Tuesday, May 31, 2016

Laba Pertamina 2015 Anjlok 40%

PT Pertamina (Persero) membukukan pendapatan sebesar US$41,76 miliar sepanjang tahun lalu, anjlok 40,34 persen dibandingkan dengan perolehan 2015 yang mencapai US$70 miliar. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, harga minyak yang melemah sepanjang tahun lalu menjadi faktor yang memukul pendapatan perusahaan hampir separuhnya pada 2015. Ia mengatakan, harga minyak sepanjang tahun lalu menurun 60,38 persen, dari US$ 106 per barel menjadi US$ 42 per barel.

"Memang tahun ini penurunan harga minyak dunia tak terelakkan, dan itu juga berdampak ke Pertamina," jelas Dwi, Selasa (31/5). Meski pendapatan menurun tajam, Dwi menyatakan perseroan masih membukukan laba sebesar US$ 1,42 miliar pada tahun lalu. Laba tersebut turun 1,82 persen dibandingkan perolehan periode sebelumnya US$1,45 miliar.

Menurut Dwi, perolehan laba tersebut tak terlepas dari upaya perseroan melakukan penghematan anggaran. Pada tahun lalu, perusahaan berhasil melakukan efisiensi sebesar US$608,41 juta yang bersumber dari renegosiasi kontrak konstruksi (Engineering Procurement Construction/EPC) hingga penurunan volume penyusutan minyak akibat distribusi (losses).

Berdasarkan catatan Pertamina, penghematan yang dialkukan dari renegosiasi kontrak sebesar US$ 87,66 juta, sedangkan efisiensi kebocoran (losses) distribusi sebesar US$255 juta. Selain itu, perusahaan juga melakukan sentralisasi pembelian material yang bisa menghemat US$2,24 juta.

Atas dasar itu, Pertamina membukukan margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 12,28 persen atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 8,2 persen.  "Banyak upaya efisiensi yang kami lakukan dari segi losses, distribusi, dan sebagainya sehingga kami bisa ciptakan margin EBITDA terbaik dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Dengan penurunan laba yang tipis, Dwi mengatakan kinerja Pertamina tahun lalu setidaknya lebih baik dibandingkan perusahaan minyak lain. Dia mencontohkan ExxonMobil yang labanya anjlok 50 persen, Petronas menyusut 64 persen, serta Chevron yang profitnya ambruk 76 persen.

Melengkapi ucapan Dwi, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, lini bisnis hulu menyumbang 60 persen laba perusahaan, sedangkan sisanya yang 40 persen merupakan kontribusi dari bisnis hilir. Atas alasan itu, ia mengaku tak heran jika pelemahan harga minyak mentah sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Kendati demikian, Arif menuturkan, laba perusahaan dalam denominasi rupiah ternyata meningkat 10 persen, dari Rp17,18 triliun pada 2014 menjadi Rp19,02 triliun pad atahun lalu. Hal ini terjadi berkat depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang lebih besar dibanding penurunan laba perseroan.

"Berbagai perusahaan migas dunia turunnya 40 hingga 60 persen, tapi tahun ini kami hanya turun 1 persen dalam denominasi dolar. Memang sejak Maret hingga September kami merugi, namun akibat penurunan MOPS kami bisa untung," jelasnya. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun lalu, Pertamina mencatat laba bersih sebesar US$ 914 juta atau menurun dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar US$ 1,73 miliar.

PT Kalbe Farma Tbk Bagi Deviden Sebesar Rp 891 Miliar

PT Kalbe Farma Tbk akan membagikan dividen sebesar Rp891 miliar ke pemegang saham atau 44,5 persen dari perolehan laba tahun lalu yang sebesar Rp2 triliun. Dengan demikian, rata-rata dividennya sebesar Rp19 per saham.  Secara nominal, jumlah total dividen yang dibagikan perseroan ke pemegang saham pada tahun ini sama dengan perolehan tahun lalu, yang juga sebesar Rp481 miliar atau setara dengan Rp19 per saham.

Rencana pembagian dividen tersebut telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kalbe Farma pada hari ini, Selasa (31/5) yang dihelat di Gedung Bintang Toedjoe, Pulomas, Jakarta.

Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma melalui siaran pers menjelaskan, alasan perseroan membagikan dividen tunai sebesar Rp 891 miliar adalah bukti komitmen perusahaan membagikan imbal hasil yang optimal kepada pemegang saham. Sesuai dengan peraturan pasar modal, lanjut Vidjongtius, pembayaran dividen akan dilakukan paling lambat 30 hari setelah pengumuman hasil RUPST.

Berdasarkan catatan perusahaan, laba bersih Kalbe Farma pada tahun lalu turun 3 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 yang sebesar Rp2,06 triliun. Ketidakstabilan nilai tukar rupiah dituding perseroan sebagai biang keladi dari anjlok bisnis farmasi. Padahal dari sisi penjualan, Kalbe Farma mengalami kenaikan 3 persen dengan meraup penjualan bersih sebesar Rp17,88 triliun.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, Kalbe Farma mengklaim meraup laba bersih sebesar Rp563,23 miliar atau tumbuh 6,5 persen dibandingkan dnegan periode yang sama tahun lalu Rp528,65 miliar. Peningkatan kinerja itu ditopang oleh penjualan yang tumbuh 7,13 persen menjadi senilai Rp4,55 triliun.

Berdasarkan kinerja kuartal I 2016, Vidjongtius mengatakan perusahaan optimistis akan mencapai kinerja yang lebih baik pada tahun ini meski dihadapkan pada kondisi ekonomi yang cukup menantang.  Sejalan dengan pengembangan bisnis, Ia mengungkapkan, perseroan akan meningkatkan kapasitas di berbagai lini usaha. Rencana ekspansi ini yang juga menjadi pertimbangan para pemegang saham dalam menetapkan besaran dividen yang akan dibagikan.

“Ke depannya, perseroan akan berupaya mempertahankan kebijakan untuk membagikan dividen sekitar 40-50 persen dari laba bersih, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan dan rencana pengembangan,” katanya

Monday, May 30, 2016

Kredit Bermasalah Industri Multifinance Naik Karena Ekonomi

Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) terpantau lesu. Perlambatan ekonomi memaksa masyarakat mengetatkan ikan pinggang. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara total marketpenjualan mobil hingga Maret 2016 tercatat 93.990 unit. Sedangkan pada Maret 2015, total market penjualan mobil tercatat 99.410 unit.

Selain perlambatan ekonomi, adakah faktor lain yang membuat penjualan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat menjadi lesu? Benarkah, maraknya transportasi berbasis online seperti Gojek, Grab, dan Uber, membuat orang malas membeli kendaraan karena sudah ada kemudahan layanan bertransportasi? "Nggak juga, ada Gojek, Grab sama Uber malah justru mereka (pengemudi/driver) beli (kendaraan) baru," kata Direktur Utama Mandiri Tunas Finance, Ignatius Susatyo Wijoyo.

Meskipun marak transportasi online, Ignatius menyebutkan, pihaknya belum merasakan dampak yang signifikan. "Belum (berpengaruh). (Permintaan) passenger car (mobil pribadi) masih bagus, seperti Mobilio, Avanza, Sedan, HRV, New Innova, Fortuner, Datsun," ucap dia.

Kemungkinan lain adalah adanya larangan sepeda motor melintas dijalan protokol yang sangat berdampak signifikan terhadap ekonomi. Hingga Maret 2016, Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,6 triliun.

Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiharto mengungkapkan, menjamurnya bisnis transportasi berbasis online tidak lantas menggerus permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor. Transportasi online tidak bisa serta-merta mengganti fungsi kendaraan pribadi. Masyarakat akan selalu butuh untuk memiliki kendaraan pribadi.

"Sementara tidak ada (pengaruh terkait transportasi online). Transportasi online itu kan hanya kebutuhan sewaktu-waktu, tidak setiap saat, itu tidak bisa menggantikan kendaraan pribadi, itu kan hanya memudahkan transportasi umum saja, tidak menggantikan secara pribadi," jelas dia.

Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) saat ini tengah lesu. Perlambatan ekonomi tak bisa dihindari. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya kredit bermasalah di perusahaan pembiayaan atau Non Performing Finance (NPF).

Direktur Utama Mandiri Tunas Finance (MTF) Ignatius Susatyo Wijoyo menyebutkan, pihaknya mencatatkan angka kredit bermasalah secara gross (NPF gross) per Maret 2016 naik menjadi 1,1% dibandingkan periode yang sama tahu sebelumnya sebesar 1,05%. Sementara untuk NPF nett stagnan di angka 0,7%.

"NPF gross Maret 1,1%, naik dari 1,05% periode yang sama tahun lalu, kalau NPF nett 0,7%, angkanya hampir sama," sebut dia. Meski demikian, pihaknya masih mencatatkan kenaikan penyaluran pembiayaan. Hingga Maret 2016, Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,6 triliun.

Sepanjang tahun ini, perusahaan pembiayaan yang khusus menyalurkan pembiayaan di kendaraan roda empat ini menargetkan bisa meraup pembiayaan sebesar Rp 18 triliun di tahun ini, lebih lebih dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 17 triliun.

"Kita di Maret 2015 pembiayaan Rp 3,6 triliun. Kalau 2016 Januari-Maret itu Rp 4,9 triliun, jadi naik Rp 1,3 triliun. Tahun ini optimistis bisa Rp 18 triliun, tahun lalu Rp 17 triliun," ujarnya. Rata-rata, kata dia, besaran bunga yang dipatok MTF untuk pembiayaan mobil sebesar 3,55% dalam setahun.

"Pembiayaan, bunga setahun rata-rata 3,55%. Kalau kredit di MTF tenor 6 bulan 0%," katanya. Perlambatan ekonomi berimbas pada lesunya industri perusahaan pembiayaan (multifinance) saat ini. Pembiayaan kendaraan roda dua maupun roda empat masih menurun tahun ini.

"Karena industri otomotif menurun, untuk pembelian mobil baru berdasarkan data Gaikindo, di Maret turun 5%, April 3%. Roda dua juga sama (turun)," ujar Dirut Mandiri Tunas Finance, Ignatius Susatyo Wijoyo. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara total penjualan mobil di Maret 2016 tercatat 93.990 unit. Di April 2016 tercatat 84.686 unit.

Sedangkan pada Maret 2015, total market penjualan mobil tercatat 99.410 unit. Pada April 2015 tercatat 81.600 unit. Ignatius menyebutkan, meskipun secara industri pembiayaan tengah lesu, namun Mandiri Tunas Finance (MTF) masih bisa mencatatkan kinerja positif. Hingga Maret 2016, Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan Rp 4,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,6 triliun.

"Naik karena ada perubahan segmen, ke passenger car, ada kenaikan di penjualan New Innova, Fortuner, HRV, Datsun, yang turun picked up. Pembiayaan kita kan 80% passenger car, jadi kinerja tetap positif," terang dia. Ignatitus mengatakan, saat ini industri pembiayaan tengah lesu dan diperkirakan pertumbuhannya tidak akan agresif tahun ini.

Dia memperkirakan, industri pembiayaan masih akan seret pertumbuhannya. "Makanya kita banyakin event, gelar pameran di seluruh Indonesia, ada di Bandung, Lampung, Makassar, Palembang. Melakukan promosi-promosi untuk menarik pembeli, seperti kalau misalkan kredit mobil di MTF 6 bulan itu bunga 0%, ada juga promo beli mobil gratis bahan bakar non subsidi," imbuhnya.

3 Perusahaan Paling Besar Di Dunia Kini Berasal Dari China

China masih menjadi rumah bagi perusahaan terbesar di dunia. Dari 2.000 perusahaan terbesar di dunia, 3 besarnya berasal dari China. Peringkat yang dibuat oleh Forbes itu berisi 2.000 perusahaan dari 63 negara. Jumlah pendapatan dari 2.000 perusahaan ini adalah US$ 35 triliun, laba US$ 2,4 triliun, aset US$ 162 triliun, dan nilai pasar US$ 44 triliun.

Berikut 5 besar perusahaan terbesar di dunia berdasarkan omzet, laba, aset, dan kapitalisasi pasar, seperti dilansir dari Forbes, Selasa (31/5/2016).

1. Industrial & Commercial Bank of China Ltd (ICBC)
Bank ini didirikan pada 1984. Dalam data Forbes, bank ini memiliki nilai kapitalisasi pasar US$ 198 miliar. Jumlah karyawan bank ini mencapai US$ 466.346 orang, dengan omzet US$ 171,08 miliar, atau sekitar Rp 2.326 triliun. Sejumlah bisnis yang dijalankan bank ini adalah Corporate Banking, Personal Banking, Treasury, dan banyak lagi.

2. China Construction Bank
Bank yang didirikan pada 1954 ini memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 162,8 miliar. Jumlah karyawan yang dimiliki bank ini 369.183 orang, dengan omzet US$ 146,82 miliar. Adapun bisnis yang dilakukan bank ini adalah corporate banking, personal banking, treasury, dan lainnya. Bank ini memiliki banyak cabang di luar negeri.

3. Agricultural Bank of China
Bank ini didirikan pada 1951, dan memiliki nilai kapitalisasi pasar US$ 152,7 miliar. Jumlah karyawan yang dimiliki oleh bank ini adalah 503.082 orang, dengan omzet US$ 131,89 miliar. Meski namanya Agricultural Bank of China, namun bank ini tidak fokus untuk pertanian. Sektor bisnis bank ini banyak, seperti Corporate Banking, Treasury, Personal Banking, dan lainnya.

