Tuesday, February 13, 2018

Subsidi Untuk Konglomerat Sawit Bengkak Menjadi Rp. 10,68 Triliun

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) diketahui menyalurkan dana miliaran hingga triliunan rupiah untuk puluhan perusahaan yang terafiliasi konglomerasi sawit sepanjang 2015—2016. Badan itu mengelola setoran dana oleh pelbagai perusahaan eksportir sawit untuk dialokasikan untuk kepentingan industri perkebunan tersebut. BPDPKS berdiri sejak Juni 2015.

Selama 2015—2017, dana yang juga dikenal dengan nama 'CPO Fund' itu lebih banyak dipakai untuk pembayaran selisih harga biodiesel, dibandingkan dengan penggunaan lainnya macam riset atau dana peremajaan sawit. Data yang diperoleh menyatakan pembayaran selisih harga biodiesel pada 2015 mencapai 467,21 miliar kemudian melonjak menjadi Rp10,68 triliun pada 2016. Lonjakan ‘subsidi’ pada periode itu mencapai sekitar 2.000 persen.

Istilah ‘subsidi’ datang dari Kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang perkebunan sawit pada 2016. Dalam kajian itu, lembaga antikorupsi itu mengkritik penggunaan dana perkebunan kelapa sawit yang habis untuk program biodiesel semata. “Sekitar 81,8 persen biaya subsidi mandatori biodiesel diserap oleh empat (grup) perusahaan,” demikian tulis KPK dalam kajian tersebut.

Pendapatan pungutan dana sawit sendiri mencapai Rp6,90 triliun pada 2015 dan meningkat menjadi Rp11,69 triliun pada 2016. Pendapatan lainnya berasal dari pengelolaan dana yakni Rp78,80 miliar pada 2015 menjadi Rp630,38 miliar.

Penggunaan dana besar lainnya adalah untuk surveyor yakni Rp53,31 miliar (2015) menjadi Rp103,10 miliar (2016); dana riset Rp10,25 miliar (2015) menjadi Rp52,76 miliar (2016).

Lainnya adalah penyaluran dana peremajaan kebun sawit Rp623,49 juta (2015) menjadi Rp9,31 miliar (2016); pengembangan SDM di industri sawit Rp672 juta (2015) menjadi Rp44,56 miliar (2016) serta gaji plus tunjangan pengurus BPDPKS Rp6,79 miliar (2015) menjadi Rp37,47 miliar (2016).

Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan produksi dan konsumsi biodiesel sepanjang 2014—2016 mengalami pasang surut. Pada 2014, produksi sempat mencapai 3 juta kiloliter, 1,18 juta kiloliter dan akhirnya mencapai 3,65 juta kiloliter. Sedangkan konsumsi biodiesel mencapai 1,60 juta kiloliter, 860 ribu kiloliter hingga menjadi 2,25 juta kiloliter pada 2016.

Musdhalifah Machmud, Komite Pengarah BPDPKS, mengatakan kenaikan selisih harga biodiesel itu berkaitan dengan patokan harga minyak mentah internasional dan harga jual. “Semakin jauh selisih harga crude oil dengan harga diesel, semakin besar pula yang harus dibayarkan BPDPKS,” kata dia ketika dihubungi, Senin.

Dia menuturkan dana yang ada di BPDPKS selama ini memang berasal dari perusahaan sawit yang disetorkan ke lembaga tersebut. Musdhalifah tak mempersoalkan dana yang disebutnya juga kembali ke industri sawit. “Jadi dari mereka untuk mereka juga, tidak masalah, kan juga berdampak bagi industri sawitnya sendiri, hingga ke perekonomian juga,” tuturnya.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel (Aprobi) MP Tumanggor menuturkan hal serupa, bahwa kenaikan itu hanya terkait dengan selisih harga. Apalagi, kata dia, pada 2015 lalu harga minyak internasional sempat jatuh sehingga subsidi yang diberikan badan pengelola CPO Fund tersebut relatif besar.

Dimintai tanggapannya soal prioritas alokasi untuk biodiesel, Tumanggor mengungkapkan tujuan utama adalah bagaimana harga CPO tak jatuh. Di sisi lain, dia menuturkan, alokasi untuk replanting bisa saja naik karena selisih harga CPO dan minyak mentah tak demikian besar. “Ke depan bisa saja 20 persen (dana BPDPKS) untuk replanting karena selisih harga CPO dan crude oil tidak beda jauh sehingga sehingga pembayaran selisih harga menjadi kecil,” katanya.

Pada Januari—September 2017, lima perusahaan sawit berskala besar mendapatkan gelontoran Rp7,5 triliun untuk biodiesel. Lima perusahaan sawit itu terdiri dari Wilmar Group, Darmex Agro Group, Musim Mas, First Resources, dan Louis Dreyfus Company (LDC). Dalam hal ini, Wilmar Group mendapatkan nilai ‘subsidi’ terbesar, yakni Rp4,16 triliun.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengkritik kecilnya porsi penggunaan dana Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) atau CPO fund untuk membantu kegiatan penanaman kembali (replanting) perkebunan sawit. Selama ini, sebagian besar dana BPDP-KS disalurkan sebagai subsidi untuk membayar selisih harga antara produk dengan turunan minyak sawit yang digunakan sebagai campuran solar (FAME) dengan harga solar.

Sekretaris Jenderal Apkasindo Asmar Arsjad mengungkapkan, sebenarnya pihaknya mengapresiasi dana perkebunan sawit. Pasalnya, dana tersebut bisa membantu program penyerapan biodiesel yang pada akhirnya mendongkrak harga. Selain itu, sejak BPDP sawit berdiri pada 2015 lalu, sekitar 600 orang anak petani sawit mendapatkan bantuan dana untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.

Namun, Asmar mengingatkan, tujuan penggunaan dana tersebut juga untuk peremajaan dan penanaman kembali. "Program-program replanting lebih diutamakanlah daripada program biodiesel," ujar Asmar usai menghadiri sebuah acara di Jakarta, Jumat (26/1). Karenanya, pihaknya terus berkomunikasi dengan BPDP-KS untuk bisa menyalurkan dana tersebut lebih banyak untuk kegiatan replanting dan pengembangan SDM.

Tahun ini, BPDP-KS bakal memberikan subsidi replanting untuk 185 ribu hektare (ha) lahan petani swadaya. Besaran subsidi yang diberikan nantinya mencapai Rp25 juta per ha dari total kebutuhan biaya sekitar Rp60 juta atau sekitar Rp4,6 triliun. Sementara sisa dananya akan dipenuhi dari kredit perbankan.

