Thursday, September 26, 2013

XL Axiata Ambil Alih 95 Persen Saham Axis Telecom

Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah resmi membeli 95 persen saham perusahaan telekomunikasi PT Axis Telekom Indonesia. XL membeli Axis dari Saudi Telecom dan Teleglobal Investment B.V. yang merupakan induk usahanya.

"Hari ini kami telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat untuk membeli 95 persen saham PT Axis Telekom Indonesia,"ujar Sekretaris Perusahaan EXCL Murni Nurdini dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia, Kamis, 26 September 2013.

Disebutkan dalam keterangan, nilai transaksi tersebut sebesar US$ 865 juta atau sekitar Rp 10 triliun yang digunakan untuk membayar nilai nominal saham serta pembayaran liabilitas Axis. Perseroan meyakini hal ini dapat membawa keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan, pelanggan, dan konsumen karena akan ada peningkatan kualitas layanan serta kapasitas dan jaringan yang lebih luas.

"Secara operasional XL dan Axis dapat melakukan pemanfaatan aset yang optimal di mana akan ada penghematan pada belanja modal dan belanja operasional,"kata Murni.

Transaksi ini juga dikatakan telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan antara lain persetujuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Koordinasi Penanaman Modal, juga dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Diperkirakan transaksi ini dapat rampung selambat-lambatnya 31 Maret 2014.

Setelah Sahamnya Dibeli Pemerintah Indonesia, Newmont Segera Tutup Tambangnya

Direktur PT Daerah Maju Bersaing (PT DMB) Andy Hadianto meminta PT Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT) berkominukasi dengan pemerintah daerah maupun mitra usahanya berkaitan dengan apapun langkah yang akan dilakukannya.

Andy juga mengatakan, PT NTT, perlu melakukan studi kelayakan atas pendirian smelter (pabrik prosesing konsentrat) di Sumbawa. ”Ini persoalan komunikasi. Kami belum pernah diajak bicara. Tidak bisa begitu saja tambang ditutup,” kata Andy kepada wartawan di Mataram, Kamis, 26 September 2013.

PT DMB adalah perusahaan daerah, yang merupakan konsorsium antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di dalamnya juga ikut bergabung PT Multi Capital, anak perusahaan Bakrie Group.

Melalui proses divestasi, PT MDB sudah mengambil alih 24 persen saham PT NNT senilai US $ 865 juta, atau sekitar Rp 8,6 triliun. Rencananya, masih ada sisa 7 persen saham PT NNT yang masih harus dilepaskan, nilainya US $ 245 juta atau sekitar Rp 2,45 triliun.

Menurut Andy, sebagai bagian dari pemilik saham, PT. NTT seharusnya membicarakannya dengan PT. DMB. Tidak langsung mengeluarkan pernyataan, yakni akan menutup pertambangan di kawasan Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat.

Andy menegaskan, pemerintah akan memperhitungkan untung-ruginya jika sebuah perusahaan tambang ditutup. ”Tidak mudah untuk begitu saja menutup operasi tambangnya,” ujar dia.

Pada Selasa, 17 September 2013 lalu, Presiden Direktur PT NNT Martiono Hadianto mengeluarkan memo internal di lingkungan kerja tambang Batu Hijau. Intinya, terkait dengan kemungkinan dihentikannya operasi tambang Batu Hijau jika ekspor konsentrat tembaga tidak diizinkan lagi.

Martiono mengatakan, dari penjualan konsentrat ke smelter di Gresik, tidak akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk dapat terus melanjutkan operasi tambang Batu Hijau.

”Dengan kondisi seperti ini, kita harus membuat rencana darurat dalam hal ekspor konsentrat tembaga tidak diizinkan lagi,” kata Martiono seperti tertuang dalam memo, yangcopy-nya diperoleh Rabu, 18 September 2013.

Tuesday, September 3, 2013

Indofood Berencana Ambil Alih China Minzhong Senilai 699 Milyar Rupiah

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.(INDF) berencana untuk mengambil alih saham China Minzhong Food Corp.Ltd. Pada awal tahun lalu, Indofood baru saja merogoh dana senilai lebih dari US$ 85 juta atau setara dengan 14,4 persen saham perusahaan asal Cina tersebut. Setelah pembelian tersebut saham kepemilikan Indofood menjadi yang terbesar dengan porsi 29,3 persen.

"Perseroan telah menyampaikan surat kepada CMFC perihal kemungkinan penawaran tender terhadap saham CMFC,"kata Sekretaris Korporat Indofood, Werianty Setiawan seperti dikutip dari keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Senin 2 September 2013.

Atas rencana tersebut, CMFC yang tercatat di Bursa Efek Singapura telah menyampaikan permohonan penghentian sementara perdagangan sahamnya pukul 08,30 waktu setempat. Untuk diketahui, berdasarkan riset Glaucus Research, Minzhong diduga telah melakukan penipuan kepada supplier terbesar mereka. Akibatnya, nilai pasar Minzhong merosot ke angka US$ 272 juta pada pekan lalu.

Indofood yang dimiliki oleh taipan Anthoni salim ini diketahui siap merogoh kocek senilai SG$ 383 juta untuk mengambil alih Minzhong. Harga per saham yang ditawarkan yakni SG$ 1,12 per lembar saham.

Indofood juga dikatakan akan membeli 25,6 juta lembar saham yang akan membuat kepemilikan saham Indofood menjadi 33,5 persen."Indofood memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan penawaran itu,"kata perwakilan Indofood seperti dilansir dari Bloomberg hari ini.

Adapun Minzhong menanggapi laporan Glaucus menyatakan, Glaucus telah sengaja membuat laporan yang bertujuan untuk membuat kepanikan dan memberikan kerugian besar kepada perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri.

Grup Indofood menandatangani perjanjian penyertaan saham dengan China Minzhong Food Corporation (CMFC). Dalam perjanjian itu, Indofood menguasai 14,95 persen saham perusahaan pengolahan sayuran asal Cina yang tercatat di bursa Singapura.

