi tujuan investasi yang menarik. Saya berharap grup usaha kami memiliki peran dalam terus berinvestasi di tengah pertumbuhan ekonomi India," ujar Cyrus Mistry dalam surat tersebut.
Investasi tersebut berpeluang masuk ke Indonesia mengingat mereka juga sudah menegaskan untuk merambah suburnya pasar mobil murah di Tanah Air. Keinginan produsen Tata Motors Indonesia untuk merambah pasar Indonesia diawali dengan menyiapkan dealer serta infrastruktur.
Namun, mereka mengakui bahwa mewujudkan hal itu diperlukan nilai investasi yang tidak sedikit. Lebih dari itu, langkah ini pun dilakukan demi memasukkan Nano yang terkenal sebagai mobil murah dunia itu ke dalam status mobil LCGC atau murah dan ramah lingkungan.
Direktur HR & Legal Tata Motors Indonesia Achmad Djauhari di IIMS 2012 menyebutkan bahwa memiliki pabrik di Tanah Air adalah satu dari sekian hal untuk menunjang syarat mewujudkan status LCGC.
"Syarat-syarat dari Pemerintah Indonesia memungkinkan untuk kami. Konsumsi bahan bakar Nano sendiri sudah 22 km per liter, sudah bermesin 1.000 cc ke bawah. Satu syarat lagi adalah dan wajib dirakit secara lokal," ungkapnya.
Seraya memaparkan bahwa persyaratan itu harus dipenuhi pada tahun ketiga penjualan sehingga pihaknya akan mencari mitra dalam perakitan ini. "Kami bisa menumpang perakitan dulu, sambil menyiapkan pabrik sendiri," tambahnya.
Dua nama yang kemungkinan menjadi mitra dalam hal ini adalah pabrik PT Gaya Motor yang digunakan Grup Astra atau National Assemblers oleh Grup Indomobil.

Friday, January 4, 2013

Harga Emas Akan Naik Tahun 2013 dan Tembus Rp. 600.000

Harga emas di sepanjang tahun 2013 diperkirakan naik. Mengutip laporan Dailymail, harga emas akan mencapai puncaknya sebesar US$ 2.000 sampai US$ 2.500 per troy ounce sampai dengan akhir tahun 2013.

Sementara harga emas di sepanjang tahun 2012 juga naik sebesar 6 persen atau senilai US$ 1.674 per troy ounce. Kenaikan ini disebabkan para investor zona euro mencari investasi aman, kebijakan quantitative easing(QE) dari pemerintah Amerika Serikat, permintaan emas dari bank sentral, dan masalah pasokan dari Afrika Selatan.

Pada November 2012, ketika bank sentral Amerika Serikat melepaskan putaran ketiga kebijakan QE, harga emas mencapai US$ 1.800. Sejak itu bank-bank sentral meningkatkan cadangan emasnya, terutama di negara-negara berkembang akibat kekhawatiran terhadap nilai mata uang kertas.

Sejak tahun 2009, sektor pemerintah banyak menjadi pembeli bersih emas karena bank sentral telah memperkecil jumlah penjualanemas. Emas juga kemungkinan harus diklasifikasikan ke dalam aset tertinggi perbankan.

Selain itu, yang terpenting adalah telah terjadi pertumbuhan fisik emasyang didukung oleh "reksadana indeks" yang melacak harga emas. Pada kuartal ketiga 2012, kepemilikan reksadana indeks (Exchange Trade Fund/ETF) global meningkat sebesar 189 ton atau naik sebesar 56 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan rekor dalam produk reksadana indeks jenis SPDR Gold Trust.

Menguatnya harga emas di pasar internasional mendorong harga emas di Jakarta juga bergerak naik mendekati Rp 600 ribu per gram-nya.

Harga emas batangan di situslogammulia.com hari ini, untuk lantakan 1 gram di jual dengan harga Rp 594.200, yang berarti naik Rp 5 ribu per gramnya. Sedangkan untuk harga jual kembali Rp 525 ribu per gram. Sedangkan untuk emas batangan dengan berat 5 gram harganya Rp 2,82 juta, yang berarti harganya Rp 564.300 per gram.

Harga emas di pasar internasional. Kamis kemarin kembali naik mendekati level US$ 1.800 per troy ounce setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di level rendahnya serta data ekonomi AS terlihat membaik. Harga emas di Bursa Komoditas New York kemarin ditutup naik US$ 16,7 (0,9 persen) menjadi US$ 1.796,5 per troy ounce.

Harga emas di pasar Eropa sedikit terkoreksi seiring menguatnya dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Di pasar elektronik Eropa sore ini harga emas terkoreksi US$ 2,4 menjadi US$ 1.794,1 per troy ounce.

Presiden ECB, Mario Draghi, kemarin mengatakan pertumbuhan zona Eropa akan tetap lemah dan perekonomian akan pulih secara bertahap, menurut berita yang dilansir Marketwatch. “Mata uang bersama tidak diubah. Pengumuman rencana bank sentral bulan depan untuk membeli obligasi mampu meringankan kecemasan pasar,” tuturnya.

“Pernyataan Draghi ini diartikan oleh para investor bahwa pelonggaran kwantitatif di kawasan Eropa akan berjalan sesuai rencana dan tidak peduli apa yang akan terjadi di Amerika memicu kenaikan harga emas,” kata Brien Lundin dari Gold Newsletters.

