Thursday, October 26, 2017

8 Fakta Diskon 70 Persen Debenhams

Masa suram sedang menyelimuti bisnis ritel, terutama department store di Indonesia. Setelah Lotus Department Store tutup, giliran toko Debenhams yang akan tutup per akhir 2017.  Sempat dikenal sebagai salah satu department store terbesar di Indonesia, Debenhams akhirnya harus 'menyerah' dengan ketatnya persaingan antar pusat perbelanjaan. Berikut ini fakta-fakta Debenhams yang perlu kamu tahu.
  1. Debenhams merupakan retailer yang telah berdiri sejak 1778, dan berpusat di Brock Street, London, Inggris.
  2. Bermula dari hanya satu toko di London, Debenhams kini telah berdiri di 178 lokasi di seluruh Inggris. Debenhams juga memiliki franchise di 26 negara lainnya termasuk Indonesia. Franchise pertama Debenhams di luar Inggris dan Britania Raya berada di Bahrain, dibuka pada 1997.
  3. Pendiri Debenhams adalah William Debenham. Ia kemudian berpartner dengan pebisnis lainnya, Thomas Clark, dan menamai rantai retail tersebut dengan Clark & Debenham.
  4. Pada 1837, Thomas Clark memutuskan pensiun dan sejak itu nama department store tersebut mengalami beberapa kali pergantian nama. Mulai dari Debenham, Pooley & Smith, Debenham, Son & Freebody hingga Debenhams Limited.
  5. Pada 1980-an, Debenhams tiga kali menjadi target protes Front Pembebasan Hewan karena menjual produk-produk dari bulu hewan. Tiga tokonya di Romford, Luton dan Harrow mendapat serangan bom dari kelompok tersebut. Sejak itu Debenhams tak lagi menjual produk dengan material bulu hewan.
  6. Debenhams membuka toko terbesar pertamanya di Inggris pada 2003, tepatnya di Birmingham, dengan luas mencapai 19.230 meter per segi.
  7. Debenhams membuka franchise di Indonesia pada 2004, di bawah payung PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). MAP telah mengoperasikan tiga outlet Debenhams di Kemang Village, Supermall Karawaci dan Senayan City, sebelum akhirnya harus menutup semua gerainya di Indonesia akhir 2017 ini.
  8. Daya beli masyarakat, khususnya generasi millennial yang makin rendah di department store menjadi salah satu penyebab tutupnya Debenhams di Indonesia. Saat ini, kalangan muda lebih memilih untuk belanja di toko-toko khusus dan e-Commerce, bukan toko serba ada.
Usai menutup seluruh gerai Lotus, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga akan menutup department store lainnya yakni Debenhams. Rencana penutupan tersebut akan dilakukan akhir tahun ini. Meski tahun ini masih tersisa 2 bulan lagi, Debenhams sudah menawarkan diskon besar-besaran hingga 70%. Diskon tersebut pun mulai tercium oleh para penggila belanja.

Seperti Eza misalnya, wanita ini sengaja mendatangi Debenhams, Senayan City hari ini lantaran penasaran apakah merek toko serba ada (toserba) asal Inggris ini sudah menerapkan diskon seperti Lotus. Dia mengaku tahu informasi rencana penutupan Debenhams lewat media. "Katanya habis Lotus di sini juga mau ditutup. Saya penasaran saja enggak mau ketinggalan, eh ternyata benar diskon," tuturnya di Senayan City, Jakarta, Kamis (26/10/2017).

Meski masih banyak pelanggan yang datang hari ini belum mengetahui Debenhams akan ditutup, namun gimmick diskon besar-besaran yang terpampang di pintu masuk mampu menjadi magnet buat para pengunjung. "Saya lagi lewat tadi sini, tertarik lihat diskonnya," kata pelanggan lainnya, Gina.

Sebelumnya, Head of Corporate Communication MAP, Fetty Kwartati mengatakan, dari 3 outlet Debenhams yang ada di Indonesia, saat ini hanya tersisa satu yag berlokasi di Senayan City. Namun itupun akan ditutup akhir tahun ini. "Debenhams total ada 3 di Kemang Village dan Supermall Karawaci sudah ditutup. Satu lagi di Senayan City akan ditutup akhir tahun," tuturnya.

Keputusan tersebut diambil manajemen setelah mempertimbangkan perubahan tren ritel secara global. Apalagi perubahan gaya berbelanja dari offline ke online mulai merambah Indonesia. Pihaknya pun tengah melakukan konsolidasi bisnis department store dan fokus pada gerai SOGO, SEIBU dan Galeries Lafayette.