"Kami akan segera berdiskusi dengan Direktur Jenderal Perkebunan (Kementerian Pertanian) supaya replanting di 2018 bisa terlaksana," ujar Asmar. Kendati demikian, untuk bisa mendapatkan subsidi dan kredit perbankan, petani harus memiliki sertifikat kebun. Untuk itu, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk bisa mempercepat proses sertifikasi lahan tersebut.

"Selama ini yang diberikan sertifikat lahan itu bukan untuk petani sawit tetapi untuk rumah tangga," katanya. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menjelaskan, subsidi yang diterima produsen biodiesel dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Diberitakan sebelumnya, lima perusahaan sawit berskala besar mendapatkan subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan total mencapai Rp7,5 triliun sepanjang Januari—September 2017. Kelima perusahaan sawit itu terdiri dari Wilmar Group, Darmex Agro Group, Musim Mas, First Resources, dan Louis Dreyfus Company (LDC).

Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan Taningdjaja menjelaskan, pendanaan subsidi tersebut berasal dari pungutan ekspor atas produk kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya yang nilainya berkisar US$20 hingga US$50 per ton dan dibayarkan oleh pelaku usaha. "Salah kalau dibilang menerima subsidi. Apalagi subsidi pemerintah. (Pembayaran selisih harga) ini dananya dari swasta sendiri untuk menjalankan ini," ujar Paulus di Jakarta, Senin (22/1).

Paulus mengungkapkan, pada tahun 2009 hingga 2014, program bahan bakar nabati (BBN)-biodiesel memang mendapatkan dukungan subsidi dari APBN sejalan dengan dukungan subsidi pemerintah untuk BBM kewajiban pelayanan publik (PSO) guna memenuhi kebutuhan domestik.

Kemudian, akibat defisit perdagangan luar negeri yang membengkak hingga mencapai US$1,6 miliar pada tahun 2012, penyediaan dana untuk subsidi BBN domestik dihentikan pada tahun 2014.  Sementara itu, harga CPO kala itu tengah menurun akibatnya penerimaan pemerintah, petani sawit, dan perusahaan ikut terseret.

Atas inisiatif perusahaan/pengekspor sawit bersama pemerintah, program pengumpulan dana sawit dirancang. Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kembali penerimaan pemeritah, petani sawit dan swasta, menjalankan kembali program BBN-biodiesel serta prgram lainnya seperti penanaman kembali (replanting), riset, promosi, dan advokasi sawit Indonesia.

Setelah berjalan 26 bulan, Aprobi mengklaim program BPDP telah berjalan dengan mekanisme yang semakin baik, mulai dari program replanting, riset, promosi, dan advokasi berjalan. Dengan demikian, program pemerintah kewajiban BBN-biodiesel untuk PSO bisa dilanjutkan. Adanya program mandatori BBN-biodiesel, permintaan CPO untuk penyerapan dalam negeri meningkat, sehingga bisa mendongkrak harga CPO.

Pembayaran selisih harga sesuai volume penjualan, menurut dia, juga terjadi karena Pertamina hanya bersedia membayar produk turunan minyak sawit yang digunakan sebagai campuran solar (fatty acid methyl este/FAME) sesuai harga solar. Sementara, biaya produksi FAME lebih tinggi dari harga solar.

Sebagai gambaran, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) biodiesel untuk Januari 2018 sebesar Rp8 ribu per liter ditambah ongkos angkut. Sementara, harga solar di pasaran hanya berkisar Rp5 ribu hingga Rp6 ribuan. "Pemerintah tidak mau menanggungnya (selisih harga)," ujar Paulus.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Aprobi MP Tumanggor menambahkan, kegiatan ekspor dan produksi biodiesel suatu perusahaan itu berbeda. Menurut dia, satu perusahaan bisa saja menerima dana subsidi dari BPDP lebih besar dari setoran iuran ekspor karena lebih banyak memproduksi biodiesel dibandingkan melakukan kegiatan ekspor.

Sebaliknya, perusahaan yang berorientasi ekspor, bisa saja setoran yang dibayarkannya lebih besar dibandingkan subsidi yang diterima atas FAME yang dijual. "Misalnya, perusahaan yang punya kebun luas hanya melakukan ekspor dan tidak memproduksi biodesel, dia tidak mendapat (pembayaran selisih harga) karena tidak menjual FAME ke Pertamina tetapi membayar (iuran ekspor) ke BPDP," ujarnya.

Adapun penghimpunan dan penggunaan dana perkebunan kelapa sawit diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Pada Pasal 11 ayat (1) dinyatakan bahwa dana yang dihimpun adalah untuk pengembangan sumber daya manusia; penelitian dan pengembangan perkebunan sawit; promosi perkebunan kelapa sawit; peremajaan tanaman perkebunan; serta prasarana perkebunan sawit.

Sedangkan pada ayat (2) dijelaskan bahwa penggunaan dana itu juga dipakai untuk kebutuhan pangan, hilirisasi industri dan pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel. Ayat selanjutnya menyatakan BPDPKS dapat menentukan prioritas penggunaan dana berdasarkan program pemerintah dan kebijakan Komite Pengarah.

Terkait hal tersebut, kajian soal sawit milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2016 menemukan bahwa penggunaan dana yang berlebihan bagi perusahaan biodiesel bisa menimbulkan ketimpangan dalam pengembangan usaha perkebunan sawit.

Monday, February 12, 2018

DBS Akuisisi Bisnis Retail and Wealth Management ANZ

PT Bank DBS Indonesia resmi menyelesaikan pengambilalihan bisnis retail and wealth management PT Bank ANZ Indonesia. Aksi ini sekaligus menggenapi pengambilalihan bisnis ANZ di lima pasar, yakni Singapura, Hong Kong, China, Taiwan, dan Indonesia.

Sejak 2016 lalu, DBS mengumumkan rencana pengambilalihan bisnis retail dan wealth management ANZ. Di Indonesia sendiri, pengambialihan dilakukan pada 10-11 Februari 2018, sekaligus menjadi penutup rangkaian transaksi portofolio bisnis ANZ yang resmi berpindah ke DBS.

Adapun, China lebih dulu mengawali transaksi pengambilalihan ANZ oleh DBS, yakni 17 Juli 2017. Diikuti oleh Singapura 7 Agustus 2017, Hong Kong 11 September 2017, serta Taiwan pada 11 Desember 2017.

Paulus Sutisna, Direktur Utama DBS Indonesia mengatakan, selama beberapa bulan terakhir, pihaknya telah mengupayakan transaksi berjalan lancar. Hasilnya, kedua entitas berhasil terintegrasi. "Pengambilalihan ini selanjutnya akan memperkuat posisi bank kami di Indonesia. Integrasi yang sukses sangatlah penting, karena kami menyambut baik penambahan jumlah nasabah dan karyaawan pada bisnis retail and wealth management Indonesia," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (12/2).