4. Berkshire Hathway
Perusahaan investasi ini didirikan oleh orang salah satu orang terkaya di dunia, yaitu Warren Buffett pada 1955. Berkshire memiliki kapitalisasi pasar US$ 360,1 miliar, dengan omzet US$ 210,82 miliar.  Jumlah pegawai yang dimiliki perusahaan ini adalah 331.000 orang. Beragam saham perusahaan besar dunia dimiliki oleh perusahaan ini.

5. JPMorgan Chase
Bank terbesar di Amerika Serikat (AS) ini didirikan pada 1968 dan berkedudukan di New York. Kapitalisasi pasar JPMorgan Chase adalah US$ 234,2 miliar, dengan omzet US$ 99,88 miliar. Jumlah pegawai yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah 234.598 orang.

Orang Paling Muda dan Terkaya Di Indonesia Dengan Harta Senilai Rp. 42,4 Triliun

Ciliandra Fangiono, Direktur Eksekutif sekaligus Chief Operations Officer (COO) First Resources, perusahaan yang mengoperasikan perkebunan sawit seluas 190.000 hektare dan 12 pabrik minyak sawit ini, masih tercatat sebagai miliuner paling muda dalam jajaran 50 orang terkaya versi Forbes.

Seperti dikutip dari Forbes, Selasa (8/12/2015), kekayaan pengusaha sawit berusia 39 tahun ini ditaksir mencapai US$ 3,1 miliar atau setara Rp 42,4 triliun dengan kurs Rp 13.700.

Ciliandra Fangiono, untuk pertama kalinya masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada 2009. Selama enam tahun, belum ada triliuner yang lebih muda dari usianya bisa mengungguli kekayaannya.

Saat Ciliandra pertama kali masuk jajaran 40 orang terkaya di Indonesia, kekayaannya ditaksir sebesar US$ 710 juta.  Ciliandra menjalankan bisnis tersebut bersama saudara laki—lakinya yaitu Sigih dan ayahnya bernama Martias sejak 23 tahun lalu.

Bisnis keluarga pebisnis sawit ini dimulai dari ayahnya, Martias, pendiri First Resources Martias telah melepaskan keterlibatannya di perusahaan tersebut sejak tahun 2003.

First Resources berencana menginvestasikan dana US$ 130 juta untuk perawatan kebun sawit dan peningkatan kapasitas pabrik penyulingan minyak sawit. Luas kebun sawit First Resources, perusahaan yang didirikan oleh ayahnya telah berkurang dari tahun 2009 tercatat seluas 247.000 hektar, tahun ini menjadi 170.000 hektare.

First Resources memiliki anak perusahaan bernama PT Ciliandra Perkasa yang berfokus pada penanaman dan panen kelapa sawit. Perusahaan utamanya, Pertama Resources menangani pasca panen meliputi produksi minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit untuk dijual ke pasar ekspor dan domestik.

6 Perusahaan Indonesia Yang Masuk Dalam Daftar 2.000 Perusahaan Terbesar Dunia

Ada 6 perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar 2.000 perusahaan publik terbesar di dunia. Perusahaan yang masuk ke daftar ini adalah perusahaan yang tercatat di pasar modal. Dari 6 perusahaan tersebut, 4 perusahaan merupakan perbankan. Dan dari jumlah itu, sebanyak 3 bank berstatus BUMN.

Siapa saja perusahaan Indonesia yang masuk daftar 2.000 perusahaan publik terbesar di dunia versi Forbes berdasarkan omzet, laba, aset, dan kapitalisasi pasar? Berikut daftarnya, seperti dilansir, Selasa (31/5/2016).

1. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia. Bank yang didirikan pada 1895 ini, berada di posisi 429 dari 2.000 perusahaan publik terbesar dunia.
Bank yang saat ini dipimpin oleh Asmawi Syam ini, disebut memiliki nilai kapitalisasi pasar US$ 20,4 miliar. Omzet BRI dalam catatan Forbes adalah US$ 7,13 miliar, dengan jumlah pegawai 54.829 orang. Seperti diketahui, BRI merupakan bank yang fokusnya adalah di sektor pembiayaan UMKM.

2. Bank Mandiri
PT Bank Mandiri Tbk menduduki posisi nomor 2 perusahaan terbesar Indonesia versi Forbes. Dari 2.000 perusahaan publik terbesar dunia, Bank Mandiri menempati posisi nomor 462.  Berdiri pada 1998, perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar US$ 17,6 miliar, dengan omzet US$ 7,51 miliar. Jumlah pegawai Bank Mandiri adalah 36.737 orang. Bank yang dipimpin oleh Kartika Wiroatmodjo ini bergerak di bidang pelayanan jasa umum perbankan.

3. Bank Central Asia (BCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) didirikan pada 1955. Dari 2.000 perusahaan publik terbesar dunia, BCA menempati posisi nomor 620. Nilai kapitalisasi pasar BCA adalah US$ 24,5 miliar, dengan omzet US$ 4,41 miliar. Jumlah pegawai bank ini adalah 24.814 orang. Bank yang dipimpin Jahja Setiaatmadja ini kuat di bisnis tabungan dan transaction banking.

4. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) didirikan pada 1884. BUMN telekomunikasi ini memiliki kapitalisasi pasar US$ 27,4 miliar. Telkom menduduki peringkat 659 dari 2.000 perusahaan publik terbesar dunia versi Forbes. Perusahaan yang dipimpin Alex Sinaga ini memiliki omzet US$ 7,84 miliar dengan jumlah pegawai tercatat 24.785 orang.

5. Bank Negara Indonesia (BNI)

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) didirikan pada 1946, dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 6,9 miliar. Menurut catatan Forbes, bank ini mencatat omzet US$ 3,63 miliar, dengan jumlah pegawai US$ 26.875. Dari 2.000 perusahaan publik terbesar di dunia, BNI menempati posisi 1.063.

6. Gudang Garam
PT Gudang Garam Tbk berdiri sejak 1971. Saat ini nilai kapitalisasi pasar Gudang Garam adalah US$ 9,8 miliar.  Forbes mencatat, omzet perusahaan rokok ini adalah US$ 5,25 miliar, dengan jumlah pegawai mencapai 36,995 orang. Dari 2.000 perusahaan publik terbesar dunia, Gudang Garam menduduki posisi 1.387.

Pedagang Pasar Tolak Disebut Ambil Untung Besar

Seringkali para tengkulak dan pedagang dijadikan kambing hitam dari tingginya harga komoditas pangan.  Rantai pangan yang sedemikian kompleksnya jika akan dipangkas juga belum tentu dapat mengubah harga pangan di pasar.

"Kalau dibilang rantai pasok penyebab pertama tidak juga sebenarnya. Kalau pasokannya diatur sedemikian rupa, kemudian pasok titiknya menjadi pendek berarti kan mengurangi beban biaya. Tapi jika itu harus dilalui melewati kekuatan pasar yang luar biasa," jelas Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta Selatan, Senin (30/5/2016).

Menurutnya, peran kartel di Indonesia saat ini cukup besar dalam mengatur harga pangan di pasar. Kartel menjadi aktor utama dalam tingginya harga komoditas pangan strategis di Indonesia. Hal ini lah yang akan menjadi fokus pemerintah dalam mengurangi peran kartel dalam mengendalikan harga pangan.

"Permasalahannya kekuatan pasar yang dibilang kartel itu. Sekarang pertanyaannya di Indonesia ini siapa yang tidak ada kartelnya? Nah ini yang dilakukan Pak Menteri ini akan mengurangi atau menggerus secara bertahap," kata Ngadiran.

Sunday, May 29, 2016

Antisipasi Kenaikan Fed Rate ... Dolar Semakin Perkasa ... Emas dan Saham Turun Tajam

Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan pada Senin (30/5/2016) bahwa pasar global "tampaknya" sudah sangat siap untuk kenaikan suku bunga pada musim panas mendatang.  Tapi, Bullard tidak mengatakan kapan kenaikan akan terjadi.

"Estimasi saya, pasar sudah sangat siap untuk kemungkinan kenaikan suku bunga secara global dan tidak akan terlalu mengejutkan menaikkan suku bunga yang sudah berada di posisinya sejak Desember. Komite mencoba untuk menormalisasi suku bunga secara lambat dan bertahap," papar dia dalam sebuah konferensi akademik di Seoul.  "Idealnya, kenaikan suku bunga berjalan dengan 'smooth'," ujar dia.

Bullard mengatakan, adanya rebound pada pertumbuhan PDB Amerika Serikat (AS) sepertinya akan kembali meningkat di kuartal II, tetapi dia tidak mengatakan kapan kenaikan suku bunga akan terjadi apakah di Juni atau Juli.  Komentar Bullard ini dipaparkan setelah adanya revisi data ekonomi AS pada Jumat yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I tidak selemah yang diperkirakan.

Merespon data PDB, ekonom mengatakan pertumbuhan pendapatan yang menguat, juga dengan estimasi perekonomian naik di kuartal II, bisa memberikan Federal Reserve amunisi untuk menaikkan suku bunga bulan depan. Saham di berbagai negara terjual habis pada Kamis (19/5/2016) waktu setempat atau pada Jumat (20/5/2016) dini hari (WIB). Sementara dollar Amerika Serikat (AS) naik, yang menyebabkan tekanan pada minyak dan komoditas lain.

Di sisi lain, investor menyerap kemungkinan bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve atau Fed akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Harga minyak turun tipis, seiring kekhawatiran akan turunnya suplai dan pergerakan dollar. Pasar keuangan bertambah pada menit-menit menjelang pertemuan Fed pada Rabu lalu, dimana Bank Sentral AS tersebut membuka pintu kenaikan suku bunga per Juni, yang mendorong investor untuk berjaga-jaga.

Pada paparannya di Kamis, Presiden Fed di New York William Dudley mengatakan ekonomi AS cukup kuat untuk menerima suku bunga baru di Juni atau Juli. "Kami dalam jalur menaikkan suku bunga," kata dia. Para trader memproyeksi, 32 persen fed akan menaikkan suku bunga di Juni, menurut alat analisis CME FedWatch. Prediksi ini naik 15 persen dari prediksi di Selasa. Sekarang, mayoritas estimasi memperkirakan kenaikan suku bunga bakal terjadi di Juli.

"Fed mungkin berfikir ekonomi sedikit menguat dibanding sejumlah pelemahan pasar dan mungkin hal itu yang dipikirkan investor secara umum," kata Bruce McCain, chief investment strategist di Key Private Bank di Cleveland, AS.  "Tidak hanya mencermati bahwa kenaikan suku bunga akan merusak ekonomi, tapi juga satu langkah untuk mengeluarkan aliran uang masuk yang sudah jadi keuntungan pada kenaikan harga aset dalam beberapa tahun," jelas Mccain.



Indeks Dow Jones Industrial Average turun 91,42 poin atau 0,52 persen ke level 17.435,2.

Indeks S&P 500 turun 7,61 poin atau 0,37 persen ke level 2.040,02 dan Nasdaq Composite turun 26,59 poin atau turun 0,56 persen ke level 4.712,53.

Indeks Dow dan S&P menyentuh level terendah dalam dua bulan sebelum mencetak kerugian. Indeks keuangan SPSY mencatatkan keuntungan dalam kondisi ini dengan kenaikan 0,9 persen dan jadi kenaikan tertinggi dalam sebulan. Sementara itu indeks Eropa FTSEurofirst 300 turun 1,2 persen, seiring turunnya harga komoditas dan yang berkaitan dengannya.

Saham perusahaan travel dan wisata turun 1,5 persen setelah berita hilangnya pesawat EgyptAir yang membawa 66 penumpang dan kru dari Paris ke Kairo. Indeks bursa global turun 1 persen sepanjang 2016. Kekhawatiran ekonomi global tetap jadi faktor utama penurunan dan investor meresponnya dengan membagi kebijakan antara Federal reserve dan bank sentral utama lain.

"Komentar Fed mempengaruhi pasar pada hari ini dan saya pikir akan terus mempengaruhi pasar dalam beberapa minggu kedepan, seiring mendekatnya hari menuju Juni," kata Jake Dollarhide, chief executive officer di Longbow Asset Management di Tulsa.

Indeks dollar DXY naik 0,3 persen, menambah kenaikan setelah mencapai posisi tertinggi sejak Maret, pada perdagangan Rabu (18/5/2016) lalu. Harga minyak sebagian besar tidak berubah akibat kekhawatiran turunnya pasokan minyak dari Kanada dan Nigeria, akibat kenaikan dollar AS. Dollar yang kuat membuat komoditas didenominasi di greenback menjadi lebih mahal untuk pemegangnya yang menggunakan mata uang lain.

Minyak mentah AS CLc1 turun 3 sen menjadi 48,16 dollar AS per barel. Brent untuk kontrak Juli LCON6 turun 12 sen ke level 48,81dollar AS per barel. Bursa saham AS ditutup menguat pada akhir pekan ini, Jumat (20/5/2016) waktu setempat atau Sabtu (21/5/2016) dini hari waktu Indonesia.

Menguatnya Wall Street terjadi lantaran kekhawatiran terhadap naiknya suku bunga acuan Federal Reserve mulai surut. Indeks S&P 500 dan indeks saham-saham teknologi Nasdaq mencatatkan kenaikan, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average juga mengalami hal yang sama.