Berdasarkan perjanjian penyertaan itu, CMFC akan menerbitkan saham baru sebanyak 98 juta lembar dengan harga Rp 1.521 atau US$ 0,195 per lembar saham. Kemudian, Indofood akan mengakuisisi sekitar 14,95 persen dari total penerbitan saham baru tersebut.

Perjanjian ini sejalan dengan tujuan kami untuk terus mengejar pertumbuhan,รข€ kata Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan CEO Indofood, Anthoni Salim, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu.

Perseroan mendapatkan potongan harga 9,93 persen untuk harga penyertaan saham CMFC dari US$ 1,0159 atau Rp 7.924 menjadi US$ 0,915 atau setara Rp 7.137 per lembar. Sedangkan total nilai yang akan dibayarkan Indofood untuk penyertaan saham baru adalah US$ 89,67 juta atau Rp 699,43 miliar.

Branchless Banking Kian Diminati Dunia Perbankan

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas, mengatakan sejumlah Bank Pembangunan Daerah menyatakan ketertarikannya kepada program layanan perbankan tanpa kantor(branchless banking). Ia mengatakan program ini terbuka bagi seluruh bank termasuk BPD. “banyak BPD yang tertarik. Tapi saya belum liat persiapannya,” katanya di Jakarta Selasa 3 Oktober 2013. Namun sayang ia enggan merinci berapa banyak BPD yang menyatakan minatnya.

Menurut dia, sampai sat ini Bank Indonesia masih melakukan evaluasi terhadap uji coba program branchless banking. Pelaksanaan uji coba branchless banking saat ini dilakukan secara terbatas di delapan provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan, dari Mei hingga November 2013. “Masih tahap uji coba sampai Oktober, setelah itu saya evaluasi," katanya.

Branchless banking merupakan kegiatan jasa layanan sistem pembayaran dan keuangan terbatas yang dilakukan tidak melalui kantor, namun dengan menggunakan sarana teknologi dan/atau jasa pihak ketiga terutama untuk melayani masyarakat unbanked.

Di dunia internasional, khususnya di negara berkembang, praktek branchless banking bukanlah hal baru. Dari berbagai studi literatur tercatat lebih dari 100 (seratus) negara, seperti Malaysia, India, Filipina, Kenya, Pakistan, dan Meksiko, mengimplementasikanbranchless banking.

Harga Kopi Indonesia Turun Tahun 2013

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) M. Kirom menyatakan harga kopi Indonesia mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut dia, hal ini disebabkan pasar terpengaruh soal isu-isu perekonomian.

"Dibandingkan tahun lalu, harganya turun," kata Kirom saat ditemui di sela acara Seminar Nasional Kopi di Puri Begawan, Rabu, 28 Agustus 2013. Isu-isu yang dimaksud, kata dia, adalah saat muncul isu Brasil mengalami peningkatan produksi yang signifikan sehingga harga kopi Indonesia menjadi turun. Seperti yang diketahui, Brasil adalah negara pengekspor kopi terbesar di dunia.

Menurut catatan AEKI, harga kopi arabika pada 2012 sekitar US$ 1,9 per pound. Sedangkan tahun ini turun menjadi US$ 1,38 per pound. Untuk kopi robusta, tahun lalu harganya sekitar US$ 1,07 per pound, sedangkan tahun ini pun turun menjadi US$ 0,95 per pound.

Meski demikian, Kirom mengatakan ekspor kopi Indonesia diprediksi dapat mendekati volume ekspor seperti tahun lalu. "Bisa dibilang stagnan," kata dia.

Tahun 2012 lalu, volume ekspor kopi Indonesia mencapai 520 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,5 juta. "Tahun ini kemungkinan nilainya bisa menurun," kata Kirom.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan Janjikan Stok Kedelai Aman Sampai Akhir Tahun

Pemerintah menjamin stok bahan baku kedelai hingga akhir tahun ini tetap aman meski nilai tukar rupiah saat ini sedang terpuruk terhadap kurs dollar AS. Hal itu dijanjikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di sela menghadiri kegiatan komunitas sedekah di GOR Among Rogo Yogyakarta Rabu malam 28 Agustus 2013.

Gita menyatakan Kementrian Perdagangan telah berkoordinasi denga Kementrian Perekonomian untuk memberi ijin impor tambahan kedelai kepada 22 perusahaan. Stok tambahan yang akan didatangkan itu mencapai sekitar 550 ribu ton. "Pekan ini ijin keluar," janji Gita. Menurtnya angka itu telah dipertimbangkan matang melihat tingkat persediaan, produksi serta konsumsi nasional.

Ia menjelaskan, dalam satu tahun rata rata kebutuhan nasional kedelai berkisar 2, 5 juta ton. Sementara produksi nasional hanya berkisar 700 ribu ton. Untuk mengatasi kekurangan itu kebijakan impor dinilai menjadi kebutuhan mendesak.

Gita mengatakan pemerintah awal tahun ini telah mengeluarlan peraturan presiden tentang pemberlakukan harga pokok bagi kedelai impor. Menurutnya regulasi itu untuk memberi semangat bagi petani agar mau meningkatkan produksi karena harga terlindungi. "Saya dapat laporan para petani sekarang lebih banyak yang mau menanam kedelai setelah ada aturan tersebut."

Sementara untuk melindungi para pengrajin berbahan baku kedelai, Gita menegaskan pemerintah akan menghapuskan bea masuk barang sebesar lima persen. Hal ini untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan neraca berjalan sehingga nilai tukar rupiah lebih bisa stabil. "Apalagi kalau ada kebijakan moneter yang bisa menopang kepentingan kita untuk mentabilisasi nilai tukar itu," kata dia.

Gita menyebutkan, selama ini untuk impor kedelai didatangkan dari negara Amerika Latin dan Amerika Serikat. Namun panen kedelai di negara eksportir itu kini juga lesu akibat gangguan cuaca. "Kita mesti perlu cari tempat tempat impor lain supaya stabilisasi harga tetap terwujud."