Dengan sistem pengelolaan wealth franchise yang kokoh, cerdas, dan terintegrasi, ia mengaku optimis dapat menjadi pengelola bisnis kekayaan (wealth) terdepan di Indonesia. Managing Director and Head of Consumer Banking Group and Wealth Management DBS Indonesia Wawan Salum menambahkan, pihaknya menyambut para nasabah dan rekan kerja barunya bergabung.

Dengan jaringan cabang yang lebih luas, solusi-solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, dan rangkaian layanan perbankan universal yang lengkap, ia menilai, inilah kesempatan luar biasa bagi perusahaan untuk terus menawarkan layanan, saran, solusi kepada nasabah.

"Pengambilalihan ini memungkinkan kami untuk lebih meningkatkan posisi kami di sektor private banking dan rekam jejak kami dalam hal bisnis kartu kredit di pasar Indonesia," pungkasnya.

Saham Astra Makin Kinclong Setelah Suntik Gojek Rp. 2 Triliun

Saham PT Astra International Tbk (ASII) dan anak usahanya PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) terpantau menanjak usai mencuatnya berita soal investasi Rp2 triliun ke Gojek. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Astra International sempat naik 1,21 persen hingga Rp8.300 per lembar hingga jeda perdagangan sesi I, dari sebelumnya Rp8.200. Sementara, harga saham Astra Otoparts sempat menanjak hingga 1,29 persen ke level Rp1.965 per lembar, dari sebelumnya Rp1.940

Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan,kerja sama tersebut memang dinilai sangat baik oleh para pelaku pasar. Pasalnya, Astra dinilai mampu mengikuti perkembangan ekonomi dengan berinvestasi di Gojek yang kini merupakan 'unicorn', atau perusahaan rintisan yang bernilai di atas US$1 miliar.

"Kerja sama itu merupakan langkah yang sangat strategis ya bagi Grup Astra. Mereka bisa mengikuti perkembangan dan perubahan dalam ekonomi dan bisnis," kata David. Ia menambahkan, saat ini pelaku pasar masih menanti bentuk kerja sama antara Astra dan Gojek secara lebih rinci. Apalagi, saat ini muncul beberapa prediksi yang berkembang usai pengumuman kerja sama tersebut.

"Saat ini yang masih ditunggu investor adalah soal rincian kerja sama usai mereka melakukan investasi. Ada juga prediksi soal kerja sama pemeliharaan motor yang memakai Astra Otoparts, tapi itu masih perkiraan panjang ya," ungkapnya.

Atas dasar hal tersebut, menurut David dalam pekan ini harga saham Astra International dan Astra Otoparts berpeluang untuk mengalami kenaikan. "Perkiraan saya, harga saham ASII bisa ke Rp8.500 per lembar minggu ini. Sementara kalau untuk AUTI bisa di atas Rp2.000 per lembar di pekan ini," jelasnya. Seperti diketahui, Grup Astra mengumumkan telah menyuntikkan investasi sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2 triliun untuk Gojek hari ini. Bergabungnya Astra menambah panjang daftar perusahaan raksasa yang menyuntikkan dana segarnya ke Gojek.

Terkait dana segar yang digelontorkan, Presiden Direktur Astra Internasional Prijono menyebut kegigihan menjadi salah satu alasan pihaknya bersedia menanamkan modal. "Kenapa Astra mau kolaborasi dengan Gojek, ini ada historinya. Melihat kegigihan tinggi untuk memajukan Gojek dan paling penting akan mengubah dunia," pungkasnya di sela konferensi media di Jakarta.

CEO dan pendiri Gojek Nadiem Makarim, mengatakan investasi yang diterima pihaknya kali ini merupakan salah satu yang terbesar sepanjang sejarah. Dengan dana yang diperolehnya kali ini, Nadiem mengklaim akan melahirkan inovasi dan menjadikan Indonesia sebagai negara super power di Asia Tenggara dan dunia.

"Ada beberapa fakta menarik investasi ini, pertama ini menjadi investasi terbesar sepanjang sejarah. Ini merupakan hal yang membanggakan pemain besar berpartisipasi dalam ekosistem digital di Indonesia," jelas Nadiem di kesempatan yang sama. PT Astra International (Astra) mengumumkan telah menyuntikkan investasi sebesar US$150 juta atau sekitar RP2 triliun untuk Gojek.

Bergabungnya Astra menambah panjang daftar perusahaan raksasa yang menyuntikkan dana segarnya ke Gojek. Terkait dana segar yang digelontorkan, Presiden direktur PT Astra Internasional Prjono menyebut kegigihan menjadi salah satu alasan pihaknya bersedia menanamkan modal.

"Kenapa Astra mau kolaborasi dengan Gojek, ini ada historinya. Melihat kegigihan tinggi untuk memajukan Gojek dan paling penting akan mengubah dunia," pungkasnya disela konferensi media di Jakarta, Senin (12/2). CEO dan pendiri Gojek Nadiem Makarim, mengatakan investasi yang diterima pihaknya kali ini merupakan salah satu yang terbesar sepanjang sejarah.

Dengan dana yang diperolehnya kali ini, Nadiem mengklaim akan melahirkan inovasi dan menjadikan Indonesia sebagai negara super power di Asia Tenggara dan dunia. "Ada beberapa fakta menarik investasi ini, pertama ini menjadi investasi terbesar sepanjang sejarah. Ini merupakan hal yang membanggakan pemain besar berpartisipasi dalam ekosistem digital di Indonesia," jelas Nadiem di kesempatan yang sama

Daftar Outlet dan Brand Yang Akan Ditutup Oleh MAP Tahun 2018

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengaku masih akan menutup beberapa outlet dari beberapa brand-nya tahun ini. Namun, jumlah penutupan outlet nya tidak akan sebanyak tahun 2017, di mana seluruh gerai Debenhams dan Lotus ditutup. Sekretaris Perusahaan, Fetty Kwartati mengungkapkan, penutupan toko masih akan melihat perkembangan seluruh kinerja di masing-masing toko setiap bulan. Penilaian toko umumnya dilakukan secara rutin oleh perusahaan untuk mengetahui selera masyarakat dari penjualan di masing-masing toko.

"Tiap toko dan brand dikaji tiap bulan, sehari-hari juga dinilai. Brand kan memiliki siklusnya juga," ucap Fetty, Senin (12/2). Jika memang kinerja suatu toko tak berdampak positif bagi kinerja perusahaan secara konsolidasian, maka manajemen Mitra Adiperkasa akan mencari solusi terlebih dahulu sebelum menutupnya. Kemudian, jika memang dalam jangka waktu tertentu tidak ada perbaikan, maka terpaksa ditutup.