Indeks S&P 500 berakhir menguat 0,6 persen atau 12,28 poin dan ditutup di 2.052,32, yang dipimpin oleh naiknya saham-saham teknologi dan health-care.Sementara itu indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,38 persen atau 65,54 poin dan terhenti di 17.500,94.Indeks teknologi tinggi Nasdaq Composite COMP, berakhir naik 1,21 persen atau 57,03 poin dan ditutup 4.769,56.

“Bursa terus berfuktuasi setelah dirilisnya risalah pertemuan Federal Reserve. Akan tetapi, naiknya suku bunga acuan the Fed bukanlah sesuatu yang buruk bagi bursa,” ujar Bill Stone, chief investment strategist pada PNC Asset Management Group.

Naiknya saham-saham di akhir perdagangan dini hari tadi terjadi sehari setelah bursa mengalami pelemahan akibat kekhawatiran terhadap langkah The Fed yang memicu aksi jual para investor. Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Senin (23/5/2016) waktu setempat atau Selasa (24/5/2016) dini hari (WIB) tergelincir akibat minyak.

Juga, seiring para investor lebih suka menunggu kepastian kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (Fed) dan outlook pada inflasi AS.  Indeks S&P mulai mengalami loss pada 15 menit sebelum perdagangan saham ditutup dan ekuitas terus beralih antara gain dan loss. dollar AS naik terhadap mata uang Kanada dan Norwegia, sementara harga emas turun terendah dalam dua bulan.

Harga minyak jatuh selama empat sesi perdagangan berturut-turut, seiring mulai bekerjanya ladang minyak di Kanada paska kebakaran hebat yang membuat produksinya berhenti. Sebagian besar pelaku industri metal juga turun sahamnya, demikian juga dengan bijih besi. Sebelumnya, paparan Fed mengenai data ekonomi membuat ricuh pasar selama sepekan. Bank sentral AS ini mengindikasikan akan adanya kenaikan suku bunga acuan di Juni.

Pejabat Fed terus memberikan spekulasi bahwa naiknya suku bunga acuan akan membuat perekonomian sedikit melamah, oleh sebab itu para pedagang atau trader sudah mengestimasi kenaikan suku bunga hingga 32 persen pada bulan depan, atau naik 4 persen dari perkiraan semula.

Fed juga kerkomentar mengenai Inggris yang ingin keluar dari Uni Eropa dan hal itu tidak akan mengganggu AS. Fed juga khawatir pada perlambatan ekonomi China serta utang korporsi yang membengkak di pasar global. "Pasar masih mencoba untuk mencerna apa yang dimaksud Fed pada menit-menit terakhir minggu lalu," kata Mark Kepner, managing director dan equity trader di Themis Trading LLC di New York, AS.

"Setiap orang akan mencermati apa yang akan terjadi dalam sepekan ini di sektor perumahan, PMI dan upah," lanjut dia. Indeks S&P turun tipis 0,2 persen ke level 2.048,04. Saham-saham sektor pertahanan mendorong penurunan, saham kebutuhan dasar dan telepon turun 0,6 persen dan saham produsen energi turun 0,3 persen.

Saham Apple naik 1,3 persen setelah koran ekonomi Taiwan melaporkan bahwa Apple sudah memerintahkan supplier di negara itu untuk membuat iPhone baru. Sementara itu saham Monsanto Co naik 4,4 persen setelah Bayer AG membelinya seharga 62 miliar secara tunai. Sementara saham Bayer turun 6 persen.

Dollar menguat selama dua pekan dibandingkan dengan mata uang lain seiring spekulasi AS akan menaikkan suku bunga acuan pekan depan. Sebelumnya, dollar melemah setelah Januari.  Dollar naik 0,3 persen dibanding mata uang krone Norwegia akibat jatuhnya harga minyak dan komoditas lainnya. Sementara Yen terapresiasi 0,8 persen ke 109,24 dollar setelah Menteri keuangan taro Aso menaikkan prospek intervensi mata uang dalam pertemuannya dengan Kementerian Keuangan AS.

Minyak mentah WTI tutun 0,7 persen ke level 48,08 dollar AS per barel akibat membaiknya lapangan minyak di Kanada setelah kebakaran hebat, sehingga Suncor Energy Inc. dan Syncrude Canada Ltd. mulai kembali bekerja.  emas turun terdalam di dua bulan terakhir, sementara harga kontrak berjangka emas turun 0,1 persen ke level 1.251,50 dollar AS.

Nikel turun 2 persen di London Metal Exchange, seiring baja, lid dan zinc juga turun 0,4 persen. Bijih besi terpuruk 6,7 persen ke level 51,22 dollar AS per metrik ton.

Bank Dunia Hibah 22 Juta Dolar Untuk Indonesia

Bank Dunia menyetujui bantuan hibah senilai US$22 juta kepada Indonesia guna mendukung pendanaan untuk pelestarian hutan tropis, pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar hutan, dan mengurangi kerusakan lingkungan.

"Dukungan ini merupakan bukti nyata kami terhadap Indonesia terkait penguatan manajemen lanskap," ujar Kepala Perwakian Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves, Minggu (29/5).

Hibah tersebut merupakan inisiatif global yang bernama Program Investasi Hutan (FIP) untuk membantu Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Dalam program ini, Badan Pembangunan Internasional Denmark (DANIDA) ikut berkontribusi senilai 40 juta Kroner atau setara dengan US$5 juta.

KPH merupakan salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam memperkuat tata kelola kawasan hutan. Fokusnya antara lain memperbaiki penggunaan aset sumber daya alam dan mengurangi kemiskinan di antara 32 juta rakyat Indonesia yang hidup di sekitar wilayah hutan.

"Masyarakat yang hidup dekat hutan sangat bergantung pada kawasan hutan untuk mata pencaharian dan mereka termasuk yang paling miskin di Indonesia. Program Investasi Hutan menawarkan kesempatan untuk memperbaiki penghasilan mereka melalui pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik," jelas Rodrigo.

Selain penguatan keahlian, lanjut Rogdrigo, program ini akan bekerja sama dengan 10 KPH untuk penerapan pengelolaan hutan dan investasi secara lebih berkelanjutan, serta mendukung pembentukan sistem informasi guna memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar pikiran.

Ekonom Senior Bank Dunia untuk Sumber Daya Alam, Diji Chandrasekharan Beh menuturkan implementasi program KPH yang efektif memerlukan sistem pembagian informasi yang kuat. Selain itu, lanjutnya, juga diperlukan informasi terkait penggunaan lahan dan luas lahan, perizinan, dan pendekatan untuk memperkuat tata kelola hutan.

Dengan proyek bersama ini, jelas Behr, diharapkan bisa mendukung pembentukan dasar pertukaran pengetahuan antar KPH, sehingga dapat saling menindaklanjuti praktik terbaik di lapangan terkait penguatan pengelolaan hutan.

Secara keseluruhan, proyek ini dipersiapkan melalui koordinasi yang baik antara dua proyek FIP lainnya yang didanai Korporasi Keuangan Internasional (IFC), Bank Pembangunan Asia (ADB), serta lembaga multilateral lainnya

APRINDO : Kenaikan Suku Bunga Fed Rate Lemahkan Daya Beli Konsumen

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) menwaspadai dampak penaikan suku bunga AS (Fed Rate) yang bakal menekan nilai tukar rupiah dan berpotensi melemahkan tingkat daya beli masyarakat.

Ketua Umum APRINDO Roy Nicolas Mandey menyatakan, para pengusaha ritel berharap paling tidak ada kenaikan penjualan sebesar 10-12 persen pada tahun ini. Namun, ia mengaku rencana bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga perlu diwaspadai.

"Baru ada isu The Fed mau naikkan suku bunga saja sudah membuat rupiah melemah. Nah jika The Fed sudah menaikkan suku bunga, maka dolar AS akan balik ke negaranya. Ketika dolar AS langka, rupiah akan tertekan," katanya. Jika hal tersebut terjadi, lanjut Roy, maka akan mempengaruhi konsumen. Menurutnya, masyarakat akan berhati-hati untuk belanja. Dengan begitu, daya beli masyarakat akan lemah.

"Artinya ini perlu intervensi pemerintah secara ketat," tegasnya.

Ia menjelaskan, pada kuartal I 2016 penjualan perusahaan ritel mengalami penurunan 10 sampai 11 persen jika dibandingkan kuartal IV 2015. Saat ini, ia berharap penjualan perusahaan ritel dapat tumbuh menjelang Lebaran tahun ini. "Kami harapkan Lebaran ini perusahaan ritel dapat membaik, karena Desember kemarin sudah membaik. Tapi kami kaget kuartal I ini mengalami penurunan," katanya

BI Prediksi Penjualan Selama Ramadan Menurun

Bank Indonesia (BI) melihat risiko penurunan konsumsi sepanjang bulan Ramadan tahun ini. Hal itu tercermin dari turunnya penjualan dan persediaan (inventory) sektor privat. “Kami melihat ada beberapa perusahaan publik yang penjualannya agak turun dan kami juga mengamati inventory-nya. Jadi memang (konsumsi) sedikit menurun,” tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di kompleks perkantoran BI, Jumat (27/5).

Kendati demikian, menurut Agus, konsumsi Ramadan bisa terdongkrak oleh pencairan gaji ke-13 dan ke-14 Aparatur Sipil Negara (ASN). Pasalnya, pencairan kedua gaji tersebut akan meningkatkan belanja pemerintah sekaligus menambah daya beli masyarakat. “Kami melihat bahwa kalau nanti gaji ke 13-14 dibayarkan Juni 2016 tentu ini akan membantu pengeluaran, artinya konsumsi akan lebih baik,” ujar mantan Menteri Keuangan ini.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Tahun Anggaran 2016 dan RPP tentang Pemberian Gaji Ke-13 saat ini masih dalam proses pengesahan. Rencananya, pencairan gaji ke-14 akan dilakukan pada Juni 2016. Sementara, pencairan gaji ke-13 akan dilakukan pada Juli.

Di sisi tekanan inflasi, Agus menilai inflasi Ramadan tahun ini bakal berada dalam kendali pemerintah. Inflasi bulan ini pun diperkirakan hanya ada di level 0,19 persen. Hal itu membuat Agus optimistis target inflasi tahun ini, empat plus minus satu persen, akan tercapai. Lebih lanjut, Agus mengungkapkan BI dan pemerintah telah berkoordinasi intensif untuk mengendalikan harga bahan pangan yang rentan naik jelang Ramadan dan perayaan lebaran. Koordinasi itu ada di dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi baik di pusat dan di daerah.

“Ada daerah-daerah yang kalau kami tidak melakukan koordinasi bisa ada inflasi yang cukup tinggi tetapi kami melakukan koordinasi itu dan bahkan kami sudah lebih tajam ke lima komoditas utama dari beras, daging sapi, bawang merah, cabai dan juga daging ayam,” ujarnya. Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Mei 2016 ada di level 0,1 persen. Angka survei minggu ketiga itu meningkat dibandingkan bulan lalu yang tercatat deflasi 0,45 persen.

“Kemarin (April) kan habis deflasi. Inflasi 0,1 persen kan kecil masih di bawah target 4 persen year-on-year," tutur Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI di Jakarta, Selasa (24/5). Menurut Juda, inflasi musiman tersebut dipicu oleh harga bahan pangan (volatile food) yang biasa naik menjelang ramadan dan perayaan lebaran.

"Inflasi ini harus dikendalikan. Tahun lalu, inflasinya bagus, kami bisa mengendalikan inflasi volatile food jelang lebaran," ujarnya. Jelang ramadan tahun lalu, BI mencatat terjadinya inflasi 0,5 persen. Sementara, inflasi Juni 2015 ada di level 0,54 persen. Lebih lanjut, Juda mengungkapkan bank sentral akan terus berkoordinasi dengan pemerintah baik di tingkat pusat melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) maupun daerah melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) guna mengendalikan harga jelang lebaran.

"Mulai tahun ini, dengan upaya baik di pusat maupun di daerah, TPI, TPID, semua dikerahkan untuk mengendalikan agar harga-harga tidak naik menjelang lebaran," ujarnya. Sebagai informasi, tahun ini, BI menargetkan inflasi ada di level 4 plus minus 1 persen. Sementara, pemerintah mengasumsikan inflasi sepanjang 2016 ada di level 4,7 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Tahun lalu, inflasi nasional tercatat 3,35 persen.

Friday, May 27, 2016

PT Midi Utama Indonesia Tbk Kucurkan Dana 900 Milyar Untuk Ekspansi

PT Midi Utama Indonesia Tbk, jaringan riteler Alfamidi, Alfaexpress dan Lawson, berniat untuk melakukan ekspansi jaringan gerai baru. Emiten berkode MIDI ini merogoh kocek Rp900 miliar sebagai belanja modal (capital expenditure). Suantopo Po, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan MIDI menuturkan, manajemen menyiapkan belanja modal untuk ekspansi pembukaan gerai baru, renovasi gudang, dan kebutuhan operasional lainnya.

"90 persen atau sebagian besar capex kami akan digunakan untuk ekspansi gerai baru dan sisanya untuk renovasi gudang," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Tangerang, Jumat (27/5). Sumber pendanaan capex tersebut didapat dari pinjaman bank dan kas internal dengan proporsi fifty-fifty. Sampai kuartal I 2016, perseroan sudah menggunakan capex-nya sebesar Rp159 miliar.