Tidak Adanya Pembatasan Toko Online Membuat Toko Konvensional Berguguran

Gerai ritel yang berguguran pada akhir bulan ini mungkin terhitung jari. Namun akumulasi dampak berlapis penghentian kegiatan operasional pertokoan itu terhadap ekonomi nasional bisa jadi sulit terhitung secara kasat mata.

Tidak adanya pembatasan pada toko online telah membuat dampak yang mencengangkan yaitu mati surinya bisnis ritel konvensional. Tidak adanya keharusan memiliki lokasi fisik, gudang serta papan nama toko (hilangnya potensi pajak), pembatasan harga promo membuat kompetisi tidak sehat pada industri ritel karena toko online memiliki keunggulan biaya murah. Seharusnya pembatasan seperti yang pemerintah giat perjuangkan untuk diterapkan pada taksi onlike yang juga memiliki harga jual pokok yang lebih murah guna melindungi taksi konvensional yang tidak efisien, juga diterapkan pada industri retail terutama keharusan memiliki lokasi fisik toko online yang berupa gudang yang tidak boleh berapa pada lokasi perumahan dan juga keharusan memiliki papan nama sehingga potensi pajak tidak hilang.

Penutupan puluhan gerai 7-eleven menjadi pembuka sekaligus pengejut industri ritel fisik nasional. Disusul kemudian delapan gerai Ramayana, dan dua gerai Matahari Department Store. Hingga akhirnya satu gerai Debenhams, dan akan menjelang tiga gerai Lotus milik perusahaan yang melantai di bursa saham PT Mitra Adi Perkasa Tbk. Belum lagi, beberapa gerai ritel lain yang tak terdeteksi karena skala usaha yang relatif minim.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara mengkhawatirkan, penutupan gerai ritel dapat menyebabkan kontribusi sektor ritel terhadap pertumbuhan ekonomi bisa menciut.  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ritel memberi porsi sekitar 13,03 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada semester I 2017, atau menjadi penyumbang keempat yang terbesar setelah industri pengolahan, konstruksi, serta informasi dan komunikasi.

"Jadi, dampaknya cukup signifikan dan memberikan multiplier effect (dampak berlapis), khususnya ke industri pengolahan dan sektor lain," ujar Bhima. Industri ritel atau perdagangan dalam negeri yang melemah tak bisa dikompensasi oleh ekspor yang terus meningkat dan berhasil membuat neraca perdagangan Indonesia surplus.

"Karena industri pengolahan yang diekspor masih kalah dengan ekspor bahan mentah. Dari data, sebanyak 79 persen ekspor masih barang primer, manufaktur hanya 20 persen. artinya, tujuan utama produk industri masih dijual di pasar domestik," jelasnya.  Di sisi lain, dengan melemahnya ritel, ada pula bayang-bayang sumbangan indikator konsumsi rumah tangga juga terkontraksi, sehingga bertambah lagi sentimen negatif pada pertumbuhan ekonomi.

Sebab, indikator ini merupakan penyumbang terbesar ke PDB. Tercatat, pertumbuhan konsumsi masyarakat hanya tumbuh 4,95 persen pada kuartal II lalu. Selain dampak secara makro, terdapat pula kekhawatiran Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari sektor riil. Pasalnya, penutupan gerai akan menyebabkan perusahaan sulit membayar upah para pekerja.

Beberapa perusahaan mungkin mengklaim akan memindahkan karyawannya sehingga PHK tak terjadi. Hanya saja, hal itu tidak bisa terjadi pada pelaku ritel yang jelas-jelas menutup seluruh gerainya, misalnya Lotus. Sekalipun bisa dipindahkan ke unit bisnis lain, jumlahnya tak bisa diserap semua. Sebab, harus pula melihat kebutuhan dari unit bisnis yang dituju. Alhasil, tetap akan ada PHK dari sektor ritel dan jumlahnya tak sedikit.

Misalnya, 7-Eleven, ada sekitar dua ribu karyawan yang tak jelas kelanjutan hidupnya sampai saat ini. Yang perlu diingat, dua ribu karyawan itu hanya berasal dari gerai di Jakarta. Belum lagi, akumulasi secara nasional dari sumbang penutupan ritel lainnya. "Tapi kalau kondisi ritel terus memburuk, angka PHK bisa naik hingga 10 ribu orang sampai tahun depan," katanya.

Angka ini tentu tak menjadi pertanda baik, sebab lagi-lagi sumbangan ritel kepada sektor riil sangat besar. Tercatat, pekerja sektor perdagangan saja mencapai 29 juta orang pada Februari lalu. Sekitar 80,3 persen dari jumlah itu merupakan tenaga kerja yang menggantungkan hidup di sektor ritel. "Artinya, potensi gangguan PHK akan berdampak pada 23,3 juta tenaga kerja di sektor ritel nasional," tuturnya.