Penyebab Terjadinya Defisit Neraca Perdagangan

Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan, defisit neraca pembayaran telah dimulai sejak kuartal III 2011. Saat ini, persoalan defisit menjadi terakumulasi sehingga efeknya sangat terasa.

"Ini akumulasi sejak 2011," kata Darmin di kantor Tempo Senin 2 September 2013. Defisit saat ini, kata dia, nilainya lebih besar dibandingkan pada 2011. "Defisit terus menerus dengan persentase yang naik," kata dia.

Menurutnya, defisit ini disebabkan oleh sejumlah 'penyakit'. Di antaranya adalah persoalan bahan bakar minyak (BBM), pertumbuhan ekonomi, dan kondisi ekonomi dunia.

Persoalan BBM, kata Darmin, pemerintah dihadapkan pada tingkat konsumsi yang berlebihan. Kenaikan harga BBM dinilai tidak efektif karena terlambat dijalankan. Hal ini mengakibatkan impor migas menjadi lebih besar.

Dari segi pertumbuhan ekonomi, Darmin menilai ekonomi Indonesia tumbuh cukup cepat sehingga permintaan produksi menjadi tinggi di bidang perindustrian. "Permintaan bahan baku impor pun jadi tinggi," kata dia. Terlebih Indonesia masih mendatangkan banyak bahan baku dari luar. Permintaan ini membuat pertumbuhan ekspor kalah cepat dibandingkan dengan impor.

Faktor eksternal yang mempengaruhi defisit adalah kondisi ekonomi dunia yang sedang lemah. Pelemahan ini mempengaruhi pelemahan ekspor sehingga membuat defisit transaksi berjalan.

Dari analisa faktor-faktor tersebut, Darmin menilai harus ada faktor pengimbang untuk menutup defisit neraca. "Transasksi modal dan finansial harus bisa menutup," katanya. Jika transaksi modal dan finansial baik, dia menilai cadangan devisa negara berada dalam keadaan aman sehingga akan membantu menutup defisit dari transaksi berjalan.

Direktur Lion Air Bantah Keterlambatan Lion Air Karena Masalah Karyawan

Maskapai Lion Air menjadi sorotan lantaran kasus penundaan penerbangan (delay) yang menyebabkan penumpang telantar hingga beberapa jam. Menanggapi masalah ini, Airport Operation and Services Director Lion Air, Daniel Putut, mengatakan delay disebabkan kapasitas bandara yang sudah tidak mumpuni. "Dengan kepadatan itu, keberangkatan pesawat bisa tertunda," kata dia kepada Tempo.

Daniel mengatakan kapasitas bandara-bandara di Indonesia, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, sudah tidak memadai untuk menampung pertumbuhan penerbangan. Menurut dia dengan kepadatan yang terjadi saat ini, pesawat bisa menunggu sampai satu jam sebelum mendapat izin terbang dari petugas pengawas lalu lintas udara (air traffic controller--ATC). "Jika belum ada izin ATC, kami juga tidak mau ambil risiko untuk terbang," ucapnya.

Selain itu, Daniel mengakui jika delay pesawat Lion Air ada yang disebabkan masalah teknis. Dia mencontohkan pada Sabtu, 31 Agustus 2013 ada 12 pesawat Lion Air yang terlambat di Bandara Ngurah Rai Bali karena gangguan teknis. "Itu pesawat jenis ATR dengan tujuan penerbangan ke Lombok," katanya.

Namun, Daniel membantah jika delay pesawat Lion Air disebabkan masalah ketenagakerjaan. Saat ini beredar kabar bahwa pilot dan kru Lion Air banyak yang mengundurkan diri sehingga operasi maskapai itu terganggu. "Keterlambatan itu karena padatnya bandara, bukan masalah karyawan," ujarnya. "Itu tidak benar."

Sepekan terakhir Maskapai Lion Air menjadi sorotan lantaran kasus delay dan penelantaran penumpang hingga beberapa jam. Delay terjadi di Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, serta Bandara Sepinggan Balikpapan.

Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Muratmojo, mengatakan tengah menunggu penjelasan dari manajemen Lion Air untuk masalah ini. Djoko memerintahkan Lion Air untuk memenuhi kompensasi ganti rugi kepada penumpang sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. "Jika tidak dipenuhi, akan dipaksakan untuk memenuhi dan penumpang berhak menuntut," katanya.




ementerian Perhubungan tengah menyelidiki hubungan antara pengunduran diri massal karyawan Lion Air dengan penundaan penerbangan (delay) yang terjadi pada maskapai tersebut.

Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Muratmojo, mengatakan sudah mendapat konfirmasi mengenai mundurnya karyawan Lion Air, salah satunya di Bali. "Namun, kami belum bisa menyimpulkan apakah hal ini yang menyebabkan delay," kata dia kepada Tempo, Selasa, 3 September 2013.

Maskapai Lion Air menjadi sorotan dalam sepekan terakhir lantaran kasus delay hingga beberapa jam. Delay terjadi di Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, serta Bandara Sepinggan Balikpapan.

Djoko mengatakan hingga saat ini masih menunggu penjelasan dari manajemen Lion Air untuk masalah ini. Dia mengaku belum memerinci awak pesawat yang mengundurkan diri, apakah berstatus kru udara atau karyawan biasa. "Sepertinya hanya kru darat, tapi kami belum bisa memastikannya karena belum mendapat dokumen resmi," ujarnya.

Akibat delay tersebut, Djoko memerintahkan Lion Air untukmemenuhi kompensasi ganti rugi kepada penumpang sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. "Jika tidak dipenuhi, akan dipaksakan untuk memenuhi dan penumpang berhak menuntut," katanya.

Namun, isu mundurnya karyawan dibantah Airport Operation and Services Director Lion Air, Daniel Putut. Dia mengatakan tidak ada masalah ketenagakerjaan di perusahannya. Delaypenerbangan, kata Daniel, lebih disebabkan kepadatan bandara. "Bukan masalah karyawan," dia menegaskan.