Ia menuturkan, MIDI telah menambah 41 gerai Alfamidi dan 4 gerai Alfasupermarket per kuartal I 2016. Perseroan menargetkan membangun 250 gerai Alfamidi dan lima gerai Alfasupermarket di sepanjang tahun ini. 40 persen di antaranya dibangun di Pulau Jawa dan sisanya di luar Jawa. Untuk jaringan riteler Lawson, MIDI tidak berencana untuk menambah gerai di tahun ini. Menurut Suantopo, masyarakat Indonesia masih butuh waktu untuk convinience store.

"Lawson hanya convinience store. Di luar negeri saja, convinience store butuh waktu 20 tahun untuk bertahan. Jadi, itu alasan kami tidak menambah gerai. Indonesia masih butuh waktu, mereka masih suka makanan panas daripada dingin. Selain itu, kami juga ada kendala logistik karena makanan tidak bisa dibekukan terlalu lama," imbuh dia.

Sebagai informasi, perseroan menghabiskan dana sebesar Rp7 miliar untuk membangun setiap gerai Alfa supermarket. Suantopo menuturkan, kendati agresif membuka jaringan baru, perseroan akan mulai melakukan efisien pada sejumlah pos. Upaya ini ditempuh, mengingat pertumbuhan beban lebih kencang ketimbang peningkatan pendapatan.

Pada kuartal I 2016, beban perseroan tercatat tumbuh 30 persen, yaitu dari Rp1 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp1,3 triliun. Sementara, pendapatan bersihnya naik 25,6 persen atau menjadi Rp1,85 triliun. "Manajemen menuntut kami untuk melakukan efisiensi. Jadi, kami lakukan kajian terhadap sumber daya manusia. Lalu pengecekan material toko yang tidak diperlukan. Yang tidak perlu yang bisa diefisiensikan akan kami efisiensi," pungkasnya.

Berdasarkan laporan keuangan MIDI, beban gaji mencapai 10 persen dari total belanja modal. Selain itu, perseroan juga akan lakukan efisiensi listrik. Perusahaan ritel PT Midi Utama Indonesia Tbk mengaku penjualannya tidak terganggu dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan konsumen membayar kantong plastik yang digunakan ketika membeli barang di pusat perbelanjaan dan minimarket.

Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan Suantopo Po mengaku akan selalu mendukung kebijakan pemerintah, termasuk memberlakukan kantong plastik berbayar. "Kami tidak masalah dengan program plastik berbayar ini karena tingkat kesadaran konsumen juga sudah tinggi. Prinsipnya kami akan mendukung program pemerintah," katanya di Tangerang, Jumat (27/5).

Ia mengaku, penjualan atau pendapatan perseroan tidak menurun setelah pemerintah menerapkan kebijakan tersebut. Hal itu terlihat dari meningkatnya pendapatan perseroan pada kuartal I 2016 ini. Emiten berkode MIDI di Bursa Efek Indonesia ini membukukan laba bersih kuartal I 2016 sebesar Rp13 miliar. Perolehan ini meningkat 47,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp9,01 miliar.

Pada kuartal I 2016 perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 25,6 persen dari Rp1,48 triliun menjadi Rp1,85 triliun. Dengan kontribusi pendapatan terbesar dari penjualan produk makanan sebesar Rp1,2 triliun dan non makanan 599 miliar.

Wednesday, May 25, 2016

Memberatkan APBN dan Kurangi Beban Gaji ... PNS akan Dirasionalisasi

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) menyebut akan memangkas jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dinilai tidak berkompeten di bidangnya. Berdasarkan catatan Kementerian PAN RB, jumlah PNS di Indonesia saat ini mencapai 4,517 juta yang terdiri dari guru sebesar 32 persen, medis 0,7 persen, paramedis 6 persen, dan yang paling banyak adalah pejabat fungsional mencapai 42 persen.

"Kelompok ini, 42 persen dari 4,517 juta, atau sekitar 1,9 juta (PNS fungsional) yang akan kami rapikan. Kami akan melakukan pemetaan kompetensi kualifikasi kinerja. Ini dimasukkan ke dalam kuadran-kuadran menjadi 4 kuadran," ujat Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN-RB, Setiawan Wangsaatmadja pada Pencanangan Nilai dan Budaya Kerja di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2016).

Empat kuadran atau empat kelompok PNS terbagi atas kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing aparatur negara. Para PNS yang berada pada kuadran pertama merupakan PNS dengan kinerja terbaik sedangkan yang berada pada kuadran keempat dianggap tidak berkompetensi di bidangnya sehingga akan dipangkas untuk mengurangi beban negara.

"Pertama, PNS yang kinerja dan klasifikasi kompetensinya sesuai akan dipertahankan dan akan dipromosikan. Kedua kinerja bagus tapi kompetensi kurang sesuai sehingga harus diklat. Ketiga, tidak berkinerja tapi kompetensi sesuai, kelompok ini mungkin tidak cocok dengan atasan, akan diperlakukan mutasi. Keempat orang-orang yang kinerja kualifikasi dan kompetensi tidak sesuai. Ini kelompok yang kita pikirkan akan dirasionalisasi," tegas Setiawan.

Pihaknya menilai sistem remunerasi dalam satuan aparatur negara harus adil dan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. "Perlakuan satu sama lain seperti penggajian dan tunjangan harus fair. Orang bisa naik gaji karena kinerjanya," ujar Setiawan. Sementara itu Menperin Saleh Husin mengatakan, nilai dan budaya kerja merupakan bagian dari revolusi mental untuk mewujudkan manusia yang berintegritas, mau bekerja keras dan semangat bergotong royong.

Langkah ini diharapkan berdampak positif bagi pertumbuhan industri di Indonesia,” kata Menperin.

APINDO Dukung Tax Amnesty dan Kontribusinya Pada Negara

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyesalkan pernyataan-pernyataan miring seputar rencana pemerintah menerapkan kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty. Bahkan ada lembaga swadaya masyarakat yang menyebut rencana kebijakan itu hanya pro-pengusaha.

"Aneh, ya gitu selalu menyerang dunia usaha dan menyerang pemerintah tetapi kami bingung mereka kontribusinya untuk negara apa ya?," ujar Ketua APINDO Haryadi Sukamdani.

Di mata APINDO, rencana kebijakan pengampunan pajak punya banyak sisi positif. Sebab dengan masuknya dana yang selama ini tidak terdata, likuiditas di dalam negeri bisa bertambah. Selain itu kata Haryadi, APINDO yakin transparansi perpajakan akan jauh lebih baik dengan adanya tax amnesty. Sebab, dana yang masuk akan terpantau oleh Direktorat Jenderal Pajak.

"Kami melihat tax amnesty lebih kepada jangka panjang. Kami ingin semua wajib pajak ini tranparansi dan apa yang ada di tax amnesty itu juga diterapkan oleh negara yang menerapkan kebijakan itu. Jadi buat apa komentar kaya gitu kan? (Menyudutkan pengusaha)," kata Haryadi.

Tolak Tax Amnesty
Sebelumnya, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menolak kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty. Menurut Koordinator Advokasi dan Investigasi Fitra, Apung Widadi, ada beberapa argumentasi mengapa kebijakan ini tidak perlu dilanjutkan.

Salah satunya, tax amnesty dianggap terlalu pro-konglomerat atau pro-pengusaha. Sesuai dengan asumsi yang disampaikan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, dana yang akan masuk langsung ke anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya Rp 60 triliun, atau maksimal Rp 100 triliun.

Angka itu merupakan uang tebusan dari dana yang dideklarasikan yang ditaksir sebesar Rp 5.000 triliun sampai Rp 8.000 triliun. "Kalau hanya Rp 60 triliun itu tidak bisa menutupi defisit APBN kita yang sampai Rp 273 triliun," kata Apung di Kantor Seknas Fitra, Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Ketidakadilan Sosial Dalam Tax Amnesty ... Ketika Uang Lebih Bernilai Dari Keadilan

Perdebatan seputar rencana pemerintah menerapkan kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty kembali mencuat. Kali ini hal yang diperdebatkan adalah tarif tebusan yang harus dibayar peserta tax amnesty kepada negara. Di mata sebagian pihak, tarif tebusan yang tertuang dalam draf RUU Tax Amnesty terlalu rendah dan tidak memenuhi rasa keadilan masyakarat yang selama ini membayar pajak.

Lantas mungkinkah ada keadilan dalam penerapan kebijakan tersebut?.

Bagi pengamat perpajakan dari Universitas Indonesia (UI), Darussalam, mencari rasa keadilan dari kebijakan tax amnestymemang bukan perkara mudah. Sebab, konsekuensi logis dari kebijakan pengampunan pajak adalah adanya ketidakadilan.

"Sekarang kita berdebat soal tarif dan dibawa ke ranah adil atau tidak adil. Ada yang bilang angka tarif sekarang kekecilan, kalau bisa tarifnya dinaikan lagi. Lantas pertanyaanya mau dinaikan hingga berapa?," ujar Darussalam. "Umpamanya mau dinaikan menjadi 10 persen tarif tebusannya, apakah itu sudah memenuhi rasa keadilan?," lanjut dia.

Di mata hukum kata Darussalam, saat bicara keadilan pajak, tentunya harus mengacu kepada besaran tarif pajak penghasilan (PPh). Saat ini kata dia, wajib pajak badan usaha dikenakan PPh 25 persen sedangkan wajib pajak pribadi yakni PPh 30 persen dan denda maksimal 48 persen.

Meski sudah ada ketentuan itu, ucap dia, tetap saja pemenuhan rasa keadilan dalam kebajikan tax amnesty sulit diukur dengan pasti. "Keadilannya tidak akan pernah selesai karena abstrak, ukurannya susah," ucap Darussalam. Ia menyarankan, pemerintah dan DPR tidak terpaku hanya kepada persoalan tarif tebusan untuk memenuhi rasa keadilan masyakarat. Jangan sampai akibat tarif tebusan yang tinggi, tax amnesty jadi sepi peminat.

Menurut dia, seharusnya pemerintah dan DPR fokus kepada dana yang bisa dibawa pulang ke dalam negeri atau dana repatriasi hasil kebijakan tax amnesty. "Jangan sampai perdebatan tarif membuat tax amnesty gagal. Karena yang dicari bukan uang tebusan tapi dana repatriasinya," kata dia. Sejauh ini, tarif tebus yang akan berlaku untuk deklarasi adalah 2 persen untuk tiga bulan pertama, 4 persen untuk tiga bulan kedua, dan 6 persen untuk enam bulan selanjutnya hingga 31 Desember 2016.

Sementara untuk tarif tebusan yang berlaku atas repatriasi dana adalah 1 persen untuk tiga bulan pertama, 2 persen untuk tiga bulan kedua, dan 3 persen untuk 6 bulan selanjutnya. Saat rapat dengan Komisi XI DPR membahas RUU Tax Amnesty awal pekan ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan ada sekitar 6.519 WNI yang menyimpan kekayaannya di luar negeri.

Berapa banyak kekayaan mereka yang disimpan di luar negeri?

Jumlah mencapai sekitar Rp 4.000 triliun. Jika dirata-rata, maka satu WNI menyimpan aset di luar negeri sebanyak Rp 614 miliar. Akumulasi kekayaan yang disimpan di luar negeri itu tidak pernah dilaporkan oleh si empunya sehingga tidak pernah dibayarkan pajaknya.

Padahal, berdasarkan aturan pajak di Indonesia, setiap WNI yang menjadi wajib pajak harus menyetor pajak dari setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WNI bersangkutan.
  • Pajak ini disebut pajak penghasilan atau PPh.
  • Besaran tarif PPh bervariasi, berkisar 5 – 30 persen dari setiap tambahan penghasilan, tergantung seberapa besar penghasilannya.
  • Semakin besar tambahan penghasilan, semakin besar tarif PPh-nya.

Apabila jumlah WNI yang menyimpan dananya di luar negeri dibandingkan total penduduk Indonesia yang sebanyak 255 juta, maka persentasenya hanya 0,000026 persen. Amat sangat kecil dan tidak signifikan sama sekali. Namun, betapa dahsyat kekayaan yang mereka miliki tanpa harus membayar pajak sama sekali. Sebab, simpanan mereka yang sebesar Rp 4.000 triliun itu ternyata hampir dua kali lipat dari belanja negara.

Total belanja negara tahun 2016 ini ditetapkan sebesar 2.095,7 triliun. Belanja itu dipakai antara lain untuk membayar gaji sekitar 4,5 juta PNS, 900.000 TNI/polri, dan pegawai pemerintah lainnya di seluruh Indonesia. Dana itu juga digunakan untuk belanja barang dan modal termasuk membangun infrastruktur seperti waduk, jalan, bandara, pelabuhan di seantero Indonesia.

Yang lebih mencengangkan, jumlah simpanan WNI super kaya di luar negeri ternyata hampir sebanding dengan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia yang sebesar Rp 4.561 triliun per akhir Maret 2016.

M2 terdiri dari uang kartal, uang kuasi, dan surat berharga.