Dengan bayang-bayang dampak yang besar itu, semua tentu harus berbenah. Tak hanya pelaku ritel, pelaku bisnis terkait, hingga terutama pemerintah. Beberapa kebijakan dirasa perlu diberikan untuk menstimulus kebangkitan ritel. Misalnya, memaksimalkan 16 jilid Paket Kebijakan Ekonomi yang seakan masih kurang tajam taringnya. Deregulasi yang telah dilakukan tak akan berarti bila tak diimplementasikan. "Seperti tax allowance dan tax holiday itu masih kerap membingungkan investor," katanya.

Padahal, dua kebijakan itu bisa menjadi stimulus dari sisi permodalan ke sektor ritel, sehingga pelaku bisa melakukan perubahan strategi. Adapula soal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang infrastrukturnya juga belum jelas. Padahal tujuannya KEK menjadi kawasan industri yang terpusat, sehingga biaya produksi diharapkan bisa lebih murah.

Bila lebih murah, tentu produk yang didistribusikan ke ritel bisa lebih murah pula, sehingga bisa bersaing dengan online maupun ritel impor dari berbagai negara, terutama yang besar dari China. Tak ketinggalan soal gas murah bagi industri. Rencana itu harus segera bisa dinikmati oleh industri. Lagi-lagi efeknya mendongkrak kompetitifan sebuah produk hasil industri.

Sedangkan bila nasi telah menjadi bubur, bila PHK sudah terjadi. Tentu dibutuhkan penciptaan lapangan kerja baru yang lebih cepat dan bisa menyerap banyak pengangguran.  "Jalannya berupa alif profesi bagi tenaga kerja yang di PHK atau beri insentif diskon listrik misal 50 persen ke perusahaan, agar tak jadi PHK, berkurang bebannya," pungkasnya.

Sementara dari kalangan pelaku ritel, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta bilang, memang efisiensi tengah ketat, namun mau tidak mau harus dilakukan. Sebab, persaingan antar sesama pelaku ritel ibarat sudah saling 'sikut'sikutan' dalam mencari laba besar untuk masuk kantong dan memutarnya kembali demi menutup beban operasional yang juga terus meningkat.

"Efisiensi dari ritel tahun ini memang cukup ketat. Tapi sebenarnya ini bukan kali ini saja terjadi, dari dulu begitu, ada masanya, yang tidak produktif lagi ya ditutup, bisa ganti ke yang lain," ucap Tutum. Bahkan, tutup tak sungkan menelan prediksi pahit bahwa pertumbuhan industri ini tak sesuai dengan prediksi semula. Bahkan, diperkirakan pada kuartal III dan IV justru akan lebih buruk dibandingkan kuartal II lalu.

Sebab, setidaknya pada kuartal II ada gairah dari momen Ramadhan dan Lebaran yang masih memberi benih-benih keuntungan pada ritel. Ia pun meminta pemerintah segera memberi insentif, misalnya dari sisi keringanan beban operasional, misal tarif listrik, sewa gedung, hingga pajak yang harus disetor kepada negara.

Director Corporate Communication PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) Fetty Kwartati bilang, memang efisiensi ini sudah dilakukan oleh perusahaan, termasuk dengan menutup tiga gerai Lotus dan Debenhams. "Betul tiga gerai Lotus akan tutup, perusahaan melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan overall kinerja department store," kata Fetty.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati rupanya masih butuh waktu untuk melihat dengan jeli semua kesakitan ritel ini. Ia menduga, ada sentimen negatif dari digitalisasi. Sebab, kantong penerimaan negara yang berasal dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tetap terisi. Artinya, penjualan tetap terjadi untuk produk ritel. Hanya saja, bisa jadi bukan dari ritel fisik, namun bisa saja dari online. 

Namun, ia tak ingin menjadikan digitalisasi sebagai pelaku utama mulai turunnya performa ritel. Untuk itu ia masih ingin menganalisa lebih lanjut.  "Kami akan terus memonitor perubahan dari perekonomian akibat era digitalisasi. Jadi dalam hal ini, adanya ritel yag berubah bentuknya ataukah ritel secara fisik tutup lalu pindah ke online. Atau memang yang awalnya online, semuanya menjadi satu perhatian kita," kata Ani, sapaan akrabnya.