Neraca Perdagangan Indonesia Alami Defisit Berat

Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat meminta para produsen mobil untuk menggenjot ekspor pada 2013-2014. Hal ini mendesak untuk dilakukan mengingat neraca perdagangan nasional jeblok dan rupiah tenggelam. "Para produsen sudah menyanggupi," kata dia di kantornya, Senin 2 September 2013.

Ekspor mobil, kata Hidayat, sangat penting untuk mengimbangi neraca ekspor nasional yang didominasi komoditas sumber daya alam. Kementerian Perindustrian pun berupaya menggenjot ekspor berbasis manufaktur melalui insentif berupa keringanan pajak. Hidayat berharap insentif fiskal tersebut bisa mendongkrak ekspor secara signifikan. "Kami tengah membicarakan regulasinya bersama Kementerian Keuangan," ujarnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor mobil pada Januari-Juni 2013 mencapai 135.741 unit. Dari jumlah tersebut 84.304 unit diekspor dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) dan 51.437 unit dalam kondisi terurai (completely knock down/CKD). Angka ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu, saat kuantitas ekspor mencapai 138.358 unit. Dari jumlah tersebut, 86.903 unit diekspor dalam bentuk CBU dan 51.455 unit dalam bentuk CKD.

Dalam data yang dirilis pada Senin 2 Agustus 2013, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan secara komulatif pada Januari-Juli mencapai US$ 5,65 miliar (Rp 63,9 triliun). BPS mencatat angka tersebut merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah. Kondisi ini disebabkan tingginya impor terutama komoditas minyak dan gas. Impor pada Januari-Juli mencapai US$ 111,83 miliar. Dari jumlah tersebut impor non-migas mencapai US$ 85,58 miliar, selebihnya didominasi produk minyak dan gas.

Martha Tilaar Bangun Pabrik Jamu di Cikarang Seluas 10 Hektar

Direktur Utama PT Martina Berto, Bryan David Emil Tilaar, mengatakan sedang membangun pabrik kosmetik herbal di daerah Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Nilai investasinya mencapai Rp 45 miliar. "Tahun depan pabrik mulai beroperasi," katanya di sela-sela halal bihalal Martha Tilaar Group di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2013.

Kapasitas produksi pabrik baru itu mencapai 269 ton per tahun. Menurut Bryan pabrik ini tidak besar dan dikhususkan untuk produksi jamu. Kendati demikian dia berharap tambahan pabrik baru dapat mengerek penjualan tahun mendatang. "Kami berharap dapat membantu pertumbuhan khususnya produk jamu plus minus 12-15 persen," ujarnya.

Pabrik baru dibangun di atas lahan 10 hektare. Seluas 1 hektare digunakan untuk pembangunan pabrik. Manajemen mengalokasi lahan seluas 3 hektare untuk perkebunan tanaman herbal. Pabrik yang dibangun mulai Mei lalu itu sebagian fasilitasnya telah tersedia dan beroperasi (Baca:Pabrik baru yang akan dibangun di Indonesia).

Direktur Pemasaran, Samuel Pranata, mengatakan pangsa pasar produk Martha Tilaar mencapai 14 persen untuk produk kosmetik dan 5 persen untuk non kosmetik di tahun lalu. "Mudah-mudahan tahun ini pangsa pasarnya masih sama," katanya.

Produksi Kosmetik Nasional Tahun 2013 Naik 15 Persen

Produksi kosmetik Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai Rp 11,2 triliun atau naik 15 persen dari tahun lalu yang nilainya Rp 9,7 triliun. Tak hanya itu, nilai ekspornya akan mencapai Rp 9 triliun atau naik tiga kali lipat dari 2011.

Dari segi lapangan kerja, sebanyak 760 perusahaan industri kosmetik yang tersebar di berbagai wilayah menyerap 75 ribu pekerja langsung dan 600 ribu pekerja lain dalam pemasarannya.

"Ini sungguh prestasi yang menggembirakan," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Benny Wachyudi dalam pembukaan pameran industri kosmetik dan obat tradisional di Plasa Kementerian Perindustrian, Selasa 3 September 2013.

Tak mau kalah, omzet industri obat tradisional di Indonesia tahun tahun lalu juga mencapai angka yang cukup besar yakni Rp 13 triliun dan ditargetkan mencapai Rp 20 triliun pada 2015. Saat ini terdapat 79 perusahaan besar dan 1.380 usaha kecil - menengah produsen obat tradisional di Indonesia yang menyerap ratusan ribu tenaga kerja terutama di Jawa.

Benny mengatakan, industri kosmetik dan obat tradisional di harus dapat meningkat potensinya dengan memanfaatkan bahan baku di dalam negeri.

Pameran yang digelar di Kementerian Perindustrian sejak hari ini hingga Jumat 6 September mendatang, menurut Benny bertujuan untuk menunjukkan berbagai kemajuan yang dicapai dalam industri kosmetik dan obat tradisional Indonesia. Kemajuan tersebut meliputi perkembangan kapasitas produksi, omzet penjualan, variasi produk, perolehan devisa hingga penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 47 perusahaan yang terdiri dari 35 perusahaan kosmetik dan 12 perusahaan obat tradisional ambil bagian dalam pameran ini.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya Putri Kuswisnu Wardani mengatakan, industri kosmetik dan obat tradisional masih menghadapi berbagai tantangan, seperti pasar bebas ASEAN 2015. "Kita harus mempersiapkan diri dengan kekhasan budaya agar tak hanya menjadi pasar bagi negara-negara tetangga," ujarnya.

Presiden Direktur PT Mustika Ratu ini juga menyatakan industrinya cukup terganggu dengan derasnya produk impor yang masuk secara ilegal. Ia menyebut, dari sekitar Rp 80 triliun produk kosmetik impor yang masuk, sekitar Rp 16-20 triliun diantaranya selundupan. Peredarannya pun cukup luas, dari wilayah perbatasan hingga Ibu kota. "Ini harus disikapi terutama oleh bea cukai karena yang terpukul bukan hanya industri tapi pemerintah juga kehilangan bea masuk,' ujarnya.