Hal ini juga terjadi pada salah satu toko ritel Dorothy Perkins di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Fetty mengakui toko ritel tersebut tidak memiliki performa yang bagus. Namun, bukan berarti perusahaan akan menutup brand Dorothy Perkins di Indonesia. "Toko saja, brand masih ada. Ini hal normal bagi bisnis ritel," terang Fetty.

Lebih lanjut ia mengatakan, penutupan toko ritel tidak akan menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal. Berbeda jika dibandingkan dengan penutupan brand Debenhams dan Lotus. Fetty menegaskan, karyawan dari toko ritel yang ditutup umumnya dialihkan ke toko ritel lainnya yang baru dibuka ataupun yang sudah eksisting.

"Misalnya kalau hanya 10 itu bisa dipindahkan ke toko lain, atau ya kalau kontrak sudah habis tidak kami perpanjang. Tapi tidak ada PHK massal," jelas dia.

Meski memiliki rencana untuk menutup beberapa tko ritelnya pada tahun ini, Fetty menyebut pihaknya jiga akan membuka toko baru seluas 60 ribu meter persegi. Dalam hal ini, toko baru itu akan terbagi atas specialty store dan food & beverage (F&B). "Seluas 40 ribu meter persegi untuk specialty sotre dan 20 ribu untuk F&B," ungkap Fetty.

Beberapa specialty store yang dimaksud, misalnya toko ritel footware, fesyen, baju anak-anak. Sementara, perusahaan fokus mengembangkan starbucks sebagai salah satu bisnis F&B nya. "Untuk department store kami tidak tambah dulu, fokus kami dua itu, specialty store dan F&B," katanya.

Guna menambah gerai ritelnya, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp800 miliar. Fetty mengatakan, seluruh dana belanja modal akan berasal dari kas internal. Secara keseluruhan, Mitra Adiperkasa masih optimis dengan daya beli masyarakat tahun ini, karena biasanya konsumsi masyarakat akan tumbuh satu tahun sebelum pemilihan presiden (pilpres). Terlebih, tahun ini juga akan diselenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 171 wilayah.

"Jadi untuk penjualan kami targetkan naik 15 persen, laba bersih lebih dari 15 persen," tutup Fetty.

Friday, February 9, 2018

Penyebab Awan Mendung Industri Ritel Fashion Indonesia

Awan mendung masih menyelimuti sektor ritel di Indonesia pada awal tahun ini. Beberapa gerai ritel produk busana dan alas kaki impor memutuskan untuk menutup gerainya di pusat perbelanjaan domestik, diantaranya Clarks, Dorothy Perkins, dan New Look.  Hal itu didahului dengan penjualan diskon besar-besaran untuk menghabiskan stok sebelum pemilik menutup gerainya.

Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira tak heran pemilik lisensi impor memutuskan untuk tak lagi membuka gerai produk tersebut di Indonesia. Hal itu tak lepas dari belum pulihnya permintaan di dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk pakaian jadi memang terus melambat hingga rata rata tumbuh 3,05 persen sepanjang tahun 2017. Angka ini terbilang rendah jika dibandingkan pengeluaran konsumsi secara total yang masih bisa tumbuh 4,95 persen. "Artinya, masyarakat secara umum mengurangi belanja fashion," ujar Bhima

Menurut Bhima, turunnya porsi belanja masyarakat disebabkan oleh kelas menengah atas yang lebih memilih untuk menyimpan uangnya di bank, terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh diatas kredit bank. Pada Desember 2017, Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,3 persen secara tahunan. Sementara, kredit perbankan periode yang sama tumbuh 8,2 persen.

Tak hanya itu, menurut Bhima, kelas menengah atas mengerem belanja di sektor pakaian juga disebabkan oleh petugas pajak yang bisa mengintip transaksi kartu kredit penggunanya. Selain itu, tren peralihan sistem penjualan dari secara langsung (offline) ke eletronik (e-commerce) juga perlu dicermati. Terlebih sekitar 45,8 persen penjualan barang yang dibeli melalui platform e-commece merupakan penjualan produk pakaian, meskipun nilai transaksinya ditaksir hanya berkisar satu persen dari total penjualan ritel nasional.

"Kalau di 2017 diperkirakan total transaksi e-commerce sebesar Rp87,7 triliun maka nilai penjualan pakaian jadi adalah Rp40,1 triliun per tahunnya," jelasnya. Di sisi lain, ditutupnya gerai pakaian impor di pusat perbelanjaan bisa menjadi kesempatan bagi produk lokal untuk merebut pangsa pasar. Pasalnya, munculnya merek-merek personal baru yang ramai di media sosial juga berperan dalam menggerus pasar pakaian impor.

"Kemunculan merek-merek personal contohnya untuk busana muslim sebenarnya peluang bagus. Asalkan konsepnya pakai e-commerce bukan untuk fisik," ujarnya. Untuk menahan tren perlambatan sektor ritel, lanjut Bhima, Pemerintah perlu memulihkan kepercayaan konsumen dengan mengkaji ulang seluruh kebijakan perpajakan.

"Jangan karena mengejar target pajak yang naik 20 persen lalu sektor ritel jadi korban," ujarnya.

Kemudian, pemerintah juga perlu mendorong kolaborasi sektor offline dan online. Misalnya, masuknya platform ritel offline dari Amazon dengan Amazon Go pada tahun lalu menjadi bukti bahwa kerja sama akan menguntungkan pelaku ritel konvensional juga.  Pemerintah, lanjut Bhima, juga perlu menyiapkan alih profesi bagi pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, bagi perusahaan ritel yang tutup, Pemerintah perlu membantu pengurusan sengketa kerja agar pesangon bisa cepat dibayar oleh perusahaan.

Sementara, pusat perbelanjaan harus merenovasi konsep secara total terutama bagi pusat perbelanjaan yang lama. Bagi pusat perbelanjaan yang sebelumnya fokus di ritel fashion jika ingin bertahan perlu beradaptasi dengan mengubah diri menjadi tempat kuliner. "Tahun lalu, pengeluaran konsumsi untuk restoran dan hotel pertumbuhannya naik hingga 5,3 persen," ujarnya.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengingatkan keputusan penutupan gerai bukan merupakan keputusan yang mendadak. Biasanya, keputusan untuk ekspansi maupun menutup gerai telah dipikirkan enam bulan sebelumnya setelah melakukan evaluasi terhadap kondisi perekonomian selama beberapa periode.

Tahun lalu, menurut Tutum, industri ritel memang masih relatif stagnan karena belum pulihnya permintaan masyarakat. Sementara, pembayaran sewa gerai di pusat perbelanjaan harus dibayar tak peduli laku atau tidaknya barang yang dijual. Tak ayal, pemilik akan mencari cara untuk menekan biaya, salah satunya dengan keluar dari pusat perbelanjaan. "Penutupan gerai merupakan upaya pemilik untuk efisiensi biaya," ujarnya.