Bersamaan dengan itu, Ani menyebut bahwa pemerintah akan segera menyesuaikan formulasi kebijakan yang ada saat ini untuk mengikuti perkembangan ekonomi yang telah berubah dari sentimen-sentimen tersebut, termasuk digitalisasi. "Saya sampaikan kami akan terus memantau dan merespon dengan berbagai kebijakan-kebijakan, baik dari sisi belanja negara, perpajakan, dan penerimaan negara," pungkas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Monday, October 23, 2017

BI : Penjualan Ritel Naik Meski Tidak Secara Mikro

Bank Indonesia (BI) menilai penjualan ritel mulai menunjukkan tren membaik meskipun sejumlah gerai ritel ditutup. Terakhir, pusat perbelanjaan Lotus di Sarinah, Jakarta, mengumumkan penutupan gerainya.

"Saya tidak bisa bicara secara mikro. Tetapi secara umum, kami dalam rapat kemarin melihat ritel sudah ada perbaikan. Dalam arti, sudah ada peningkatan penjualan di kisaran rata-rata 5 persen," tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo usai menghadiri rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Senin (23/10).

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran Agustus 2017, Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh 2,2 persen secara tahunan, setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi 3,3 persen secara tahunan. Kemudian, peningkatan penjualan eceran diperkirakan berlanjut pada September 2017. Hal ini terindikasi dari IPR September 2017 yang tumbuh 2,4 persen secara tahunan.

Peningkatan penjualan ritel itu ditopang oleh kelompok makanan yang diperkirakan masih tumbuh relatif stabil, disertai perbaikan penjualan ritel pada kelompok non makanan walaupun masih tumbuh negatif. Selain itu, lanjut Agus, penjualan industri otomotif dan sepeda motor sudah ada perbaikan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan mobil selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 803.757 unit mobil atau tumbuh 2,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 783.450 unit.

Sementara, kontraksi penjualan motor hingga akhir September 2017 juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (AISI) penjualan motor sepanjang Januari-September mencapai 4,34 juta unit atau turun tipis 0,2 persen dari periode yang sama tahun lalu keok 9,74 persen.

"Kami juga melihat beberapa industri perdagangan, perhotelan, dan restoran itu semua menunjukkan kondisi penjualan yang lebih baik," jelasnya. Perbaikan penjualan industri juga berbanding lurus dengan perbaikan ekspor. Tercatat, hingga akhir September 2017, ekspor tumbuh 17,36 persen secara tahunan menjadi US$123,36 miliar.

Laba Bersih Starbuck Indonesia Terjun Bebas 53 Persen

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk mencatatkan laba bersih pada sepanjang semester pertama tahun ini sebesar Rp20,53 miliar, turun 53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) Rp43,81 miliar.

Pada semester pertama tahun ini, penjualan perseroan tercatat masih mengalami peningkatan dari Rp742 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp879 miliar. Laba kotor perseroan juga tercatat masih meningkat dari Rpp 532,44 miliar menjadi Rp635,58 miliar.

Namun, beban penjualan, beban umum dan beban keuangan perseroan tercatat mengalami peningkatan sehingga menyebabkan laba sebelum pajak turun dari Rp60,56 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp35,93 miliar. Alhasil, laba bersih perseroan pun ikut terpangkas.

Berbanding terbalik, induk usaha perseroan, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) justru membukukan laba bersih pada paruh pertama tahun ini Rp175 miliar, melesat 278 persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun Rp46,3 miliar. Pada semester pertama tahun ini, pendapatan MAP naik 15,8 persen menjadi Rp7,7 triliun. Adapun laba usaha perseroan naik 58,8 persen menjadi Rp354,4 miliar.

Head of Corporate Communication MAP Fetty Kwartati guna mendorong kinerja perseroan ke depan, pihaknya akan terus meningkatkan sinergi pada seluruh bisnis MAP. Saat ini, bisnis MAP terdiri dari fesyen, Food and Beverage (F&B), Department Stores, MAPeMall (eCommerce),MAP Club (loyalty program), pabrik garmen, MAP Gift Voucher dan MAP Retail School.

“Perusahaan telah meraih momentum positif secara menyeluruh. Kami terus berupaya meningkatkan sinergi dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi di seluruh bagian MAP," ujar Fetty dalam keterangan resmi dikutip, Selasa (1/8).

Menghadapi semester kedua tahun ini, menurut Fetty, pihaknya akan terus mengimplementasikan strategi pertumbuhan pada tahun ini. "Kami berharap berbagai inisiatif utama ini dapat menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan bagi MAP," terangnya.