Sunday, September 1, 2013

Kementerian Pertanian Berhasil Kembangkan Pembuatan Kopi Luwak enzimatik Tanpa Perlu Luwak

Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Kementerian Pertanian Rubiyo menyatakan pihaknya tengah mengembangkan kopi luwak enzimatik. Menurut dia, terobosan ini dapat menghasilkan kopi luwak tanpa memanfaatkan luwak itu sendiri. "Agar bisa meningkatkan produksi," kata Rubiyo saat dihubungi, Ahad, 1 September 2013.

Kopi luwak enzimatik ini, kata Rubiyo, dapat menghasilkan kopi yang sama seperti rasa kopi luwak yang diproses alami dalam perut luwak. "Rasa yang dihasilkan sama," kata dia. Hal ini, kata dia, merupakan inovasi dalam rangka meningkatkan produksi kopi nasional.

Kopi luwak sendiri merupakan kopi yang dihasilkan dari proses fermentasi yang terjadi dalam perut hewan luwak. Biji kopi merah dimakan oleh luwak, kemudian dikeluarkan bersama dengan kotorannya berupa biji kopi. Namun sayangnya, proses alami kopi luwak memakan waktu yang lama dan proses yang tidak mudah. Rubiyo mencontohkan, luwak yang memproses kopi tidak bisa dibiarkan stres. "Kalau stres kualitasnya bisa buruk," kata dia.

Dengan adanya inovasi ini, Rubiyo mengharapkan dapat meningkatkan pendapatan per kapita para petani kopi. "Sekarang sedang kami buat hak patennya," kata dia. Sampai saat ini, baru Indonesia yang mengembangkan produksi kopi luwak menggunakan enzimatik. Namun, kopi jenis ini belum diproduksi secara massal.

Menikmati secangkir kopi luwak ternyata tidak boleh sembarangan. Ada cara khusus supaya rasa kopi yang harum ini bisa 'melekat' lebih lama di dalam mulut.

Bagi Benny Anhar, 28 tahun, penggemar kopi asal Bandar Lampung, menikmati kopi luwak bukan dengan sekadar menyeruputnya dari bibir cangkir. "Kopi luwak lebih nikmat saat hangat bukan panas," ujar Benny yang datang ke Desa Way Mengaku, Lampung Barat atau 300 kilometer dari tempat tinggalnya hanya untuk menikmati kopi luwak.

Tegukkan pertama, menurut dia, jangan langsung ditelan. "Putar-putarkan dahulu di dalam mulut," kata Benny yang sehari-hari bekerja sebagai manajer di perusahaan jasa pengiriman barang itu.

Setelah itu, kata dia, seluruh aroma kopi luwak yang khas akan bertahan berjam-jam di mulut. Rasa kopi luwak itu akan hilang jika dinetralkan dengan segelas air putih. "Kalau sudah begitu, kita akan terus ketagihan minum kopi luwak," katanya.

Trik menikmati kopi luwak itu diperoleh Benny dari Gunawan Supriyadi. Gunawan adalah pelopor bisnis kopi luwak di Kabupaten Lampung Barat dan cukup terkenal di kalangan komunitas pencinta kopi.
Racikan dan cara memasak biji kopi dari sisa pencernaan musang yang dilakukan oleh Gunawan diyakini membuat cita rasanya berbeda dari kopi sejenis.

"Proses fermentasi alami dalam sistem pencernaan luwak menjadikan biji kopi yang dihasilkan memikiki cita rasa khas," kata Gunawan, 42 tahun.

Rasa kopi luwak memang berbeda dengan kopi biasa. Kopi luwak memiliki aroma lebih harum, kadar kafein rendah dan aman bagi penderita mag sekalipun. "Secangkir kopi luwak cukup membuat kita terjaga dan segar," kata Benny menambahkan,

Sebelum terjun ke bisnis kopi pada 2008, Gunawan adalah seorang juru parkir. Kini ia memelihara 35 ekor luwak jenis Molen dan Bulan.

Setiap hari dari puluhan ekor musang itu, dihasilkan 17 kilogram biji kopi yang keluar bersama kotoran. "Untuk menghasilkan biji kopi yang berkualitas, saya selalu memberi luwak-luwak itu dengan biji kopi yang masih segar dan masak di pohon," katanya.

Harga biji kopi yang masih dalam bentuk kotoran adalah Rp 80 ribu per kilogram. Jauh di atas harga biji kopi robusta biasa yang hanya Rp 17 ribu per kilogram. "Sementara untuk kopi yang sudah berbentuk serbuk mencapai Rp 1,5 juta per kilogram,"ujarnya.

Biji kopi luwak milik Gunawan sudah menembus pasar manca negara. Di dalam negeri, sejumlah kedai kopi di hotel berbintang Jakarta mengandalkan pasokan kopi musang-musang miliknya."Lumayan, saya bisa mengantongi bersih Rp 20 juta per bulan," kata dia sambil tersenyum.

Omzet Penjualan Ponsel Anjlok Hingga 40 Persen

Terus jebloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyebabkan penjualan produk elektronik merosot. “Omzet penjualan pengusaha ponsel anjlok hingga 40 persen selama tiga pekan terakhir. Pasar sangat sepi,” ujar Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia, Eko Nilam, ketika dihubungi Sabtu 31 Agustus 2013. Adapun omzet penjualan ponsel tahun lalu mencapai Rp 25 triliun.

Lesunya pasar gadget ini tak lepas dari kenaikan harga jual ponsel hingga 15-20 persen. “Harga ponsel high-end yang paling tinggi kenaikannya,” tutur Eko. 

Sejumlah toko elektronik tercatat sudah menaikkan harga jual produknya sejak pekan lalu. Assistant Branch Manager Electronic Solutions Mal Taman Anggrek, M. Sidiq Septian, misalnya, menyebutkan kenaikan harga barang elektronik berkisar 10-15 persen. 