Setelah menutup gerai, pemilik bisa mengalihkan penjualan dengan sistem menitipkan di toko ritel besar atau menjualnya secara daring. Dengan demikian, produk masih bisa beredar di pasar. Menurut Tutum, tren penutupan gerai masih bisa berlanjut hingga akhir tahun kecuali ada angin segar berhembus kencang di perekonomian. Gelaran pemilihan kepada daerah (pilkada) serentak tahun ini bagi Tutum hanya sebagai pemanis dan belum cukup kuat untuk mengembalikan kejayaan sektor ritel.

Aprindo sendiri berharap sektor ritel bisa tumbuh setidaknya 9 persen tahun ini, membaik dari tahun lalu yang hanya tumbuh di kisaran 7,5 persen. Hal itu seperti diungkap Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam wawancara terpisah beberapa waktu lalu. Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) Indonesia Stefanus Ridwan menilai penutupan suatu gerai di pusat perbelanjaan merupakan hal yang biasa.

Menurut Stefanus, jika gerai ingin bertahan di tengah ketatnya persaingan, produk yang dijual harus menarik, bergengsi, dan lekat di hati konsumen. Dengan demikian, konsumen tidak merasa sayang mengeluarkan uangnya. "Kalau tidak bisa membuat produknya menjadi hits. ya akan ketinggalan," jelasnya.

Stefanus tidak terlalu khawatir penutupan beberapa gerai produk ritel fashion impor akan menekan penerimaan pusat perbelanjaan. Pasalnya, jika satu gerai produk ditutup, permintaan dari produk ritel lain untuk mengisi gerai yang ditutup tersebut masih ada. Misalnya gerai untuk produk-produk yang laris dijual melalui platform media sosial. "Kalau gerai tidak laku percuma kami pertahankan, mendingan kami mencari gerai yang bisa menarik orang untuk datang," ujarnya.

Selain itu, seperti yang disebutkan Bhima di atas, pengelola pusat perbelanjaan juga telah menangkap tren peralihan pola konsumsi masyarakat. Karenanya, pusat perbelanjaan kini banyak yang berbenah dengan memperbanyak gerai di sektor kuliner dan hiburan, serta mengadakan acara-acara yang bisa menarik pengunjung.

Pemerintah terus mencermati perkembangan sektor ritel, terutama dampaknya ke pasar tenaga kerja.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Haiyani Rumondang mengingatkan, kalau bisa, tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dihindari dengan mengalihkan pekerja ke pekerjaan lain.

Karenanya, pemerintah terus mendorong peningkatan keahlian dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya dengan menyediakan program pelatihan dan menggelar pendidikan vokasional dengan menggandeng dunia usaha. Kalaupun harus melakukan PHK pemerintah berharap hal itu dikomunikasikan dengan baik dan pemberi kerja memperhatikan hak-hak pegawainya. "Jangan pernah melakukan tindakan sepihak tanpa bermusyawarah," ujarnya.

Pada akhirnya, sesuai pepatah, di mana ada gula ada semut. Jika gula habis di suatu tempat, maka semut bakal hengkang mencari lokasi lain. Jika semut tetap bertahan di lokasi yang sama, si semut akan mati dengan sendirinya

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) mengakui terdapat pergeseran pola konsumsi dan perubahan teknologi yang pada akhirnya berdampak ke sejumlah industri, salah satunya adalah ritel. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, sektor ritel harus menyesuaikan dengan teknologi dan perubahan tren yang sangat cepat. Karenanya, sektor ritel memerlukan rekonfigurasi dari sekedar toko menjadi tempat pameran (showroom) dan gudang.

Di sisi lain, lokasi pemasaran bisa memanfaatkan teknologi digital sehingga lahirlah perdagangan elektronik (e-commerce). Konsekuensinya, pelaku "tradisional" harus meningkatkan kapasitas dari sarana yang dimiliki.

"Di saat sarana masa lalu tidak lagi bermanfaat, mereka harus investasi lagi untuk meningkatkan konfigurasi rantai pasok, konfigurasi logistik, dan konfigurasi pertokoan untuk tren-tren terkini ya memang berat bebannya," ujarnya di gedung Suhartoyo BKPM, Kamis (8/2). Kendati demikian, lanjut Thomas, aspek negatif dari sistem konvensional bisa diimbangi oleh aspek positif dari sektor-sektor baru perekonomian digital seperti transportasi daring dan e-commerce.

Di saat yang sama, pusat perbelanjaan juga harus mengubah komposisi jenis gerai dengan memperbanyak sektor makanan dan minuman, hiburan dan pengalaman. Misalnya, pusat kebugaran, bioskop dan panggung pertunjukkan. "Jadi memang pergeseran di pola konsumsi akan menciptakan pergeseran di pola produksi dan pola ritel," ujarnya.

Kendati demikian, Thomas optimistis investasi di sektor ritel bakal mekar tahun ini, kendati sejumlah ritel pakaian dan alas kaki mengumumkan bakal menutup gerainya di pusat perbelanjaan di Indonesia.Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah ritel pakaian dan alas kaki mengumumkan bakal menutup gerainya tahun ini, beberapa diantaranya Clarks, New Look, dan Dorothy Perkins. "Secara net masih positif dan menurut saya akan terjadi modernisasi yang luar biasa," ujarnya

New Look Menyusul Dorothy Perkins Tutup Toko Karena Bangkrut

Ritel Dorothy Perkins resmi menutup tokonya di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Ritel pakaian perempuan dan anak-anak asal Inggris tersebut hengkang lantaran kontrak kerja sama antara pemilik merek dan distributornya di Indonesia tak diperpanjang.

“Iya, kami tutup per hari ini. Ini sedang beres-beres. Mau ganti brand (merek) lain,” terang salah satu pelayan toko Dorothy Perkins di Kota Kasablanka dengan singkat. Ketika menyambangi gerai Dorothy Perkins, seluruh pelayan toko tengah sibuk merapikan barang-barang tersisa. Mereka berbenah dengan kondisi pintu tertutup, menyisakan pelat merek yang terlihat di depan pintu toko.

Di Indonesia, merek Dorothy Perkins dipegang oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk, riteler kelas kakap bersandi emiten MAPI. Berdasarkan situs resmi pemilik merek, Dorothy Perkins beroperasi melalui 11 gerai.

Adapun, 5 gerai tersebar di Jakarta, yaitu Central Park, Kota Kasablanka, Senayan City, Grand Indonesia, dan Sogo Plaza Senayan. Sisanya tersebar di Discovery Mall di Kuta-Bali, Galaxy Mall Surabaya, Paris van Java Mall di Bandung, Sogo Tunjungan Surabaya, Sun Plaza Sogo Medan, dan Ambarukmo Plaza di Yogyakarta.