Industri Retail Tumbang ... MAP Tutup Gerai Lotus dan Debenhams

Tak hanya menutup gerai ritel fesyen, Lotus Department Store, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) ternyata juga telah menutup outlet Debenhams Indonesia. Alasannya, pertimbangan bisnis yang tak lagi memberi untung yang sesuai.  Setahun terakhir, ada tiga gerai Debenhams yang tersisa, yaitu di Senayan City, Lippo Mall Kemang, dan Supermal Karawaci. Namun, saat ini tinggal Debenhams di Senayan City yang masih beroperasi.

Sumber  mengatakan, gerai Debenhams di Lippo Mall Kemang telah ditutup sejak tahun lalu.  "Yang di Kemang memang ditutup. Tidak ada gantinya, karena tidak cocok dengan harganya [sewa]," ujar sumber, Senin (23/10). Sementara, Debenhams yang ada di Supermal Karawaci baru ditutup pada Juli 2017. Namun, tempat yang disewa oleh MAP itu langsung diisi oleh unit bisnis lain, yaitu Sogo Indonesia.

"Diganti bisnis dengan Sogo, tapi masih grup MAP," kata sumber. Sehingga, yang tersisa tinggal Debenhams Senayan City. Namun, sebelumnya pihak MAP mengatakan, akan menutup dua gerai Debenhams tahun ini. Artinya, bukan tidak mungkin Debenhams Senayan City juga akan menyusul tutup.

Hanya saja, sumber mengaku, saat ini belum ada pemberitahuan resmi terkait kabar itu. Justru, menurut sumber, kontrak gerai Debenhams di Senayan City masih berlangsung sampai tahun depan.  "Soal Debenhams Sency tutup ini, kami belum tahu karena tidak bisa memberi kepastian. Kepastian ada di manajemen atas, walau gosip di luar bilangnya begitu. Bisa saja nantinya arah bisnis berubah atau bagaimana, kami lihat ke depan," jelasnya.

"Seharusnya tahun ini kami habis masa kontraknya, cuma kami ekspektasi sampai tahun depan. Makanya, kami tidak bisa prediksi bagaimana kelanjutan sampai tahun depan," tambahnya.  Kendati begitu, sumber mengungkapkan bahwa penutupan dua gerai Debenhams sebelumnya membuat beberapa karyawan dari cabang lain dipindahkan ke Debenhams di Senayan City.

Sementara, dari sisi penjualan, sumber mengaku bahwa saat ini penjualan masih sejalan dengan prospek bisnis yang telah dipetakan oleh pihak gerai. Begitu pula dengan penjadwalan promosi.  "Promosi tetap berjalan. Karena kan department store ya, jadi tetap sesuaikan jadwal promosi," pungkasnya. Berdasarkan pantauan, saat ini Debenhams tengah menggelar promosi potongan harga hingga 70 persen. Namun, pada jam pulang kantor, terlihat suasana gerai tak ramai. Hanya ada beberapa pengunjung yang sibuk melihat-lihat pakaian diskon.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut, efisiensi menjadi kunci utama yang harus dilakukan para pemain ritel tahun ini untuk menopang pertumbuhan perusahaan dan industri.  Seperti diketahui, beberapa peritel memang mengambil langkah untuk menutup gerai-gerai yang tak produktif, misalnya Ramayana yang menutup delapan gerai dan Matahari Department Store yang menutup dua gerai.

Yang teranyar, Lotus Department Store menutup tiga gerai di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi pada akhir bulan ini.  Wakil Ketua Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, sebenarnya efisiensi merupakan 'lagu lama' bagi perusahaan ritel. Namun, selalu ampuh untuk menstabilkan pertumbuhan yang mulai tertekan, misalnya yang terjadi saat ini kala konsumsi masyarakat tak terlalu tinggi.

Caranya, menutup toko-toko yang dinilai sudah tak produktif lagi atau merosot sumbangan pendapatannya kepada perusahaan. Lalu, mencari lagi titik lain yang sekiranya potensial. "Efisiensi dari ritel tahun ini memang cukup ketat. Tapi sebenarnya ini bukan kali ini saja terjadi, dari dulu begitu, ada masanya, yang tidak produktif lagi ya ditutup, bisa ganti ke yang lain," ujar Tutum.

Hal ini pula, kata Tutum, yang melandasi rencana penutupan Lotus Department Store pada akhir bulan ini. Seperti halnya, yang telah dilakukan Ramayana dan Matahari Department Store beberapa bulan lalu.  Hanya saja, ia khawatir, efisiensi tak lagi ampuh bila konsumsi masyarakat terus melemah dengan minimnya angka pertumbuhan gaji yang merupakan pendorong konsumsi. Sementara, dari sisi operasional, perusahaan perlu membayar, misalnya sewa tempat, listrik, dan lainnya.