Adapun Assistant Branch Manager Best Denski Central Park, Dede Rifki, menyatakan kenaikan harga di gerainya berkisar 5 persen. “Produk yang harganya naik, seperti home theatre, televisi, baik yang berlayar LCD maupun LED, audio-video, dan pemutar DVD,” tuturnya. 

Loyonya rupiah juga mengerek kenaikan harga produk komputer hingga 7-10 persen. “Di Indonesia, 40 persen dari komputer jenis notebook dan PC-nya masih impor,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Komputer Indonesia, Setyo H. Singgih. Sayang ia tak menyebutkan berapa penurunan omzet penjualan akibat kenaikan harga itu.

Terkait dengan kenaikan harga gadget ini, ada fenomena menarik yang diungkapkan oleh analis dari Prapancha Research, Adi Ahdiat. Dalam survei di jejaring sosial Twitter sepanjang setahun belakangan (30 Agustus 2012-29 Agustus 2013), ditemukan perbincangan tentang rupiah sebanyak 1,5 juta celoteh. 

Dari satu jutaan celoteh itu, sebanyak 227 ribu atau sekitar 15 persen berlangsung hanya dalam sembilan hari terakhir. Di situ juga disinggung dampak pelemahan rupiah terhadap kenaikan harga produk tersier. Menariknya, tampak bahwa para pengguna media sosial itu lebih risau oleh kenaikan harga laptop, ponsel, mobil, dan berbagai peranti elektronik ketimbang kenaikan harga kebutuhan pokok. “Jumlahnya mencapai 7.000 kicauan, lebih tinggi dari perbincangan tentang dampak pelemahan rupiah ke bahan makanan,” tutur Adi.

Pengusaha Tahu dan Tempe Akan Mogok Tanggal 9-11 September 2013 Karena Harga Kedelai Naik Drastis

Pengusaha tahu dan tempe menyatakan akan menghentikan kegiatan produksinya selama tiga hari pada 9-11 September 2013. Hal ini akibat kenaikan harga kedelai yang tak terkendali. Oleh sebab itu, perajin tahu tempe seluruh Indonesia akan melakukan aksi solidaritas untuk tidak melakukan kegiatan produksi dan tidak berjualan selama tiga hari.

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin dalam konferensi pers di Gedung Pusdiklat Bulog, Kuningan, Jakarta, Ahad, 1 September 2013 menyatakan bahwa normalnya harga kedelai yang dibeli perajin adalah antara Rp 7.500-Rp 7.700 per kilogram. "Namun, sejak pekan kedua Agustus, seiring pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika, harganya di kisaran Rp 8.900-Rp 9.600 per kilogram," katanya.

"Sejak pertengahan Agustus itu pula sudah banyak perajin di berbagai daerah yang berhenti atau mengurangi produksi hingga merumahkan karyawannya," kata Aip. Sayangnya, ia belum menerima laporan angka pasti berapa jumlah perajin yang menghentikan atau mengurangi kegiatan produksinya. "Yang pasti anggota kami ada 115 ribu perajin dengan 1,5 juta pekerja," katanya.

Mogok kerja ini, kata Aip, merupakan usaha dari para perajin agar pemerintah mau mendengar tiga tuntutan mereka, yakni: segera menurunkan dan menstabilkan harga kedelai, segera merealisasikan swasembada kedelai dan melaksanakan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2013 tentang penugasan kepada Perum Bulog untuk pengamanan harga dan penyaluran kedelai.

Aip juga menyatakan permintaan maafnya pada masyarakat konsumen tahu tempe atas berhentinya kegiatan mereka pekan depan. "Karena semua ini juga terpaksa kami lakukan," ujarnya.

Penghentian kegiatan produksi oleh pengusaha tahu tempe bukan kali ini saja dilakukan. Sebelumnya, pada 25-27 Juli 2012 perajin tahu tempe juga pernah mogok kerja. Penyebabnya sama, yakni melonjaknya harga kedelai yang menjadi bahan baku kegiatan produksi mereka.

Pemerintah Akan Menaikan Kembali Tarif Jalan Tol Tanggal 27 September 2013

Dewan Perwakilan Rakyat akan maraton membahas revisi Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan. Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat, Muhidin Mohamad Said, mengatakan percepatan pembahasan revisi UU tersebut juga terkait dengan rencana pemerintah yang akan menaikan tarif ruas tol.

"Pembahasan sudah dilakukan dua kali dengan pemerintah. Kami menargetkan tahun ini bisa diselesaikan," kata Muhidin saat dihubungi Tempo, Sabtu, 31 Agustus 2013.

Menurut Muhidin, pembahasan revisi UU Jalan ini sudah masuk dalam program legislasi nasional DPR. Dia meminta agar pemerintah proaktif untuk membahas revisi aturan tersebut. "Selama ini kami selalu siap. Namun kami juga meminta pemerintah untuk proaktif agar revisi ini bisa cepat selesai," kata Muhidin.

Dia mengatakan, ada beberapa perbedaan yang cukup alot antara pemerintah dan DPR, diantaranya adalah masalah kriteria pelayanan sebagai salah satu syarat kenaikan tarif dan masalah pembangunan ruas jalan di provinsi yang bisa diintervensi oleh pemerintah pusat. "Masalah pelayanan ini harus menjadi kriteria jika ingin menaikan tarif tol. Selain itu juga masalah inflasi ada kenaikan," katanya.

Sementara untuk pembangunan dan perbaikan ruas jalan Provinsi dan Kabupaten, Muhidin mengatakan Dewan menginginkan agar ada campur tangan pemerintah pusat mengingat dana daerah kerap tidak mencukupi untuk melakukan perbaikan dan pembangunan jalan di Provinsi dan Kabupaten.