Membaiknya prospek Eropa dan positifnya data ekonomi Amerika serta antisipasi tingginya inflasi dampak dari digulirkannya pelonggaran kuantitatif oleh bank sentral dunia membuat para investor kembali menumpuk emas sebagai salah satu alternatif investasinya.

Rokok Sumbang Kenaikan Garis Kemiskinan

Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasentiantono, menyatakan sebuah ironi ketika komoditas rokok keretek filter menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap kenaikan garis kemiskinan. Sebab, di saat yang bersamaan, cukai rokok menyumbang nilai yang sangat besar, atau sekitar Rp 70 triliun hingga Rp 80 triliun ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012.

“Berarti buruh rokok mengalami represi upah. Ini tidak adil dan pemerintah perlu memperbaiki nasib mereka dengan skema pengupahan yang lebih baik,” katanya kepada Tempo, Kamis, 3 Januari 2012.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatatgaris kemiskinan penduduk Indonesia selama periode Maret hingga September 2012 naik sebesar 4,35 persen, yaitu dari Rp 248.707 per kapita per bulan pada Maret 2012 menjadi Rp 259.520 per kapita per bulan pada September 2012.

Menurut Kepala BPS, Suryamin, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar meningkatnya garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan berasal dari beras dengan sumbangan 26,92 di perkotaan dan 33,38 persen di pedesaan.

Mengenai komoditas beras yang menjadi faktor penyumbang terbesar pertama terhadap kenaikan garis kemiskinan, Tony tidak heran. “Pemerintah selama ini selalu menempatkan beras sebagai komoditas politik. Artinya, harga beras direpresi untuk tujuan stabilitas harga atau menekan inflasi,” tutur Tony.

Namun, tindakan pemerintah yang menekan harga beras telah mengorbankan petani padi, sebab mereka tidak mendapatkan manfaat dari harga beras yang baik. Tony mengimbau agar pemerintah merelaksasi harga beras sehingga bisa mengangkat level pendapatan petani padi.

Sedangkan untuk tahun 2013, menurut Tony, kedua faktor komoditas tersebut akan tetap menyumbang terhadap pertumbuhan garis kemiskinan. “Hal itu tidak bisa diubah dalam sekejap. Perubahan hanya bisa terjadi secara gradual,” katanya.

Ia menyarankan agar pemerintah mendorong aktivitas ekonomi yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Misalnya di sektor industri, pembangunan infrastruktur dan pembukaan lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa.

Upaya-upaya tersebut dilakukan sebagai langkah konkret oleh pemerintah untuk mengatasi potensi bertambahnya garis kemiskinan penduduk di tengah rencana kenaikan cukai rokok, tarif dasar listrik, dan upah minimum provinsi.

PT Pos Indonesia Lebarkan Sayap Bisnis Dirikan Hotel Xpos

PT Pos Indonesia (Persero) terus melebarkan usahanya, dan kini merambah bisnis properti dengan memanfaatkan asetnya yang terletak di lokasi strategis. “Kami akan jadikan hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, dan ruko untuk yang tanahnya tidak terlalu luas,” ujar Direktur UtamaPT. Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana di Surakarta, Jumat, 4 Januari 2013.

Aset tanah tersebar di 11 kantor wilayah dengan luas mulai di bawah 500 meter persegi hingga di atas 5 ribu meter persegi. Secara total, Pos Indonesia memiliki aset tanah di 3.082 lokasi. Luas tanah terbanyak antara 500-1.500 meter persegi sebanyak 2.181 lokasi.

Ketut mengatakan, saat ini dua lokasi di Bandung sudah siap dibangun hotel, yakni di Jalan Pahlawan dan Jalan Cihampelas. Gambar bangunan sudah siap dan sedang mengurus perizinan. “Nama hotelnya Xpos. Pengelolanya anak perusahaan Pos Indonesia, PT Pos Properti Indonesia,” katanya.

Nantinya hotel akan dilengkapi dengan gerai pos dan Pos Shop. Pihaknya akan menempatkan modal awal Rp 50 miliar dan menggandeng mitra kerja. Komposisi kepemilikan saham di PT Pos Properti Indonesia yaitu 99 persen PT Pos Indonesia dan 1 persen mitra kerja.

Dia mengatakan pembangunan hotel juga bekerja sama dengan investor.Bentuk kerjasamanya bisa kerjasama operasional (KSO), build operate transfer (BOT), atau kerjasama usaha (KSU). Untuk operasional, pihaknya akan menggandeng operator hotel yang sudah berpengalaman.

Kepala Kantor Pos Solo, Achmad Chairul Hadi mengatakan Kantos PosSolo memiliki lahan seluas 3.000 meter persegi di Jalan Adi Sucipto. Rencananya di lahan itu akan dibangun hotel yang bekerja sama dengan investor. “Saat ini sedang tahap evaluasi dari Perusahaan Pengelola Aset,” ucapnya.

Dia memperkirakan paling tidak di lokasi itu akan dibangun hotel bintang tiga. Bentuk kerjasama akan mengacu pada mekanisme di kantor pusat. “Nanti kami tetap sebagai pemegang saham mayoritas,” katanya.