Uang kartal merupakan uang pecahan yang beredar di masyarakat. Uang yang ada di dompet kita merupakan bagian dari uang kartal. Sementara uang kuasi adalah uang yang wujud tidak kita pegang seperti tabungan, deposito, dan giro di perbankan. Jumlah M2 mencerminkan kekayaan seluruh masyarakat Indonesia yang disimpan dalam bentuk uang dan sejenisnya di dalam negeri.

Jadi, simpanan seluruh masyarakat Indonesia yang sebanyak 255 juta hampir setara dengan simpanan 6.519 WNI super kaya di luar negeri.





Kondisi itu menunjukkan betapa timpangnya pendapatan di Indonesia dan dengan adanya tax amnesty ini maka ketimpangan akan semakin besar. Hampir setengah kekayaan total bangsa hanya dimiliki oleh segelintir orang yang jumlahnya tak sampai 1 persen dari jumlah penduduk. Wajar saja, angka gini rasio Indonesia tergolong tinggi.

Gini rasio atau Koefisien Gini adalah ukuran yang dikembangkan oleh ahli statistik Italia bernama Corrado Gini, Koefisien ini digunakan untuk mengukur kesenjangan kekayaan antar penduduk. Semakin kecil angkanya, semakin rendah kesenjangannya. Sebaliknya, semakin besar angkanya, maka kesenjangan pendapatan semakin melebar.

Di seluruh dunia, gini rasio bervariasi, mulai 0,25 yakni Denmark hingga 0,70 yakni Namibia. Adapun angka gini rasio Indonesia, berdasarkan data BPS adalah 0,4. Dalam 20 tahun terakhir, Gini rasio Indonesia cenderung membesar. Kondisi ini menunjukkan, kesenjangan pendapatan semakin melebar.

Dengan kata lain, orang kaya makin kaya, orang miskin tambah miskin seperti juga yang terjadi di Jakarta tahun 2015 dimana kesenjangan antara orang kaya dan miskin semakin lebar. Tidak jelas program Gubernur DKI untuk mempersempit kesenjangan ini.

Melebarnya pendapatan, juga terkonfirmasi dari data distribusi simpanan di perbankan yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Data tersebut membagi simpanan dalam 7 rentang nominal yakni simpanan di bawah Rp 100 juta; simpanan Rp 100 – 200 juta, Rp 200 – 500 juta, Rp 500 juta – 1 miliar; Rp 1 – 2 miliar; Rp 2 – 5 miliar, dan di atas Rp 5 miliar.

WNI super kaya tentu digolongkan sebagai pemilik rekening dengan nominal simpanan di atas Rp 5 miliar. Dilihat dari jumlah rekeningnya, pemilik simpanan di atas Rp 5 miliar hanya sebanyak 78.177 rekening atau 0,04 persen dari total rekening simpanan di industri perbankan Indonesia yang sebanyak 175.904.630 rekening.

Namun nilai simpanan segelintir pemilik rekening itu mencapai Rp 2.115 triliun atau 46,48 persen total simpanan di perbankan nasional yang mencapai Rp 4.550,91 triliun. Dilihat dari pangsa terhadap total simpanan, ternyata nilai simpanan di atas Rp 5 miliar cenderung meningkat. Pangsanya per Maret 2016 mencapai 46,48 persen, lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang 45,66 persen.

Sebaliknya, pangsa simpanan di bawah Rp 5 miliar turun dari 54,34 persen menjadi 53,52 persen. Padahal, porsi jumlah rekeningnya tetap yakni sebesar 0,04 persen. Artinya, akumulasi kekayaan dari segelintir pemilik simpanan di atas Rp 5 miliar lebih cepat dibandingkan pemilik simpanan di bawah Rp 5 miliar. Dengan kata lain, ketimpangan makin melebar.











Nah kini, melalui Tax Amnesty, dana simpanan WNI di luar negeri yang sebesar Rp 4.000 triliun itu coba diambil manfaatnya oleh negara. Para WNI super kaya yang menyimpan dananya di luar negeri sejatinya adalah para pelanggar hukum. Sekurangnya mereka melanggar administrasi perpajakan karena tidak melaporkan kekayaannya secara semestinya. Agar mereka mau melaporkan kekayaannya itulah, pemerintah memberi insentif berupa pengampunan pajak.

Dalam draft RUU Tax Amnesty disebutkan, insentif bagi pemohon tax amnesty antara lain penghapusan pajak terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana dibidang perpajakan. Selain itu, tidak dilakukan penagihan pajak dengan surat paksa, pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, serta penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan.

Bahkan, dengan memohon tax amnesty, pemeriksaan pajak atau pemeriksaan bukti permulaan terhadap pemohon akan langsung dihentikan. Pemberian tax amnesty hanya dikecualikan untuk mereka yang memperoleh kekayaan melalui tindak pidana terorisme, narkoba dan perdagangan manusia. Artinya, bagi mereka yang diduga melakukan tidak pidana korupsi, pencucian uang, penggelapan pajak akan dibebaskan dari segala sangkaan bila mengajukan tax amnesty.

Baca : APINDO Dukung Tax Amnesty

Untuk mendapatkan insentif yang dahsyat tersebut, WNI super kaya yang menyimpan dananya di luar negeri cukup membayar uang tebusan. Besarnya tarif tebusan masih dibahas oleh Panja RUU Tax Amnesty yang terdiri dari perwakilan Kementerian Keuangan dan perwakilan Komisi XI DPR.

Namun, sejauh ini, pemerintah dan DPR tampaknya setuju dengan skema ini :
  1. Untuk gelombang pertama, tarif tebusan sebesar 2 persen untuk repatriasi dan 4 persen untuk non repatriasi
  2. Untuk gelombang kedua, tarif tebusan 3 persen untuk repatriasi dan 6 persen untuk non repatriasi.
Tarif tebusan itu akan dikenakan untuk seluruh kekayaan yang dilaporkan.

Dalam skema tersebut, pemohon yang bersedia membawa dananya ke Indonesia (repatriasi) akan dikenakan tarif yang lebih rendah dibandingkan bagi mereka yang tetap menaruh dananya di luar negeri. Berdasarkan hitung-hitungan yang dilakukan, Menkeu Bambang optimistis pemerintah bisa mendapatkan dana sekitar Rp 165 triliun dari pembayaran uang tebusan simpanan WNI di luar negeri.

Uang tebusan yang hanya 2 -3 persen rasanya sangat tidak memberatkan. Apalagi, uang untuk membayar tebusan itu segera akan mendapatkan gantinya. Sebab, dengan ditempatkan di deposito saja, WNI super kaya akan mendapatkan bunga sebesar 7 – 9 persen. Jika dibelikan Surat Utang Negara, bunganya bisa lebih tinggi.

Jadi, tax amnesty tidak hanya membebaskan pemohon dari jerat hukum, tetapi juga akan memperkaya pemohon. Sementara, WNI yang patuh bayar pajak akan gigit jari. Sebab, dengan kepatuhannya, mereka harus bayar pajak 5 – 30 persen.

Apakah ketimpangan akan semakin membesar? Tentu saja.

Ekonomi Lesu ... Bisnis Properti Terjun Bebas

Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menerima banyak keluhan dari para pengembang properti menyusul anjloknya penjualan hunian pada kuartal I 2016.  Ketua Umum REI Eddy Hussy mengungkapkan hampir semua pengembang properti mengalami penurunan penjualan selama periode Januari-Maret 2016. Penurunan terbesar terjadi untuk penjualan hunian kelas menengah ke atas.

"Penurunannnya macam-maca, ada yang 10-15 persen. Bahkan ada pula yang anjlok hingga 30 persen," ungkap Eddy.  Beruntung, kata Eddy, ada program sejuta rumah yang diinisiasi oleh pemerintah. Kebijakan itu dinilainya cukup efektif menstabilkan penjualan rumah untuk ketgori menengah ke bawah.

"Tak hanya pengembang kecil yang ikut dalam progam sejuta rumah, tetapi pengembang besar seperti Agung Podomoro juga ikut membangun rumah bersubsidi," katanya.  Namun, ia menyoroti masalah pembiayaan yang menghambat pertumbuhan industri properti nasional. Di satu sisi, katanya, pengembang saat ini menghadapi masalah keterbatasan pembiayaan pembangunan, sedangkan di sisi lain banyak konsumen yang masih diberatkan dengan ketentuan kredit pemilikan rumah (KPR).

Eddy Hussy mengatakan REI sejak Mei tahun lalu menegaskan komitmennya untuk turut membantu program sejuta rumah yang digalakkan pemerintah. Untuk itu, REI menargetkan pembangunan 230 ribu unit hunian.  "Realisasinya dari Mei tahun lalu hingga saat ini sudah terbangun sekitar 100 ribu lebih,' katanya.

Kendati pasar sedang lesu, Eddy masih optimistis target pertumbuhan 10 persen yang dibuat REI masih dapat tercapai pada tahun ini. "Itu kalau semua kebijakan yang dijanjikan pemerintah dan BI jalan," katanya.  Terkait itu, Eddy menyinggung soal kebijakan penurunan pajak penghasilan (PPh) final atas penghasilan dari pengalihan aset dalam skema kontrak investasi kolektif (KIK) bagi perusahaan penerbit instrumen investasi Dana Investasi Real Estat (DIRE).

Meskipun tarif PPh-nya diturunkan dari 5 persen menjadi 0,5 persen, tetapi Eddy menganggap belum cukup menarik bagi investor untuk mempercayakan pengelolaan dananya dalam bentuk DIRE. Pasalnya, hal itu tidak diimbangi dengan penurunan tarif Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) oleh pemerintah daerah.

"Kami berharap Pemda segera menurunkan BPHTB. Katakanlah BPHTB-nya 1 persen dan PPh DIRE 0,5 persen, itu sudah sangat bagus, karena di banyak negara lain itu nol persen (untuk DIRE)," tuturnya

Ini Daftar Emiten yang Dicoret dan Masuk Daftar Saham Efek Syariah

Otoritas Jasa Keuangan mencatat ada 14 emiten yang sahamnya dicoret dari Daftar Efek Syariah (DES) periode pertama 2016. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Sarjito mengatakan, 14 emiten tersebut telah masuk DES sejak periode kedua 2015. Karena sudah tidak memenuhi persyaratan, emiten-emiten tersebut dicoret dari DES periode pertama 2016.

"Alasannya karena emiten tersebut memiliki rasio utang berbasis bunga lebih dari 45 persen atau rasio pendapatan non-halal lebih dari 10 persen," ujar Sarjito kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/5/2016). Sarjito menyebutkan, keputusan tersebut sesuai Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor Kep-22/D.04/2016 tentang Daftar Efek Syariah dan keputusan tersebut mulai berlaku efektif 1 Juni 2016.

Berikut 14 emiten yang sahamnya masuk DES Periode pertama tahun 2016.

1. PT Mahaka Media Tbk
2. PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
3. PT Sinar Mas Agroo Resources and Technoology Tbk
4. PT Tirta Mahakam Resources Tbk
5. PT Golden Eagle Energy Tbk
6. PT Smartfren Telecom Tbk
7. PT Gajah Tunggal Tbk
8. PT Perdana Karya Perkasa Tbk
9. PT Mega Manunggal Property Tbk
10. PT Media Nusantara Citra Tbk
11. PT Fajar Surya Wisesa Tbk
12. PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk
13. PT Singleterra Tbk
14. PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk


Otoritas Jasa Keuangan mencatat ada 26 emiten yang sahamnya masuk dalam kategori Daftar Efek Syariah (DES) periode pertama tahun 2016. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Sarjito mengatakan, DES menjadi penting karena DES bisa menjadi acuan penempatan investasi para investor di portofolio efek syariah.

"DES ini bisa jadi panduan para investor dan penyedia indeks syariah," ujar Sarjito kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/5/2016). Dengan masuknya 26 emiten baru yang sahamnya masuk ke dalam DES periode pertama tahun 2016 maka total DES saat ini sebanyak 321 saham. DES terbaru tersebut mulai berlaku efektif sejak 1 Juni 2016.

Adapun kriteria yang harus ditempuh emiten untuk masuk dalam DES yakni total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak lebih dari 45 persen dan total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen.

Berikut ini adalah 26 emiten baru yang masuk ke dalam DES periode pertama tahun 2016:

1. PT Pudjiadi Prestige Ltd Tbk
2. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk
3. PT Mitra Pemuda Tbk
4. PT Krakatau Steel Tbk
5. PT Centris Multipersada Pratama Tbk
6. PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
7. PT Nipress Tbk
8. PT Berlina Tbk
9. PT Indal Aluminium Industry Tbk
10. PT Kino Indonesia Tbk
11. PT Trans Power Marine Tbk
12. PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
13. PT Inti Bangun Sejahtera Tbk
14. PT Budi Strach and Sweetener Tbk
15. PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk
16. PT Dua Putra Utama Makmur Tbk
17. PT Anabatic Technologies Tbk
18. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
19. PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
20. PT Indonesia Pondasi Raya Tbk
21. PT Resources Asia Pasifik Tbk
22. PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk
23. PT Surya Citra Media Tbk
24. PT Ateliers Mecaniques D'Indoonesie Tbk
25. PT Intermedia Capital Tbk
26. PT XL Axiata Tbk

Surga Wisata Belanja Singapura Telah Mati

Ruang muka toko yang kosong di distrik perbelanjaan Singapura mungkin akan menjadi pemandangan umum.  Sebelumnya, pusat Singapura, Orchard Road, menjadi magnet bagi para turis untuk menikmati berbelanja di mal dan departemen store Jepang, Takashimaya. Sejak 2009, pusat belanja ini terus meningkat hingga mencapai level tertinggi.