"UU saat ini tidak memperbolehkan pemerintah pusat campur tangan dalam perbaikan dan pembangunan jalan Provinsi dan Kabupaten. Kami ingin ada celah agar bisa intervensi di sana karena keuangan daerah yang kerap tak cukup," ujarnya.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum akan menaikkan tarif jalan tol di seluruh Indonesia pada semester II tahun ini. Kenaikan rata-rata sebesar 10 persen dan berlaku pada 27 September mendatang. Kenaikan tergantung tingkat inflasi di setiap wilayah pada periode 1 September 2011-31 Agustus 2013. BPJT berdasarkan hasil perhitungan inflasi dari Badan Pusat Statistik.

Pengusaha Surakarta Menilai Krisis Ekonomi 2013 Paling Parah

Kalangan pengusaha di Surakarta menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika saat ini sudah memunculkan krisis baru. Sebab, hal ini berpengaruh pada meningkatnya ongkos produksi, terutama yang menggunakan bahan baku impor.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surakarta Bidang Industri Perdagangan dan Ketenagakerjaan David Wijaya mengatakan kesulitan yang dihadapi pengusaha saat ini lebih berat dibanding kondisi serupa pada rentang 1998-2000.

Saat itu nilai tukar rupiah memang melemah hingga Rp 15 ribu per dolar Amerika. "Bedanya saat itu pasar luar negeri aman sehingga kinerja ekspor tidak terganggu," katanya, Minggu, 1 September 2013.

Kondisi sekarang, baik dalam negeri maupun luar negeri, sama-sama bermasalah. Pasar luar negeri masih belum pulih sepenuhnya setelah krisis ekonomi global yang mendera negara tujuan ekspor utama, seperti Amerika dan Eropa Barat.

Dia optimistis pengusaha tetap dapat keluar dari krisis. Namun, dia berharap pengusaha tidak sampai harus mengurangi jumlah pegawai. "Pengusaha harus menyikapi kondisi ini dengan hati-hati. Jangan terburu-buru ambil keputusan," ujarnya.

Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Jawa Tengah Liliek Setiawan meyakini pengusaha tidak akan menempuh jalan rasionalisasi dengan mengurangi tenaga kerja. "Tidak murah mengurangi tenaga kerja. Apalagi ada aturan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," katanya.

Lagipula pengurangan tenaga kerja tidak bisa hanya untuk beberapa orang. Umumnya pengurangan tenaga kerja antara 20-50 persen. Otomatis dana yang dikeluarkan untuk pesangon sangat besar dan malah mengganggu arus keluar masuk uang perusahaan.

Dia mengatakan pengurangan tenaga kerja dalam jumlah besar pada saat ini juga tidak menguntungkan untuk jangka panjang. Sebab, kebutuhan tenaga kerja terampil sangat besar. "Saat ini banyak perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja terampil. Kalau tenaga kerja terampil yang dimiliki malah dilepas, ke depan akan kesulitan sendiri," ucapnya.

Karena itu, dia memperkirakan pengusaha akan terus bertahan dengan kondisi yang ada. Pengusaha akan mempertahankan tenaga kerja dan terus berproduksi untuk memenuhi pesanan. "Sambil mencari peluang lain agar bisa bangkit," katanya.

PT. Berau Coal Energy Tbk Membukukan Kerugian US$ 38 Juta

Emiten batubara PT. Berau Coal Energy Tbk.(BRAU) masih mencatatkan rugi bersih senilai US$ 38,03 juta sepanjang semester I 2013. Di periode yang sama tahun sebelumnya, BRAU mengantongi rugi lebih besar senilai US$ 95,87 juta.

Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di situs Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu, penjualan bersih BRAU tercatat turun 6,27 persen, dari US$ 770 juta pada semester I 2012 menjadi US$ 722 juta pada semester I 2013. Sementara beban pokok meningkat menjadi US$ 535,01 juta dari US$ 503,11 juta.

Selain itu, dari pos beban lain yakni beban umum dan administrasi tercatat sebesar US$ 36,4 juta, beban penjualan dan administrasi US$ 45,08 juta, biaya keuangan US$ 87,04 juta, dan rugi selisih kurs sebesar US$ 5,66 juta.

Dari keterangan resmi induk usahanya yakni Bumi Plc, BRAU telah memproduksi batubara sebanyak 11,5 juta ton, naik 19 persen dari produksi di periode yang samaa tahun lalu sebanyak 9,6 juta ton. Sayangnya, kenaikan produksi tersebut tidak diimbangi dengan moncernya harga jual batubara. Perseroan mencatat rata-rata harga jual batubara sebesar US$ 61,4 ton, turun dari angka US$ 76,6 ton di paruh pertama 2012.


Tahun ini, BRAU membidik produksi batubara sebesar 23 juta ton, naik dari produksi sepanjang tahun 2012 sebanyak 21 juta ton. Target itu akan didapatkan dari tambang perseroan yang telah beroperasi berada di Lati, Binungan, dan Sambarat. Sampai dengan Juni 2013, tambang Lati telah memproduksi 5,1 juta ton, tambang Bingungan menghasilkan 3,9 juta ton, dan tambang Sambarat sebanyak 2,1 juta ton.

Indonesia Tingkatkan Ekspor CPO Crude Palm Oil Ke Pakistan

Berlakunya perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan mulai hari ini 1 September 2013 ini, dinilai akan berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia. Khusus untuk komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), pemerintah akan menggenjot ekspornya ke Pakistan hingga 2 juta ton per tahun.

"Dalam tiga bulan bulan terakhir tahun ini, kontrak permintaan sawit kita di Pakistan setidaknya sebanyak 150-200 ribu ton akan keluar. Ke depan, kami optimis bisa mencapai 2 juta ton di tahun 2014," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di kantornya, Ahad 1 September 2013.

Tambahan pemesanan CPO oleh Pakistan itu, menurut Bayu disebabkan oleh penghapusan bea masuk oleh kedua negara terhadap produk unggulan masing-masing. Jika Indonesia mendaftarkan CPO, Pakistan memasukkan jeruk kino dalam perjanjian ini.

Penghapusan bea masuk CPO sendiri, kata Bayu, akan memperkuat daya saing produk Indonesia terhadap produk sejenis dari negeri jiran, Malaysia. "Bea masuk yang dikenakan Pakistan terhadap Malaysia sebesar 15 persen, perbandingan yang sangat jauh dengan kita," ujarnya.