Akibatnya, pertumbuhan industri ritel bisa terus tergerus.

"Mudah-mudahan pertumbuhannya bisa membaik. Tapi kalau makin lama daya beli masyarakat juga terus begini, ya akan terus menekan pastinya," kata Tutum.  Bersamaan dengan efisiensi dan konsumsi masyarakat yang masih lemah, Tutum memproyeksi, pertumbuhan industri ritel sampai akhir tahun ini tak memuaskan. Khususnya untuk kuartal IV ini diperkirakan tak akan setinggi kuartal II lalu, yang dilihat masih lebih baik lantaran ada momentum Lebaran. "Kuartal IV pasti tidak lebih baik dari kuartal II, karena sentimen Lebaran itu tidak ada yang lebih baik dari itu," pungkasnya

Manajemen PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) membenarkan adanya penutupan tiga gerai Lotus Department Store pada akhir bulan Oktober ini. Kabar penutupan ini sebelumnya diketahui melalui diskon 80 persen yang ditawarkan oleh manajemen. Director Corporate Communication MAP Fetty Kwartati menjelaskan, penutupan dilakukan dengan tujuan restrukturisasi divisi department store perusahaan secara konsolidasian. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kinerja dari seluruh department store yang dibawahi langsung oleh MAP.

"Betul tiga gerai Lotus akan tutup, perusahaan melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan overall kinerja department store," ungkap Fetty. Sebelumnya, pada Mei lalu, Fetty sempat mengatakan jika perusahaan memang sedang mengkaji kinerja keuangan dari lima department store-nya. Beberapa department storetersebut, yakni tiga gerai Lotus dan dua gerai Debenhams.

Perusahaan bersikukuh, jika memang gerai-gerai tersebut tak memberikan keuntungan, maka manajemen akan menutupnya. Dengan demikian, fenomena penutupan tiga gerai Lotus ini memang telah direncanakan MAP sejak awal. "Kami sedang kaji secara komprehensif, konsultan masih kerja," ucap dia beberapa bulan lalu.

Pada tahun lalu, dua gerai Lotus sudah ditutup oleh perusahaan. Tak hanya itu, satu gerai Debenhams juga diakui menyusul setelah dua gerai Lotus ditutup. Meski menutup gerai, perusahaan juga menargetkan membuka 200 gerai baru hingga akhir tahun ini. Secara keseluruhan, bisnis food & beverage yang terdiri dari department store, specialty store, dan fesyen memberikan kontribusi sebesar 85 persen.

Untuk segmen tersebut. perusahaan akan menargetkan membuka 60 gerai baru, diantaranya Starbucks, Pizza Express, Krispy Kreme, dan Cold Stone. Sementara itu, untuk fesyen, manajemen bakal menambah gerai dengan brand Inditex yang terdiri dari Zara, Pull & Bear, dan Bershka

Nasib malang mungkin menghampiri manajemen Lotus Department Store yang terpaksa menutup gerainya di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi karena bangkrut. Begitu pula dengan puluhan karyawan yang harus merasakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan.

Namun, ritel yang gulung tikar rupanya memberi berkah bagi sebagian masyarakat. Sebab, pihak manajemen perusahaan biasanya menggelar 'cuci gudang' dengan memberikan potongan harga atau diskon yang tinggi guna menghabiskan stok barang. Hal ini pula yang dilakukan Lotus, manajemen toko bahkan memberi diskon hingga 80 persen. Sedikit lebih tinggi dibandingkan pendahulunya yang sudah lebih dulu menutup toko, Matahari Department Store di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, yang memberikan diskon hingga 75 persen kala itu.

Indah Annisa (29) salah satunya. Karyawan perbankan swasta di kawasan Thamrin itu bilang, mendapat kabar dari rekannya mengenai rencana tutupnya Lotus. Sehingga, ia menyempatkan diri untuk mencari pakaian dan tas.  "Kemarin dengar dari teman sih, ternyata benar diskon sampai 80 persen. Lumayan, dapat baju dan tas juga," bagi Indah.

Ia bahkan mengaku sudah dua kali berhasil mendapat harta karun dari gerai ritel yang hendak tutup. Sebelumnya, Indah ikut mengejar potongan harga saat gerai Matahari di Manggarai hendak tutup. Ia pun merasa diuntungkan lantaran bisa membeli barang baru sesuai kebutuhannya, namun dengan harga miring.