Namun kemudian, perekonomian di sekitar wilayah tersebut harus berjuang dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi, mengatasi perlambatan pembelanjaan konsumen, sementara para broker properti ingin para riteler melakukan skalasi ulang dan menutup toko.  Harga sewa mal terus turun dari puncaknya di 2014, tetapi tetap saja tidak bisa meyakinkan sejumlah brand besar untuk bertahan di sana.

Berikut lima alasan mengapa Singapura tidak bisa lagi mepertahankan statusnya sebagai surga belanja:
  1. Tech Savvy
    Warga Singapura merupakan pembelanja paling tech savvy di Asia, dengan jumlah pembelanja online lebih banyak dibanding konsumen di Hong Kong dan Malaysia.  "Ritel berubah sebab e-commerce dan mal-mal perlu mereposisi diri mereka untuk menghadapi masa mendatang," kata John Lim, chief executive officer di ARA Asset Management, yang memiliki sejumlah mal di Singapura, Hong Kong dan Malaysia. Mal harus melakukan fokus model baru pada outlet makanan, entertainment, layanan dan perbankan dan lebih sedikit fesyen dan produk konsumer, lanjut dia. 
  2. Toko-toko yang Tutup
    Sejumlah peritel besar hengkang dari Singapura. Al-Futtaim Group, distributor untuk sejumlah brand besar seperti Marks & Spencer dan Zara, berencana menutup 10 toko di Singapura tahun ini, walaupun grup ini tetap membuka toko di Malaysia dan Indonesia.  Merek Inggris New Look dan jaringan ritel pakaian pria asal Perancis Celio berencana menutup toko di semester II tahun ini.  Serta, lebih banyak tenant akan mengikuti jejak riteler besar tersebut, menurut broker properti Cushman & Wakefield Inc. 
  3. Dampak Ekonomi China
    Seperti halnya Hong Kong, Singapura juga terdampak pada perlambatan ekonomi China. Turis dan pembelian dari China menurun, atau membelanjakan uangnya sehemat mungkin. "Turis China datang ke Singapura lebih untuk menikmati pengalaman ketimbang membeli barang-barang," kata Christine Li, Direktur Riset Cushman & Wakefield di Singapura. "Dunia dan globalisasi membuat orang bisa dengan mudah menemukan barang yang sama di mana saja. Diferensiasi jadi kunci utama memenangkan persaingan antar ritel, tapi di Singapura tidak terlihat atau jarang," lanjut dia. 
  4. Perekonomian yang Sulit
    Para pembelanja domestik juga turut mengetatkan uang belanjanya. Akibatnya, harga konsumen Singapura turun sepanjang 17 bulan berturut-turut di Maret, sebagai periode penurunan terlama.  Hal ini menunjukkan dampak dari penurunan harga minyak dan melemahnya perekonomian. Jika perekonomian terus melemah dan banyak PHK terjadi, maka sewa tempat perbelanjaan bisa turun 5 persen tahun ini, menurut Colliers International. 
  5. Pasokan Mal Meningkat
    Suplai mal meningkat dan menekan harga sewa dan meningkatkan level kosong. Singapura akan menambah 4 juta kaki persegi untuk ruang ritel dalam tiga tahun kedepan, menurut data Cushman & Wakefield.

Pusat Belanja Mall Bassura City Di Jakarta Timur Telah Dibuka

Pusat belanja terbaru di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, yaitu Mall @Bassura City resmi dibuka, Kamis, (26/5/2016). Mal yang dikembangkan Synthesis Development ini dirancang dengan konsep lifestyle family shopping. "Lokasinya tidak susah dicari. Semua yang lewat dari Kasablanka ke arah timur, misalnya Kalimalang, bisa langsung menemukan mal ini. Tempat ini bisa jadi meeting point, pertemuan bisnis, arisan keluarga, dan lain-lain," ujar Center Director Mall @ Bassura Nina Oppusunggu.

Mall@Bassura adalah bagian dari kawasan properti multifungsi Bassura City. Pengembangan ini dibangun di atas lahan 4 hektar terdiri dari 9 menara apartemen dan 4,5 lantai mal. Nina memperkirakan Bassura City siap dihuni oleh 14.000 jiwa. Lokasinya diklaim strategis, karena bisa diakses dari pusat perkantoran Kasablanka, Kuningan dan Sudirman.

Sementara itu, total gross area Mall@Bassura adalah 135.000 meter persegi. Saat ini, mal tersebut telah disewa 130 peritel, antara lain Superindo, Cinema XXI, Inul Vizta Karaoke, Amazone Family Entertainment, dan Foodcourt Eat & Eat.

Menyusul Heritage, The Executive, Color Box, Tira Jeans, Starbucks, J.Co Donuts, Breadtalk, Mokka Coffee, Lotteria, Tawan, lchiban Sushi, Bakmi GM, Christopher Salon, Rudy Hardisuwarno Salon, Optik Tunggal, Optik Melawai, Optik Seis, My Time, Guardian, Erafone, Dwidaya Tour, dan Bank Mandiri.

Serangkaian acara dalam rangka Grand Opening Mall@Bassura dihadirkan untuk memberikan edukasi dan hiburan bagi masyarakat. Grand opening akan ditutup dengan acara pencetakan Rekor MURI atas penampilan secara non-stop 34 tarian tradisional pada Minggu, 29 Mei 2016.

Beberapa momen istimewa juga akan dihadirkan sepanjang bulan Mei hingga Juli 2016 mendatang seperti “Colorful Ramadhan' untuk menyambut bulan Ramadhan, “Jakarta Great Sale' dalam rangka Ulang Tahun Jakarta ke 489 dan "Growmg Fun with Sesame Street” untuk menyambut liburan sekolah.

Monday, May 23, 2016

Bank Nasional Lebih Suka Beli Obligasi Daripada Mejalankan Fungsi Sebagai Penyalur Kredit

Bank Indonesia (BI) melihat aliran simpanan perbankan lebih banyak mengalir ke surat berharga dibandingkan dengan penyaluran kredit. Ini yang menjadi salah satu alasan pertumbuhan kredit lebih pelan pada kuartal I-2016. Demikianlah diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/5/2016).

"Kita juga tahu bahwa DPK (Dana Pihak Ketiga) cukup banyak yang mengalir ke surat berharga negara. Ataupun kepada instrumen sukuk dan ORI. Sehingga kita melihat pertumbuhan kredit yang lebih pelan," paparnya. Kredit perbankan sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Baik kredit dalam ukuran mikro maupun korporasi.

"Kami juga ingin agar jangan sampai ekspansi kredit tertahan. Kalau seandainya bank-bank yang mengelola usahanya yang baik, NPL terjaga kita akan coba memberikan satu kelonggaran di makro prudensial, tapi bentuknya masih belum bisa kami sampaikan. Ini adalah pesannya," papar Agus.

Meski demikian, Agus melihat pertumbuhan kredit bisa meningkat pada kuartal II- 2016. Seiring dengan ekonomi yang lebih menggeliat seperti tahun-tahun sebelumnya. "Sekarang pun kita masih melihat di semester II pertumbuhan kredit akan baik, dan masih akan dua digit walaupun sekarang ada di single digit. Karena, di kuartal I kan spending pemerintah agak pelan tidak seperti yang diharapkan, dan swasta juga masih belum terlalu bergerak," paparnya.

Seperti diketahui, ada wacana untuk pelonggaran Loan to Value (LTV) untuk kendaraan bermotor dan properti. Ini bertujuan agar pembayaran uang muka oleh konsumen menjadi lebih rendah dan penyaluran kredit dari industri tersebut bisa tumbuh lebih tinggi.

"Ini masih dalam pembahasan," tegas Agus.

Bank Indonesia : Kualitas Uang Palsu Indonesia Buruk

Kepala Divisi Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia Hasiholan Siahaan mengatakan uang palsu tak mungkin ada yang berkualitas bagus. Jangankan mirip, yang berkualitas nomor dua pun tak mungkin. "Tidak ada uang palsu berkualitas bagus, bahkan yang KW1 pun tak ada," kata Hasiholan saat ditemui di gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Senin (23/5).

Hasiholan menjelaskan tidak sulit sebenarnya untuk membedakan mana uang asli dan mana uang palsu. Sistem 3D (dilihat, diraba, diterawang) dianggap efektif untuk bisa membedakan keaslian uang-uang tersebut.

Selain itu, ada satu cara lain yang bisa memudahkan masyarakat dalam membedakan uang palsu dan uang asli, yaitu menggunakan alat sinar ultraviolet. Alat tersebut sebenarnya sudah lazim digunakan di pusat perbelanjaan atau restoran ternama.

"Kalau masyarakat menerima uang dalam jumlah banyak lebih baik teliti dulu dan bisa deteksi menggunakan sinar ultraviolet," kata Hasiholan. Meski menyarankan agar melakukan sinar ultraviolet atau 3D, Hasiholan tetap meminta agar masyarakat melakukan transaksi non tunai jika berurusan dengan uang yang nilainya tinggi. Hal tersebut bisa mengurangi potensi penyebaran uang palsu di masyarakat.

Sebelumnya penyidik Bareskrim Polri menangkap dua anggota sindikat peredaran uang palsu di Jakarta. Mereka ditangkap di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Agung Setya Imam Efendi berkata penangkapan dilakukan setelah sebelumnya penyelidik mendapat informasi terkait keberadaan uang palsu. Setelah informasi diperoleh, penyelidik pun melakukan operasi dengan berpura-pura bertindak sebagai pembeli uang palsu tersebut.

"Pada tanggal 19 Mei petugas bertemu dengan tersangka W di depan sebuah Hotel di taman mini, setelah itu dilakukan penangkapan dan penggeledahan," kata Agung, pekan lalu. Dalam penggeledahan itu petugas menemukan dua ribu lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu.

Setelah menangkap W, polisi langsung mengembangkan kasus ini. Target selanjutnya adalah rekan M yang berinsial M. Pada hari yang sama, M juga ditangkap. Dari tangannya, polisi menyita 16 ribu lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu. "Saat ini dua orang pelaku dan barang bukti 18 ribu lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu telah berada di Bareskrim guna penyidikan lebih lanjut," katanya.

Para tersangka terancam hukuman penjara selama 15 tahun, sesuai isi Pasal 36 ayat 2 dan 3 Undang-undang nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang. Mereka juga terancam hukuman denda hingga Rp50 miliar atas perbuatannya

Daftar Penerima BTN Property Awards 2016

PT Bank Tabungan Negara (Persero) memberikan penghargaan kepada pengembang maupun instansi pemerintah yang membantu penyediaan hunian terjangkau. Penghargaan ini diberikan dalam acara bertajuk BTN Property Awards. Para penerima penghargaan itu antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bapertarum-PNS, dan para pengembang perumahan.

"Para pengembang dan mitra pemenang ini akan diberikan kemudahan untuk kredit dan fasilitas lainnya, sehingga akan memberikan daya ungkit dan percepatan penyediaan ruang," jelas Direktur Utama Bank BTN Maryono dalam acara BTN Property Award 2016 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2016).

Berikut ini adalah daftar pemenang BTN Property Award 2016:

Kategori Mitra Utama Nasional

Kementerian PUPR
BLU PPDPP Kementerian PUPR
Bapertarum-PNS
Sarana Multigriya Finansial (Persero)

Kategori Kemitraan Pengembang Nasional BTN

Pengembang dengan konsep Pembangunan Kota Mandiri
Sinarmas Land

Kategori Penjualan Ritel "Supermarket Unik"
Paramount Land

Kategori Pengembang dengan Kawasan Hunian Terpadu Terbesar
Lippo Home

Kategori Pembangunan Water Front City Terbesar di Indonesia Timur
Ciputra Grup

Pengembang Telah Memberikan Kontribusi Kredit Komersial Terbaik Tingkat Nasional
1. Bina Karya Grup
2. Duta Paramindo Sejahtera
3. PP Property

Kontribusi Terbaik Kredit Small and Medium Tingkat Nasional


1. PT Farama Mitra Mandiri
2. Gunadi Hardjakusuma
3. Andrison

Kategori Pengembang Mitra Terbaik BTN Syariah Tingkat Nasional

1. PT Sinarmuda Setia Pertiwi
2. PT Graha Nusa Pertiwi
3. PT Rizki Mustika Abadi

Kategori Pengembang KPR Subsidi Tingkat Nasional

1. PT Langgeng Pertiwi Development
2. PT Budi Langgeng Persada
3. PT Nusantara Almazia

Pengembang KPR Non Subsidi Tingkat Nasional
1. PT Purinusa Jaya Kusuma
2. PT Ispi Pratama Lestari Perkasa
3. PT Graha Anugerah Nusantara Properti

Kategori Grup Pengembang Realisasi KPR Non Subsidi Terbanyak
1. Ispi Grup
2. Duta Putra Grup
3. Buana Kasiti Grup

BTN Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan menerbitkan surat utang atau obligasi pada Juli tahun ini. Melalui penerbitan surat utang ini, BTN menargetkan meraup dana hingga Rp 3 triliun.

"Kita memang ada rencana penerbitan obligasi, kurang lebih Rp 3 triliun, untuk semester dua. Bulan Juli lah kita akan melaksanakan Obligasi," jelas Direktur Utama Bank BTN Maryono pada acara BTN Property Award 2016 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2016).