Selain itu, faktor pendorong lain di dalam negeri adalah pelemahan rupiah. Dengan basis transaksi menggunakan mata uang dolar AS, eksportir Indonesia diharapkan lebih giat mengekspor sehingga keuntungan yang didapatnya pun makin tinggi. "Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ini memang patut diwaspadai, namun tidak perlu terlalu dikhawatirkan berlebihan. Eksportir cokelat, karet, udang dan lain sebagainya akan menikmati keuntungan," kata Bayu.




Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan, siap mengantisipasi potensi tambahan permintaan sawit dari Pakistan. Tahun ini produksi CPO nasional ditargetkan mencapai 28 juta ton.




Sampai akhir tahun ini, ia optimis pengiriman CPO ke Pakistan bisa mencapai 800 ribu-1,5 juta ton. "Selama periode Januari-Juli tahun ini saja, realisasi ekspor sawit ke Pakistan sudah mencapai 486 ribu ton," katanya.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Membukukan Kerugian Rp 116 Miliar

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat kerugian untuk semester I 2013 sebesar US$ 10,7 juta atau senilai Rp 116 miliar. Pada tahun sebelumnya, Garuda mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 20,7 miliar.

Dalam laporan keuangan semester I 2013, Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar menyatakan pendapatan usaha tercatat naik 14,1 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pendapatan usaha untuk 2013 tercatat sebesar Rp 18,7 triliun dan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 16,3 triliun.

Namun, terdapat kenaikan beban usaha sebesar 14,2 persen untuk semester I 2013 ini. "Beban usaha meningkat dari 15,2 triliun menjadi 18,5 triliun," kata Emir. 

Penyumbang terbesar beban usaha ini pada operasional sebesar 58,3 persen atau sebesar Rp 9,4 triliun. Bahan bakar tercatat sebesar Rp 7,1 triliun sebagai bagian dari beban operasional itu.

Selain itu, beban keuangan Garuda meningkat sebesar 92 persen dari Rp 130 miliar untuk periode semester I 2013 menjadi Rp 251,7 miliar.

Laba usaha Garuda mencatat penurunan sebesar 0,6 persen dari pencapaian Rp 156,9 miliar untuk periode I tahun 2012 menjadi Rp 155,8 miliar.

Tarif Taksi Blue Bird Naik Kembali Awal September 2013

Perusahaan Blue Bird mulai menaikkan tarif taksinya untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang per Ahad, 1 September 2013. "Sudah naik sejak pukul 00.00 hari ini," kata Head Public Relation Blue Bird, Teguh Wijayanto, Ahad, 1 September 2013. |

Selanjutnya, Blue Bird memberlakukan tarif awal (buka pintu) Rp 7 ribu dan tarif per kilometer Rp 3.600. Biaya tarif tunggu per jam menjadi Rp 42.000. Menurut Teguh, kenaikan tarif itu sesuai dengan Surat Gubernur kepada DPU Taksi Organda Nomor 880/-1.881.1 tanggal 10 Juli 2013.

Teguh menegaskan kenaikan tarif sebesesar Rp 7 ribu tak berlaku di luar wilayah Jabodetabek. Kenaikan tarif di daerah lain disesuaikan dengan peraturan masing-masing. "Yang di daerah telah lebih dulu naik tarifnya," kata Teguh.

Teguh mengatakan kenaikan tersebut telah disosialisasikan kepada pengemudi dan penumpang. Jika ada penurunan jumlah penumpang, perseroan akan membantu pengemudi. "Akan diberikan tunjangan dan bantuan-bantuan lainnya," kata Teguh.

Perusahaan taksi Blue Bird Group mengikuti jejak perusahaan lainnya dengan menaikkan tarif. Endang Wijaya, sopir Blue Bird, mengatakan info kenaikan tarif sudah beredar di kantornya sejak sebulan lalu. "Kami pun setelah mendapat info diminta untuk mensosialisasikannya pada penumpang. Jadi saat tanggal 1 (penumpang) tidak kaget lagi," ujarnya.

Pemerintah DKI Jakarta menyatakan tarif taksi berpotensi naik. Syaratnya, kenaikan angkutan umum non-ekonomi itu harus disepakati oleh Gubernur Jakarta. "Kami sudah melakukan pembahasan dengan penyedia jasa angkutan. Paling lambat keputusannya minggu depan," kata Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan, Syafrin Liputo ketika dihubungi Tempo, Jumat, 5 Juli 2013.

Menurutnya, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,penyesuaian tarif angkutan non-ekonomi ditetapkan oleh penyedia jasa angkutan, maksudnya adalah pengusaha taksi.Namun itu pun sesudah mendapatkan persetujuan Gubernur Jakarta.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyar Daerah Jakarta mempertanyakan penyesuaian tarif angkutan umum yang diusulkan Dinas Perhubungan. Karena di dalamnya tidak termasuk kenaikan tarif taksi atau angkutan penyeberangan.

Untuk angkutan penyeberangan, menurut Syafrin, sebelumnya sudah dijawab langsung ke DPRD. Bahwa, angkutan itu tidak menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi. Selama ini, angkutan itu menggunakan solar non-subsidi dan pertamax.

Meski kenaikan harga BBM subsidi sudah sejak 21 Juni lalu, Pemerintah Jakarta belum juga memutuskan kenaikan tarif untuk angkutan umum ekonomi. Ini disebabkan DPRD meminta pemerintah daerah memberikan komitmen agar adanya peningkatan kualitas angkutan umum apabila tarif memang benar-benar dinaikkan.

Syafrin pun mengatakan, dinas akan segera memberikan surat komitmen seperti yang diminta DPRD Jakarta. "Atas nama Kepala Dinas Perhubungan, kami akan memberikan surat komitmen peningkatan kualitas Senin depan. Kami juga berharap penyesuaian tarif angkutan umum sudah diputuskan Senin depan," ujarnya.