"Kemarin juga dapat pakaian diskon dari Matahari Pasaraya Manggarai yang tutup itu. Tapi kemarin lebih ramai ya, kalau ini enak lebih sepi. Lumayan ya jadi hemat," katanya. Di sisi lain, Indah mengaku prihatin bila beberapa toko ritel mulai gulung tikar, terlebih bila perusahaan tak mampu lagi mendapatkan keuntungan dari toko yang dimiliki. "Ya sebenarnya kasihan juga ya kalau bangkrut. Mungkin harus cari pasar baru atau jenis usaha baru," pungkasnya.

Tak hanya Indah, Damar (43), yang sehari-hari bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga merasa diuntungkan dengan diskon dari gerai ritel yang berlokasi di gedung sinema Djakarta Theater XXI itu. Ia bilang, sebenarnya tak sengaja berkunjung ke Lotus malam tadi lantaran istrinya ingin membeli perlengkapan kosmetik. Namun, rupanya toko itu tengah memberi diskon tinggi untuk menghabiskan barang dagangannya.

"Ini sebenarnya tidak sengaja, tadi istri yang mampir, saya temani. Tapi lumayan jadi dapat kaos ya, hanya Rp60 ribuan," tuturnya.  Namun, Damar rupanya tak sering memanfaatkan diskon besar-besaran dari toko ritel untuk berbelanja. Sebab, terkadang tak seluruh informasi sampai ke telinganya. Hanya saja, bila ada lagi diskon dari toko ritel, ia mengaku, ingin lagi mencoba peruntungan mendapatan pakaian diskon.

Sebelumnya, berdasarkan informasi yang didapat, Lotus Department Store di kawasan Thamrin akan menghentikan seluruh aktivitas operasional pada 26 Oktober mendatang lantaran bangkrut. Bersamaan dengan itu, dua gerai lainnya di Cibubur dan Bekasi juga akan ditutup pada penghujung Oktober ini. Hal ini dilakukan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang membawahi Lotus lantaran gerai sudah tak produktif.

Bahkan, MAP berencana menutup hingga 100 gerai ritel lainnya tahun ini. Sayang, ketika kembali dikonfirmasi, pihak MAP masih perlu mengecek penutupan itu kembali. "Besok saya cek dulu tpi itu (penutupan) memang sudah dijadwalkan," kata Director Corporate Communication MAP Fetty Kwartati

Wednesday, October 4, 2017

Hanya 5 Persen Penumpang Taksi Konvensional Beralih Ke Taksi Online

Ribut soal taksi konvensional yang tergerus oleh taksi online ternyata tidak sepenuhnya benar karena berdasarkan laporan dari taksi Express pada bulan Juni 2017, hanya terjadi penurunan sekitar 5 persen terhadap penggunaan armada taksi Express namun pendapatan pada periode yang sama turun tajam dari Rp 374,06 miliar menjadi Rp 158,73 miliar. Tidak efisien, kurang inovatif dan pelayanan terhadap konsumen yang kurang baik yang menyebabkan ketidak maupan penumpang memakai layanan taksi konvensional.

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko (Ruko) yang dimiliki perusahaan. Perusahaan taksi ini bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 250 karyawannya dan jumlahnya diprediksi bertambah. Hal itu diketahui dari surat jawaban atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada 30 Juni 201, Rabu (4/10/2017).

Dalam surat tersebut, manajemen Express Grup berencana menjual aset berupa tanah. Saat ini proses penjualan masih berlangsung dan telah ditunjuk agen properti profesional untuk membantu penjualan tanah tersebut. Sebagian penjualan tanah bakal terealisasi pada periode berikutnya.

Selanjutnya, perusahaan juga berencana menjual 136 unit armada taksi dan 1 unit bus.

Total dana yang diincar dari penjualan tersebut mencapai Rp 6 miliar. Di mana, Rp 2,5 miliar bakal terealisasi periode ini dan sisanya Rp 3,5 miliar akan direalisasikan di periode berikutnya. Dana yang didapat dari hasil penjualan aset-aset tersebut akan digunakan untuk mengurangi kewajiban alias membayar utang jangka panjang perseroan dan juga digunakan untuk menunjang kegiatan usaha dan operasional.

Dalam surat tersebut juga dijelaskan, Express Group tengah melakukan kajian jumlah kebutuhan karyawan dan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengurangan karyawan yang telah dilakukan sampai Juni 2017 adalah kurang lebih 250 karyawan. Pengurangan karyawan ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya.

Seluruh langkah ini ditujukan perusahaan di tengah upaya efisiensi guna merespons turunnya pendapatan perusahaan.

Pada Juni 2017, Express hanya berhasil membukukan pendapatan Rp 158,73 miliar. Padahal, di periode yang sama di 2016, perusahaan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 374,06 miliar.