Selain Dorothy Perkins, merek pakaian wanita New Look juga akan tutup toko di Kota Kasablanka pada 19 Februari 2018 mendatang. Bahkan, New Look secara permanen menyudahi seluruh operasionalnya di Indonesia.

“Kami sudah diberitahu oleh manajemen. Kami tutup toko secara permanen. Gerai di Kota Kasablanka ini yang terakhir. Yang lain sisa bazaar saja di Alam Sutera,” kata salah satu pelayan toko di gerai New Look Kota Kasablanka. Makanya, ia menjelaskan lebih lanjut, New Look menggelar diskon besar-besaran untuk cuci gudang demi menghabiskan barang. Gelaran diskon hingga 60 persen itu sudah dimulai sejak akhir tahun lalu.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, gerai New Look memang hanya tersisa di Kota Kasablanka. Adapun, tiga gerai lainnya, yakni di Kemang Village, Central Park, dan Alam Sutera hanya untuk bazaar. Serupa seperti Dorothy Perkins, merek New Look di Indonesia juga dipegang oleh MAPI. Namun, hingga saat ini, belum berhasil menghubungi manajemen untuk mengkonfirmasi penutupan gerai-gerai tokonya.

Sebelumnya, MAPI juga menghentikan operasional Lotus dan Debenhams pada tahun lalu. MAPI merupakan riteler pengelola jaringan merek-merek dari luar negeri. Tak terbatas pada produk-produk fesyen, MAPI juga mengelola jaringan Starbucks, Planet Sports, dan Kidz Station

Ritel Dorothy Perkins resmi menutup tokonya di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Ritel pakaian perempuan dan anak-anak asal Inggris tersebut hengkang lantaran kontrak kerja sama antara pemilik merek dan distributornya di Indonesia tak diperpanjang. “Iya, kami tutup per hari ini. Ini sedang beres-beres. Mau ganti brand (merek) lain,” terang salah satu pelayan toko Dorothy Perkins di Kota Kasablanka dengan singkat.

Ketika  menyambangi gerai Dorothy Perkins, seluruh pelayan toko tengah sibuk merapikan barang-barang tersisa. Mereka berbenah dengan kondisi pintu tertutup, menyisakan pelat merek yang terlihat di depan pintu toko. Di Indonesia, merek Dorothy Perkins dipegang oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk, riteler kelas kakap bersandi emiten MAPI. Berdasarkan situs resmi pemilik merek, Dorothy Perkins beroperasi melalui 11 gerai.

Adapun, 5 gerai tersebar di Jakarta, yaitu Central Park, Kota Kasablanka, Senayan City, Grand Indonesia, dan Sogo Plaza Senayan. Sisanya tersebar di Discovery Mall di Kuta-Bali, Galaxy Mall Surabaya, Paris van Java Mall di Bandung, Sogo Tunjungan Surabaya, Sun Plaza Sogo Medan, dan Ambarukmo Plaza di Yogyakarta.

Selain Dorothy Perkins, merek pakaian wanita New Look juga akan tutup toko di Kota Kasablanka pada 19 Februari 2018 mendatang. Bahkan, New Look secara permanen menyudahi seluruh operasionalnya di Indonesia.

“Kami sudah diberitahu oleh manajemen. Kami tutup toko secara permanen. Gerai di Kota Kasablanka ini yang terakhir. Yang lain sisa bazaar saja di Alam Sutera,” kata salah satu pelayan toko di gerai New Look Kota Kasablanka. Makanya, ia menjelaskan lebih lanjut, New Look menggelar diskon besar-besaran untuk cuci gudang demi menghabiskan barang. Gelaran diskon hingga 60 persen itu sudah dimulai sejak akhir tahun lalu.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, gerai New Look memang hanya tersisa di Kota Kasablanka. Adapun, tiga gerai lainnya, yakni di Kemang Village, Central Park, dan Alam Sutera hanya untuk bazaar. Serupa seperti Dorothy Perkins, merek New Look di Indonesia juga dipegang oleh MAPI. Namun, hingga saat ini, belum berhasil menghubungi manajemen untuk mengkonfirmasi penutupan gerai-gerai tokonya.

Sebelumnya, MAPI juga menghentikan operasional Lotus dan Debenhams pada tahun lalu. MAPI merupakan riteler pengelola jaringan merek-merek dari luar negeri. Tak terbatas pada produk-produk fesyen, MAPI juga mengelola jaringan Starbucks, Planet Sports, dan Kidz Station.

Daftar Brand Fashion Yang Diskon Hingga 70% Akibat Bangkrut

Jelang ditutupnya beberapa ritel fesyen terkemuka di Jakarta, pesta diskon pun dimulai.  Pesta diskon untuk pecinta fesyen dan aksesori ini sebenarnya sudah berlangsung beberapa waktu. Namun bagi Anda yang masih ingin berburu produk fesyen, tak ada salahnya untuk kembali mencari diskon.

Berikut beberapa ritel fesyen yang memberikan diskon besar jelang penutupan tokonya di Indonesia.

1. GAP
Toko ritel label GAP akan mengakhiri kontrak operasinya di akhir bulan Februari 2018.  Jelang penutupannya, toko fesyen ini pun memberikan diskon yang cukup menggiurkan. Diskonnya yang diberikan mencapai 70 persen.  Tak cuma untuk baju dan perlengkapannya, toko ini juga memberikan diskon untuk berbagai produk aksesori.

2. Banana Republic
Sama seperti ritel GAP, ritel fesyen Banana Republic yang memiliki segmen lebih tinggi ternyata juga mengakhiri kontraknya di Indonesia.  Banana Republic mengakhiri kehadirannya di Indonesia di akhir bulan Februari 2018 mendatang. Untuk itu, mereka memberikan diskon sampai 70 persen.

3. New Look
Label ritel fesyen New Look dari Inggris memberikan diskon besar untuk semua produknya sampai 60 persen.  Berdasarkan pantauan, barang-barang di gerai New Look di Kota Kasablanka mulai terlihat sepi. Barang-barang yang tersisa dibanderol dengan harga lebih murah dengan potongan harga 60 persen. Bahkan, untuk busana atasan perempuan, harganya dibanderol Rp39 ribu, sedangkan pakaian terusan berkisar Rp109 ribu - Rp159 ribu. Tak cuma pakaian, New Look juga memangkas harga sepatu wanita dan asesoris, seperti kacamata dan tas tangan.

4. Dorothy Perkins
Dorothy Perkins sudah menutup beberapa gerainya. Label ritel yang pernah bekerjasama dengan keluarga Kardashian pada pembuatan beberapa produknya ini memberikan diskon sampai 60 persen.