Hasil dari penjualan obligasi akan digunakan untuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan para pengembang perumahan untuk membangun lebih banyak rumah. Jenis obligasi yang akan diterbitkan oleh Bank BTN adalah obligasi berkelanjutan.

"Untuk pembiayaan KPR dan pengembang, obligasi berkelanjutan," ujar Maryono.

Dengan diterbitkannya obligasi pada bulan Juli mendatang, diharapkan target Bank BTN dalam menyalurkan KPR hingga akhir 2016 mencapai 570.000 unit rumah.

Mitra Adi Perkasa Tbk Targetkan Pertumbuhan 12 Persen Tahun 2016

PT Mitra Adi Perkasa Tbk berharap mengantongi kinerja lebih baik pada tahun 2016 ini. Peritel tersebut mematok target pertumbuhan penjualan 12%-13%. Tanpa menyebutkan besaran nilainya, manajemen Mitra Adiperkasa bilang tahun lalu hanya tumbuh single digit.

Mereka menuding melemahnya pertumbuhan ekonomi membikin daya beli masyarakat lesu. Ini tercermin dari penurunan angka same sales store growth(SSSG) atau pertumbuhan penjualan rata-rata per gerai. SSSG tahun 2014 sebesar 4% menyusut menjadi 2% pada tahun 2015. Tak heran jika realisasi pertumbuhan penjualan 2015 berkurang banyak ketimbang tahun 2014.

Penjualan Mitra Adiperkasa tahun 2014 tercatat Rp 11,82 triliun atau tumbuh 21,48% dibandingkan dengan penjualan tahun 2013. Agar tak mengulang kinerja tahun lalu, Mitra Adiperkasa pasang dua strategi. Pertama, Mitra Adiperkasa memperkuat merek yang sudah ada. Dengan kata lain Mitra Adiperkasa tak akan mendatangkan merek dagang anyar pada tahun ini.

"Kami ingin mengoptimalkan brand yang sudah ada di portfolio MAP dan hanya ekspansi brand yang sudah terbukti menguntungkan," ungkap Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan PT Mitra Adi Perkasa Tbk. Strategi kedua, Mitra Adiperkasa menambah 200 gerai. Biaya penambahan gerai masuk dalam anggaran dana belanja modal alias capital expenditure pada 2016 ini sebesar Rp 600 miliar.

Jika rencana penambahan gerai terealisasi semua, Mitra Adiperkasa akan mendapatkan tambahan luas gerai 65.000 meter persegi (m²). Sebagai catatan, saat ini perusahaan berkode saham MAPI di Bursa Efek Indonesia tersebut sudah mengoperasikan gerai dengan total luas 68.000 m².

Ada tiga kategori produk yang masuk radar ekspansi penambahan gerai Mitra Adiperkasa. Ekspansi terbesar adalah penambahan gerai untuk sektor makanan dan minuman alias food and beverages (FnB). Salah satu gerai yang akan mereka tambah adalah kedai kopi Starbucks sebanyak 50 gerai.

Sektor ekspansi gerai lain yakni fesyen. Ada lima merek fesyen yang jumlah gerainya akan bertambah, meliputi Zara, Stradivarius, Marks and Spencer, Pull & Bear serta Cotton On. Kemudian, rencana ekspansi gerai pada sektor sport alias produk olah raga.

Mitra Adiperkasa akan menambah gerai untuk gerai merek Planet Sports, Sport Station dan Kid Station. Asal tahu saja, manajemen Mitra Adiperkasa mengaku, saat ini pertumbuhan ekspansi sektor bisnis FnB memang yang terbesar. Namun begitu, kontribusi penjualan masih kalah jauh ketimbang bisnis fesyen. Kontribusi penjualan FnB 12% sedangkan bisnis fesyen sebesar 66%. Kontribusi sisanya dari bisnis department store dengan 20% dan bisnis lain-lain 8%.

Sementara mengenai bisnis anyar e-commerce bernama MAP Emall, Mitra Adiperkasa belum pasang target besar. "Kami memprediksi MAP Emall bisa menyumbang 10% ke total pendapatan setelah 10 tahun," prediksi Fetty.

Ekonomi Kalimantan Barat Makin Perkasa Tumbuh 5,93 Persen Dalam Tiga Bulan

Ekonomi Kalimantan Barat triwulan I-2016 berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) setempat tercatat naik sebesar 5,93% year on year. Angka tersebut masih lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional di periode yang sama, yaitu di 4,92%. "Jika dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar 6,33%, maka terjadi pelambatan," ujar Kepala BPS Kalbar Pitono, Kamis (6/5).

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau kuartal IV-2015, perekonomian turun sebesar 0,73%. Pertumbuhan tertinggi, menurut Pitono, dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang naik 13,26%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,78%.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ini diwarnai oleh faktor musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 15,09%.  Namun, pertumbuhan tersebut tertahan lantaran terkontraksinya kinerja konsumsi pemerintah yang minus 44,73% dan impor dengan minus 44,29%.

Dia menambahkan, struktur ekonomi yang membentuk di Kalbar pada triwulan I-2016 didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 23,90%. Selanjutnya, industri pengolahan memakan porsi 15,69%, perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 14,18% dan konstruksi sebesar 12,13%.

"Dari sisi pengeluaran sendiri struktur ekonomi kita didominasi konsumsi rumah tangga sebesar 55,59% dan pembentukan modal tetap domestik bruto 32,85%,"jelasnya. Dia menambahkan, perekonomian Kalbar berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2016 mencapai Rp 39,06 triliun.

"Namun perekonomian Kalbar yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga konstan 2010 maka hanya mencapai Rp 29,05 triliun," katanya.

Ekonomi Suram, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Sulit Tercapai

Pemerintah tampaknya harus merevisi target pertumbuhan ekonomi yang tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% bakal sulit tercapai pada tahun ini. Dasarnya adalah, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 masih jauh dari harapan. Bahkan, pada periode ini masih terjadi pelambatan ekonomi. Artinya, janji pemerintah menggeber pertumbuhan ekonomi sejak awal tahun belum membuahkan hasil.

Seperti pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 hanya 4,92% secara year on year (YoY). Angka ini memang lebih tinggi dari kuartal I 2015 hanya 4,73%, tapi turun dari kuartal IV 2015 yang tumbuh 5,04%.

Pencapaian ini jauh dari harapan pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,1%-5,2% pada kuartal I 2016. Para ekonom di industri perbankan pun menyokongnya, dengan konsesus di atas 5%.

Parahnya lagi, pemerintah yang berjanji akan mengoptimalkan anggaran belanja demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi malah tak optimal. Pengeluaran pemerintah hanya tumbuh 2,93%, tak jauh berbeda dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 2,91%, dan anjlok dari triwulan IV 2015 yang mencapai 7,31%.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui laju pertumbuham ekonomi secara kuartalan mengalami perlambatan. Baginya, belanja negara memang gagal mempercepat pertumbuhan ekonomi, karena penyerapan yang tak optimal. Penyerapan angaran hanya cepat di awal tahun, tapi tak berlanjut.

"Realisasi belanja masih kurang mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami akan terus mempercepat, terutama belanja barang dan belanja modal," kata Darmin. Catatan Kementerian Keuangan, penyerapan dana belanja negara pada triwulan I 2016 mencapai Rp 390,9 triliun atau 18,7% dari alokasi Rp 2.095,7 triliun. Persentase pencapaian ini tak jauh beda dari kuartal I 2015 Rp 367,6 triliun atau 18,5% dari pagu anggaran sebesar Rp 1.984,1 triliun.

Darmin meyakini, percepatan penyerapan anggaran, serta peningkatan konsumsi masyarakat mulai kuartal II 2016 akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mulai kuartal II akan tembus 5% dan berlanjut pada kuartal selanjutnya, sehingga target 5,3% pada tahun ini masih bisa tercapai.

BI juga memproyeksi, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua (Q2) 2016 bisa mencapai kisaran 5,2%-5,3%. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, selain karena peningkatan belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi juga akan terdorong kondisi gobal.

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) setelah melakukan rapat Federal Open Market Committe (FOMC) pada 16 Maret lalu dan bank sentral negara lainnya cenderung tidak berkeinginan menaikkan suku bunganya. Dengan demikian, BI pun akan lebih optimistis dengan melakukan pelonggaran kebijakan moneter.

Sejak akhir tahun lalu hingga bulan ini, BI melakukan pelonggaran moneter melalui penurunan giro wajib minimum (GWM) 100 basis poin (bps) menjadi 6,5% dan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 75 bps menjadi 6,75%. BI juga masih percaya, target pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3% bisa tercapai. Perkiraan BI, ekonomi Indonesia tahun 2016 akan tumbuh di kisaran 5,2%-5,6%.

Tim ekonom Bank Danamon mengakui, kondisi ekonomi nasional tahun ini lebih baik dibandingkan 2015. Namun, target pertumbuhan ekonomi 5,3% masih akan sulit tercapai. Pelambatan ekonomi masih jelas terlihat pada kuartal I 2016. Daya beli masyarakat melemah. Pertumbuhan kredit ke masyarakat juga menurun.

Industri juga melemah. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan kendaraan bermotor pada Triwulan I 2016 sebanyak 267.227 unit, turun 5,4% dari realisasi periode yang sama 2015 sebesar 282.344 unit. "Perhitungan kami, ekonomi nasional hanya akan tumbuh 5,03% pada tahun ini," kata Wisnu Wardhana, ekonom Bank Danamon.

Ancaman penghematan anggaran. Bukan tidak mungkin, realisasi pertumbuhan ekonomi akan lebih kecil lagi. Pasalnya, ada ancaman dari internal pemerintah, yakni berupa penghematan anggaran. Belakangan ini, pemerintah sibuk mengutak-atik skenario anggaran untuk antipasi lemahnya penerimaan. Ini demi menjaga defisit anggaran tak melebar dari target tahun ini sebesar 2,15% dari produk domestik bruto (PDB).

Bahkan, penghematan anggaran tidak hanya berlaku di kementerian/lembaga (K/L). Pemerintah daerah juga wajib memangkas anggaran, seperti tertuang di Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-10/MK.07/2016 tentang Pengurangan atau Pemotongan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik secara Mandiri Tahun Anggaran 2016.

Dalam Surat Edaran tersebut, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoto meminta pemotongan anggaran minimal 10% dari total pagu anggaran DAK Fisik Tahun ini. Hingga 2 Mei 2016, sebanyak 408 daerah telah menyampaikan usulan pengurangan DAK fisik. Hasil verifikasi, dari 408 daerah tersebut, total pengurangan DAK fisik baru sebesar Rp 6,3 triliun. Sementara itu, kebutuhan pengurangan anggaran DAK tahun ini sebesar Rp 8 triliun.

Tim ekonom Danamon memandang, penghematan anggaran harus dihindari jika ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi. Caranya, program tax amnestyharus direalisasikan agar sektor perpajakan mampu mendukung belanja negara. "Tax amnesty juga akan menambah likuiditas sehingga mendorong penyaluran kredit perbankan yang belakangan sulit tumbuh akibat loan deposit ratio (LDR) 89% -91% sejak pertengahan 2013," terang Wisnu.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih juga meragukan target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tercapai. "Berkaca hasil kuartal I, pertumbuhan ekonomi 2016 ini tak lebih dari 5,12%," ujar Lana. Lana juga tak sependapat dengan proyeksi BI dan Menteri Darmin terkait pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 yang akan melejit. Menurut Lana ekonomi kuartal II-2016 hanya akan tumbuh 5%-5,04%. Itu pun dengan syarat, pemerintah mampu meningkatkan daya beli masyarakat.

Peningkatan daya beli bisa tercapai jika pemerintah mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok. Ini akan jadi pekerjaan rumah yang berat, mengingat sebentar lagi memasuki bulan puasa dan Idulfitri, biasanya harga bahan pokok bergejolak.

Goldman Sachs : Dollar Akan Perkasa Dan Naik 15 Persen

Pergerakan dollar AS semakin menarik untuk dicermati. Jika dilihat, sejak awal tahun hingga akhir April lalu, tenaga dollar AS tampak terkuras. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan Bloomberg Dollar Spot Index. Ini merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dollar terhadap sepuluh mata uang dunia lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, posisi tertinggi indeks dollar tahun ini terjadi pada 22 Januari lalu. Pada waktu itu, indeks bertengger di level 1.253,10. Namun, sejak saat itu, posisi indeks berfluktuatif dan menyentuh level terendahnya di level 1.156,29 pada 2 Mei lalu.

Baru pada pekan lalu, dollar berhasil mencatatkan kenaikan terbesar dalam enam pekan terakhir sebesar 1,5%. Kondisi itu meminimalisir penurunan indeks dollar di sepanjang tahun ini hingga Rabu (11/5) menjadi 4,1%. Catatan saja, data Bloomberg menunjukkan, pada Rabu kemarin, Bloomberg Dollar Spot Index ditutup di level 1.177,51. Sejumlah analis pun berspekulasi. Benarkah dollar AS sudah menyentuh level Bottom?