Dalam penjelasannya, perusahaan menyampaikan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat utilitas alias tingkat perolehan penumpang. Tercatat, dari 9.700 armada taksi yang dimiliki, tingkat okupansi taksi Express turun dari 50-55% menjadi hanya 45%.

Tingkat utilitas armada taksi mengalami penurunan karena adanya peralihan ke jasa transportasi berbasis aplikasi alias taksi online. Padahal tarif sudah disesuaikan dengan tarif batas bawah.

Kementerian Perhubungan memberlakukan masa transisi 3 bulan untuk pemberlakukan batas atas dan bawah tarif taksi online. Meskipun Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 sebagai revisi dari Permenhub Nomor 32 Tahun 2016 guna mengatur taksi online resmi berlaku pada awal April kemarin.

Aturan itu tentunya menjadi angin surga bagi perusahaan taksi biasa seperti PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI). Sebab selama ini cuan (laba) mereka tergerus sejak munculnya taksi online yang memberikan tarif miring karena kemampuan inovasi dan efisiensi sehingga mampu menekan ekonomi biaya tinggi.

Meski begitu, menurut Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih kebijakan tersebut belum tentu bisa mendorong saham BIRD dan TAXI di pasar modal. Sebab belum tentu pembatasan tarif taksi online bisa mendorong kinerja keuangan kedua emiten tersebut.

"Jadi apakah penurunan tarif taksi online menjadi salah satu faktor untuk bisa membantu taksi biasa atau tidak. Ini belum tentu," tuturnya. Al Fatih memandang, meskipun tarif taksi online naik belum tentu pelanggannya beralih menggunakan taksi biasa. Sebab taksi online memiliki kelebihan lainnya selain dari tarifnya yang murah.

"Misalnya saya lebih nyaman pakai taksi online untuk titipkan anak saya, karena saya tahu saya bisa lacak, saya tahu nomor platnya dan foto orangnya. Jadi apakah ada inovasi-inovasi lain dari taksi biasa juga atau tidak," imbuhnya.

Menurutnya, penetapan tarif taksi online hanya sekedar menahan gerusan kinerja keuangan taksi biasa dari taksi online. Namun untuk bisa memenangkan kompetisi kembali sangat tergantung dari perusahaan taksi itu sendiri.

"Ini kan sifatnya masih menyelamatkan, sedangkan untuk pertumbuhan ini masih tanda tanya. Aturan ini kemungkinan hanya bisa menahan gerusan dari taksi online. Tapi apakah taksi biasa bisa berkembang, harus dilihat dulu hasil implementasinya nanti," pungkasnya

Pergerakan saham-saham emiten taksi hari ini masih bergerak cenderung mendatar. Padahal Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 sebagai revisi dari Permenhub Nomor 32 Tahun 2016 guna mengatur taksi online telah resmi berlaku. Menurut Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih, pelaku pasar belum merespon kebijakan tersebut lantaran belum begitu yakin aturan itu bisa mendorong kinerja dari emiten taksi.

Apalagi penerapan poin khusus untuk penetapan batas atas dan bawah tarif taksi online diberlakukan masa transisi selama 3 bulan terhitung sejak awal April. "Karena ini kan masih belum jelas juga ini. Artinya di satu sisi itu akan membantu taksi yang biasa, itu dari segi harga. Tapi belum jelas," tuturnya.

Menurut Al Fatih, pergerakan saham-saham taksi saat ini juga lebih tergantung dari kondisi fundamental perusahaan. Pelaku pasar ini melihat perbaikan kinerja keuangan dari emiten taksi seperti PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI). "Jika tarif taksi online naik apakah memang naik lagi pemakaian dari taksi, dan juga ada inovasi-inovasi tidak dari mereka perusahaan-perusahaan taksi," imbuhnya.

Hari ini saham BIRD dibuka melemah 10 poin atau 0,26% dari penutupan perdagangan sebelumnya menjadi Rp 3.850. Pada perdagangan sebelumnya di Jumat (31/3/2017), saham BIRD tercatat menguat 2,12% ke Rp 3.860. Di hari sebelumnya BIRD juga menguat 3,56% ke Rp 3.780. Namun saham BIRD sebelumnya sudah menyentuh level terendahnya pada 27 Maret 2017 dengan melemah 2,7% ke Rp 3.600.

Sementara saham emiten taksi lainnya yakni PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) hari ini dibuka tidak bergerak dari penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp 164. Saham TAXI juga terpantau bergerak sideway dalam beberapa hari kemarin. Pada 27 Maret 2017 saham TAXI mampu menguat 1,84% ke Rp 166. Namun pada 31 Maret 2017 saham TAXI berakhir di jalur merah dengan melemah 0,61% ke Rp 164.