5. Clarks
Ritel sepatu Clarks menjual berbagai koleksi sepatu pria dan wanita dengan potongan diskon sampai 50 persen. Harganya dimulai dari Rp800 ribu-1,75 juta per pasangnya.

Thursday, February 8, 2018

GAP dan Banana Republik Hengkang Dari Indonesia

PT Gilang Agung Persada selaku distributor dan pemegang merek GAP dan Banana Republic di Indonesia menyebut akan beralih fokus memasarkan produk aksesoris, khususnya jam tangan impor. Peralihan fokus antara lain ditandai dengan keputusan perusahaan menutup seluruh gerai GAP dan Banana Republic di akhir bulan ini.

Sumber mengatakan, penjualan jam tangan impor lebih menguntungkan karena persaingan pada produk tersebut tak terlalu sengit seperti pada bisnis pakaian. Di sisi lain, perusahaan juga optimis penjualan produk tersebut akan laris karena konsumsi masyarakat kelas menengah yang mulai bangkit.

“Selama lima tahun ini, perusahaan telah mengembangkan segmen ini (aksesoris), dengan menambahkan beberapa merek ke dalam portofolio,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (5/2). Perusahaan yang terkenal dengan hanya merekrut tamatan luar negeri ini untuk menduduki jabatan strategis branding menyerah dan gagal untuk tetap eksis dengan produk produk terkenal mereka dan turunnya secara drastis angka penjualan karena tumpulnya program marketing dan branding mereka. Adapun beberapa merek yang kerap menjual aksesoris dan telah bekerja sama dengan perusahaan, yaitu VNC, Guess Accessories, La Senza, WatchZone, dan WatchEngine.

“Selain itu, perusahaan sangat antusias dengan kemitraan baru dengan Casio untuk mendistribusikan koleksi jam tangan mereka, karena melengkapi toko WatchZone dan WatchEngine saat ini,” jelasnya.

Dengan perubahan fokus bisnis ini, perusahaan memutuskan tak akan memperpanjang hak distribusi produk pakaian impor bermerek GAP dan Banana Republic pada tahun ini.  “PT GAP telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak ketika perjanjian sub-waralaba berakhir pada Februari 2018,” terangnya. Bersamaan dengan itu, perusahaan akan menutup gerai GAP dan Banana Republic yang tersisa. Untuk GAP, gerai tersisa berada di Tunjungan Plaza, Surabaya dan Grand Indonesia, Jakarta.

Sementara gerai Banana Republic yang tersisa dan akan ditutup, yaitu di Senayan City pada akhir pekan ini. Lalu, menyusul gerai sementara di Pondok Indah Mall (PIM) 2 dan di Grand Indonesia. Seluruh gerai itu akan ditutup paling lama pada akhir Februari 2018.

Sayangnya, belum didapat kabar bagaimana nasib para pekerja GAP dan Banana Republic setelah kedua merek pakaian asal Amerika Serikat itu gulung tikar di Indonesia. PT Gilang Agung Persada selaku distributor dan pemegang merek produk pakaian asal Amerika Serikat, GAP dan Banana Republic di Indonesia akan menutup seluruh gerai kedua merek tersebut pada akhir bulan ini.
Sumber menyebut, dua gerai GAP yang tersisa, yaitu di Tunjungan Plaza, Surabaya dan Grand Indonesia, Jakarta akan ditutup.

Sedangkan untuk Banana Republic, gerai di Senayan City, Jakarta akan tutup pada akhir pekan ini. Lalu, menyusul pada akhir Februari, penutupan gerai sementara hasil gabungan dengan GAP di Pondok Indah Mall (PIM) 2 dan satu gerai di Grand Indonesia.

“Sebelumnya, GAP juga sudah tutup lokasi di PIM 2 dan St. Moritz,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya. Dengan demikian, setelah penuutupan, masyarakat tak bisa lagi mendapatkan produk kedua perusahaan yang berada di bawah naungan GAP Inc.  Lisa Kanisa (27 tahun) yang cukup akrab dengan produk GAP mengaku kecewa mendengar kabar ini. Lisa mengaku telah menggunakan produk GAP dalam beberapa tahun terakhir.

“Kalau GAP kan casual ya produknya, itu saya suka, sudah pakai sejak kuliah juga. Sayang, kalau nanti tidak bisa beli lagi di Indonesia,” ungkap Lisa. Ia pun berharap nantinya akan ada distributor lain yang bisa memasarkan pakaian GAP di dalam negeri.

“Ya mungkin nanti bisa ya dijual di online, asal harganya jangan terlalu tinggi karena ada ongkos kirim,” pungkasnya. Setelah Clarks yang akan menutup seluruh tokonya di Indonesia, toko ritel asal Amerika, Banana Republic bakal ikut menutup gerainya di Pondoh Indah Mall 2, Jakarta Selatan di penghujung bulan ini.

Salah satu penjaga gerai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, rencana penutupan gerai sebenarnya telah dikomunikasikan pihak manajemen sejak November 2017. Namun, belum dinyatakan secara resmi kapan gerai akan benar-benar ditutup.

“Gerai ini akan tutup, tapi belum pasti kapan waktunya,” ujar penjaga gerai Banana Republic di PIM 2 saat berbincang. Guna menghabiskan stok barang, gerai tersebut juga tengah menggelar diskon hingga 70 persen. Kendati demikian, menurut dia, jika masih ada sisa produk, akan dialihkan ke gerai Banana Republik lain yang tersisa di Jakarta.

Selain di PIM, gerai Banana Republic saat ini berada di Senayan City dan Grand Indonesia, Jakarta.

“Jadi walaupun di sini (PIM 2) tutup, tapi gerai yang lain masih ada,” terangnya.

Berusaha menghubungi pihak manajemen PT Gilang Agung Persada selaku distributor selaku pemegang merek. Namun, hingga kini belum ada jawaban maupun keterangan resmi dari pihak manajemen. Adapun berdasarkan pantauan , pakaian yang dijual di gerai ini terdiri dari produk asli produksi Banana Republic dan GAP, serta merek lain yang berada di bawah naungan manajemen yang sama.

Pakaian bermerek GAP ikut dipajang penjaga gerai Banana Republic lantaran kebijakan manajemen mengalihkan pakaian yang tersisa ke gerai ini, setelah manajemen menutup gerai GAP di PIM 2 pada akhir tahun lalu.  Banana Republic, ritel fesyen asal Amerika tengah menggelar diskon penutupan gerai hingga 70 persen di Pondok Indah Mall (PIM) 2, Jakarta Selatan. Namun rupanya, diskon besar itu tak membuat gerai diserbu pembeli dan malah sepi pengunjung.