Goldman Sachs Group Inc berpendapat, masa pelemahan dollar AS sudah berakhir. Pernyataan Goldman didasarkan pada data pergerakan indeks dollar pekan lalu. Dalam hasil riset yang dirilis bank investasi ini, indeks the greenback sudah reli 3% dari posisi terendah dalam setahun yang tercipta pada pekan lalu. Indeks dollar bahkan terus mendaki meskipun data pertumbuhan tenaga kerja AS merupakan yang terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Menurut Goldman Sachs, kenaikan indeks dollar pasca dirilisnya data tenaga kerja AS menunjukkan ekspektasi market akan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan suku bunga the Fed sudah melorot, sehingga mendorong dollar untuk rebound. "Kami masih bullish terhadap dollar dan menilai faktor pendorong masih sangat besar," jelas Robin Brooks, chief currency strategist Goldman Sachs di New York.

Salah satu indikasinya, lanjut Brooks, reaksi dollar tetap melambung meskipun di saat yang sama data tenaga kerja AS mengecewakan. Goldman mengestimasi, dollar akan perkasa 15% dalam dua tahun ke depan seiring normalisasi kebijakan moneter oleh bank sentral. Jika dijabarkan, ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan dollar AS ke depannya. Pertama, kebijakan suku bunga the Federal Reserve.

Meski sejumlah petinggi the Fed beberapa waktu belakangan mengeluarkan pernyataan bernada hawkish (potensi kenaikan) mengenai suku bunga AS dalam waktu dekat, namun market belum sepenuhnya yakin. Saat ini, menurut Goldman Sachs, trader memprediksi kemungkinan the Fed mengerek suku bunga sebelum musim gugur nanti hanya 6% saja. Goldman juga bilang, trader tidak lagi mengacu pada the Fed dan berpaling pada kebijakan bank sentral lain untuk memprediksi pergerakan dollar.

"Dengan kata lain, the Fed hanya selingan bagi dollar saat ini," imbuh Brooks. Sebagai contoh, Bank of Japan mengejutkan market pada bulan lalu dengan tidak mengubah suku bunga. BOJ juga enggan menambah stimulus dengan alasan ingin mengevaluasi kebijakan suku bunga negatif untuk beberapa waktu ke depan.

Selain itu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario tampak optimistis mengenai inflasi dan perekonomian pada pertemuan 21 April lalu. Hal ini mengejutkan investor yang berspekulasi ECB akan memberikan sinyal untuk menambah stimulus. Sejumlah analis yang disurvei Bloomberg juga meramal, ECB akan kembali menambah stimulus ke sistem finansial Eropa.

Kedua, data ekonomi AS. Pasar tenaga kerja AS masih menunjukkan kondisi yang positif, sehingga memudarkan kecemasan mengenai perlambatan ekonomi global. Tingkat pengangguran Amerika masih tetap rendah di level 5%. Sedangkan pertumbuhan tingkat upah secara year on year masih bergerak di kisaran 2%. Di sisi lain, pengajuan klaim pengangguran mingguan masih berada di kisaran 250.000 hingga 290.000 pada empat bulan pertama tahun ini.

Ketiga, perekonomian China semakin stabil. Saat ini, kecemasan pelaku pasar mengenai ekonomi Negeri Panda mulai mereda. Sejumlah analis menilai, ekonomi China saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Selain itu, ada sejumlah alasan mengapa perekonomian China tidak akan jatuh.

Salah satunya, yuan saat ini sudah menjadi mata uang elit Badan Moneter Internasional (IMF). Masuknya yuan ke dalam keranjang Special Drawing Right's (SDR) akan dimulai pada Oktober tahun ini. Meski dalam jangka pendek belum terlihat manfaatnya, namun untuk jangka panjang hal ini dapat mengerek tingkat permintaan yuan sehingga bisa mengembalikan mata uang ini ke posisi equilibriumnya.

Inklusi yuan ke SDR juga akan memungkinkan China meliberalisasi sektor finansial dengan membuka wilayah investasi baru. Tidak hanya itu, China juga tengah melakukan reformasi finansial. Selama ini, China mematok nilai tukar yuan terhadap dollar AS. Namun, sejak kuartal III 2015, China mengejutkan dunia finansial dengan mengendurkan nilai patokan mata uang mereka dengan menyerahkannya ke mekanisme pasar.

Dengan melakukan hal ini, China telah mengurangi intervensi pemerintah terhadap nilai tukar mata uang mereka. Kendati begitu, mereka masih mengontrol fluktuasi yuan dengan memberikan ruang kepada market untuk bereaksi secara rasional.Sementara itu, analis Societe Generale SA dan Brown Brothers Harriman & Co tidak terlalu bullish. Menurut mereka, pulihnya dollar AS sangat tergantung pada data ekonomi ke depannya.

Marc Chandler, global head of currency strategy Brown Brothers Harriman di New York berpendapat, pergerakan dollar ke atas level 108 yen dan penurunan dollar terhadap euro ke bawah level US$ 1,1350 akan memberikan sinyal dimulainya pemulihan atas kinerja dollar pada pekan lalu.

"Namun, isu utama yang dihadapi pasar pertukaran mata uang adalah apakah kekuatan dollar AS pada pekan lalu bisa bertahan atau sebaliknya. Sangat mungkin market sekali lagi berada di persimpangan di mana posisi dollar akan berbalik arah lagi," imbuhnya. Kit Juckes, global strategist Societe Generale di London, berpendapat, penurunan dari sisi nominal dollar diimbangi dengan penurunan tingkat inflasi sehingga mendukung stabilisasi dollar.

"Saya tidak akan menggambarkan pergerakan dollar ini sebagai sesuatu yangbullish. Ini merupakan kasus tarik menarik antara dollar bulls dan bearssementara kita menunggu informasi baru," urai Juckes. Berdasarkan hasil survei Bloomberg, dollar diramal akan menguat ke level US$ 1,11 per euro dan 115 yen pada akhir tahun.

Penguatan dollar AS tentunya menyebabkan nilai tukar mata uang negara lain akan melemah. Tak terkecuali rupiah. Lalu, bagaimana nasib rupiah ke depannya? Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures, menuturkan rupiah masih memiliki ruang untuk menguat terhadap dollar AS. Alasannya, data-data ekonomi Indonesia masih cukup bagus saat ini.

Sebut saja posisi cadangan devisa Indonesia pada April 2016 yang lebih baik ketimbang bulan sebelumnya. Hal ini yang menyokong mata uang Garuda. Demikian juga dengan penjualan ritel pada bulan Maret yang naik menjadi 11,6%, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 10,6%.

"Memang kemarin sempat tertekan karena PDB kuartal I berada di bawah ekspektasi pasar," paparnya. Sekadar catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama hanya mencapai 4,92% secara year on year. Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2015 yang mencapai 5,04%.

Ariston juga bilang, peluang kenaikan suku bunga AS bisa jadi kunci pergerakan USD/IDR. "Ada ekspektasi kenaikan suku bunga AS hanya sebanyak satu kali. Ini bisa menahan penguatan dollar," imbuhnya. Dia memprediksi, hingga akhir tahun, nilai tukar rupiah akan berada di kisaran 12.800. Pelemahan nilai tukar Rupiah di akhir pekan bakal berlanjut di awal pekan ini. Belum ada katalis yang bisa mengangkat Rupiah.

Di pasar spot, Jumat (20/5) valuasi Rupiah merosot 0,32% ke Rp 13.608 per dollar AS. Sejalan, kurs tengah Bank Indonesia mencatat Rupiah tergerus 0,79% menjadi Rp 13.573 per dollar AS. Research and Analyst PT Garuda Berjangka Sri Wahyudi mengatakan, tekanan terhadap Rupiah awal pekan ini mulai mereda. Mengingat Senin (23/5), nyaris tidak ada data ekonomi yang mendukung USD.

Sementara Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri bilang, dukungan dari dalam negeri belum ada yang kuat. "Yang ada justru permintaan USD dalam negeri meningkat," jelas Reny. Untuk itu Reny menebak Senin (23/5) Rupiah bergerak melemah tipis di kisaran Rp 13.475- Rp 13.680 per dollar AS. Sedangkan Wahyudi memprediksikan, mata uang Garuda di antara Rp 13.590 sampai dengan Rp 13.640 per dollar AS.

Daftar Perusahaan Yang Akan IPO Semester I Di Bursa Efek Indonesia

Dari 11 perusahaan yang berencana melepas saham perdana pada paruh pertama 2016, sampai saat ini baru empat emiten yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diharapkan pada paruh kedua menyusul 24 perusahaan yang menggelar penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI menyatakan, dari 11 calon emiten yang mengajukan IPO di semetser I 2016, sebanyak tujuh proposal calon emiten sejauh ini masih diproses oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"(Ketujuh calon emiten itu) sudah daftar Januari sampai Maret kemarin," ujar Samsul di Jakarta, Senin (23/5). Lebih lanjut, Samsul menjelaskan, mayoritas calon emiten yang akan melakukan IPO pada semester I 2016 adalah perusahaan-prusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur dan finansial. Namun, dari 11 emiten ini tidak ada perusahaan pelat merah.

"Untuk BUMN belum, mungkin BUMN (baru IPO) semester II ya," jelasnya. Menurut Samsul, BEI menargetkan ada 35 emiten yang melakukan IPO sampai akhir tahun ini.

Sebelumnya pada pekan lalu, PT Cikarang Listrindo Tbk menawarkan 1,68 miliar lembar sahamnya ke publik atau 10 persen dari jumlah modal yang disetor perseroan. Perusahaan listrik swasta itu menawarkan sahamnya pada kisaran harga Rp1.430-Rp1.970 per lembar selama masa penawaran awal IPO.

Jumlah saham yang ditawarkan Cikarang Listrindo turun dari rencana sebelumnya di prospektus perusahaan, yakni sebesar 15 persen atau 2,55 miliar saham. Dengan demikian, target dana yang didapat pun dipangkas dari rencan aawal Rp5,02 triliun menjadi Rp3,15 triliun.

Daftar 136 Penerbangan Tambahan Citilink Selama Liburan Lebaran 2016

PT Citilink Indonesia mengajukan 136 penerbangan tambahan dan mengalokasikan 34 ribu kursi tambahan guna mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang saat libur Lebaran 2016. Untuk itu, perusahaan maskapai nasional itu mengerahkan dua pesawat Boeing 737-500 dari lima pesawat cadangan yang dimilikinya.

Presiden Direktur Citilink Indonesia, Albert Burhan menjelaskan, tambahan penerbangan diajukan ke kemenetrian Perhubungan terutama untuk rute-rute padat, seperti dari Jakarta ke Yogyakarta, Medan, Padang, dan Denpasar (pulang-pergi). “Penerbangan tambahan ini mulai berlaku pada puncak arus mudik Lebaran, yaitu dari tanggal 2 - 14 Juli 2016,” jelas Albert di Jakarta, Minggu (22/5).

Dengan rencana pengajuan penerbangan tambahan tersebut, kata Albert, maka Citilink akan terbang 245 kali dalam sehari atau naik sekitar 5 persen dibandingkan hari biasa yang sebanyak 234 penerbangan. Dia merinci, untuk rute Jakarta – Padang yang biasanya terbang empat kali sehari akan bertambah dua penerbangan ekstra menjadi enam kali penerbangan. Sementara untuk rute Jakarta – Denpasar, dari enam kali penerbangan sehari menjadi delapan kali penerbangan.

Untuk rute Jakarta-Medan, lanjutnya, yang biasanya terbang enam kali sehari akan bertambah satu kali penerbangan menjadi tujuh penerbangan sehari. Terakhir, untuk rute Jakarta-Yogyakarta meningkat menjadi tujuh penerbangan dari biasanya lima kali penerbangan sehari.

“Citilink memperkirakan lonjakan arus mudik dan arus balik pada Lebaran kali ini, justru dapat terjadi jauh hari sebelum puncak arus mudik, mengingat kondisi angkutan udara pada musim lebaran saat ini,” tutur Albert. Dia menerangkan, saat ini total armada Citilink berjumlah 42 pesawat yang terdiri dari 37 pesawat Airbus A320 dan lima pesawat Boeing 737-500. Kementerian Perhubungan mencatat total penumpang [esawat selama libur lebaran 2015 sebanyak 17,45 juta penumpang, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 17,73 juta penumpang.

Pemerintah menetapkan masa angkutan lebaran 2016 dimulai sejak 18 Juni-24 Juli mendatang. Periode terlama masa angkutan lebaran ditetapkan pemerintah untuk moda angkutan laut, sementara untuk moda angkutan darat, udara, dan kereta api dimulai 24 Juni-17 Juli 2016.

“Penetapan masa angkutan lebaran untuk moda laut lebih panjang, karena moda ini membutuhkan waktu perjalanan yang lebih lama. Semua pihak yang terkait diminta untuk dapat mempersiapkan secara lebih baik keterlibatannya dalam angkutan lebaran,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) J.A. Barata di Jakarta, Senin (11/4).

Selain itu, Barata juga memastikan tahun ini instansinya masih tetap menyediakan layanan angkutan sepeda motor gratis dengan moda kereta api dan darat. “Kapasitas angkutan sepeda motor gratis yang disediakan moda kereta api dapat mencapai 15 ribu unit sepeda motor atau hampir tiga kali lipat kapasitas angkut tahun lalu,” jelasnya. Namun untuk layanan angkutan sepeda motor gratis menggunakan truk (untuk mengangkut sepeda motornya) dan bus (untuk mengangkut penumpangnya), masih belum dipastikan karena pemerintah masih melakukan perhitungan.