Berdasarkan pantauan  pada Minggu (4/2), gerai tampak sepi dari hilir mudik pembeli. Hanya tampak beberapa pengunjung yang melihat-lihat produk yang berupa pakaian wanita.  Salah satunya, Ajeng (36 tahun), yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta. Ia bilang, kunjungannya kali ini hanya iseng melihat pakaian dan harga yang ditawarkan dengan iming-iming diskon hingga 70 persen.
“Ini iseng saja, mungkin ada yang cocok. Tapi ternyata kurang menarik. Jadi belum ada yang dibeli,” kata Ajeng.  Selain itu, ia mengaku memang tak begitu akrab dengan merek pakaian ini, sehingga kurang tertarik untuk membeli pakaian yang dijual. Kendati begitu, ia bilang, harga yang ditawarkan cukup rendah.

“Tadi ada yang saya lihat ada yang Rp180 ribuan, lumayan sih dari harga Rp600 ribuan. Tapi modelnya masih kurang menarik,” lanjutnya.  Begitu pula dengan Linda Ashari (33 tahun). Ia mengaku belum tertarik dengan pakaian yang ditawarkan sekalipun harga yang dibanderol berkurang hingga 70 persen.

“Modelnya kebanyakan polos, jadi kurang tertarik,” ucapnya.

Adapun diskon penutupan gerai Banana Republic ini telah dilangsungkan pihak manajemen yang berada di tangan PT Gilang Agung Persada sejak November 2017. Hal ini bersamaan dengan penutupan gerai merek lain yang berada di bawah naungan manajemen, yaitu GAP pada akhir tahun lalu.

Menurut pihak penjaga gerai yang enggan disebutkan namanya, produk yang tersisa setelah gerai resmi ditutup akan dialihkan ke gerai Banana Republic lain yang tersisa di Jakarta, yaitu ke Senayan City dan Grand Indonesia, Jakarta. “Jadi walaupun di sini (PIM 2) tutup, tapi gerai yang lain masih ada,” ujar penjaga gerai.

Dari pantauan pakaian yang dibanderol dari kisaran Rp80 ribu sampai Rp619 ribu dari sebelumnya dijual dengan harga Rp269 ribu hingga Rp2,1 juta.

Bank Indonesia : Penjualan Ritel Turun Bulan Januari dan Februari 2018

Survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada Januari 2018 tumbuh melambat dibanding bulan sebelumnya. Perlambatan diindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) periode januari 2018 yang tercatat 210,1 atau turun 4,3 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dibanding penjualan di bulan sebelumnya yang tumbuh 6,2 persen (mtm). Hal ini, terutama sejalan dengan berakhir periode liburan natal dan tahun baru.

"Penuran penjualan secara bulanan terutama terjadi pada penjualan kelompok perlatan informasi dan komunikasi, sandang, serta makanan, minuman, dan tembakau," tulis Bank Indonesia dalam survei tersebut, dikutip Rabu (7/2).

Kendati melambat secara bulanan, penjualan ritel pada Januari 2018 secara tahunan mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,4 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibanding bulan seelumnya sebesar 0,7 persen (yoy). Namun, pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Pertumbuuhan penjualan ritel di bulan Januari 2018 terutama didorong oleh penjualan sub kelompok komoditas sandang yang tercatat tumbuh 2 persen (yoy), lebih tinggi dari 1,7 persen (yoy) pada Desember 2017," terang dia.

Pada Desember tahun lalu, pertumbuhan ritel didorong oleh sebagian besar kelompok komoditas, dengan pertumbuhan tertinggi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Dalam survei tersebut, BI juga memperkirakan tekanan kenaikan harga bakal terjadi pada Maret 2018. Indikasi tersebut, terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 158,2 lebih tinggi.

Bank Indonesia memperkirakan, penjualan eceran atau ritel pada bulan depan (Februari) akan mengalami penurunan sesuai pola musimannya. Tekanan kenaikan harga juga diperkirakan akan menurun dibanding bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari hasil survei penjualan eceran BI. Survei tersebut menyebut, Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada Februari 2018 sebesar 134,6 atau lebih rendah dibanding bulan ini sebesar 149,1. Sementara itu, penjualan ritel pada Mei diperkirakan akan meningkat, yang terindikasi dari peningkatan IEP menjadi 151.

"Tekanan kenaikan harga pada Februari 2018 diperkirakan turun dibandingkan bulan sebelumnya," ujar BI dalam survei yang dikutip, Rabu (10/1). Menurut survei tersebut, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada Februari sebesar 154,9 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 151. Menurunnya ekspektasi harga tersebut, akibat responden yang sebelumnya memperkirakan adanya kenaikan harga LPG, BBM, dan tarif listrik pada Januari 2018.

Tekanan kenaikan harga pun diperkirakan meningkat pada Mei 2018, seiring meningkatnya IEH menjadi 173,2 karena memasuki periode Ramadan.

Survei tersebut juga menjelaskan, penjualan ritel pada Desember 2017 diperkirakan meningkat dibanding bulan sebelumnya. Kendati demikian, penjualan ritel tersebut masih lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  Adapun sumber pertumbuhan penjualan ritel pada Desember 2017 berasal dari penjualan makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh 7,6 persen (yoy), disertai ritel. Penurunan penjualan kelompok nonmakanan juga mulai membaik dari turun 5 persen pada November menjadi turun 4,4 persen pada Desmber 2017

Thursday, February 1, 2018

Penjualan Anjlok, Sepatu Kicker Tutup Gerai Di Mal Kota Kasablanka

Alas kaki berlabel Kickers menutup gerainya di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Penutupan satu dari total empat gerai yang dimiliki PT Mahkota Petriedo Indoperkasa selaku distributor Kickers itu dilakukan demi efisiensi. Bahkan, penutupan telah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Namun demikian, manajemen Mahkota Petriedo mengaku penutupan tidak terkait dengan masalah penjualan atau omzet yang dikantongi perusahaan.

Baca Juga : Distributor Sepatu Clark Bangkrut

Anthony Tan, General Manager Mahkota Petriedo mengatakan, ongkos sewa gerai di Kota Kasablanka naik hingga dua kali lipat yang menyebabkan perusahaan menutup lapaknya. “Selain itu, kami juga punya counter di Sogo yang sedang bagus,” ujarnya. Sebelum hengkang, sebetulnya, lanjut Anthony, manajemen sempat ditawari untuk pindah ke lantai atas. Saat itu, Kickers menetap di lantai satu. Namun, manajemen tetap memutuskan menutup lapaknya di pusat perbelanjaan di Jalan Casablanca tersebut.

Strategi menutup gerai itu diklaim sukses mengerek penjualan sepatu Kickers dari toko konsinyasi di Sogo Kota Kasablanka. “Ketika kami tutup toko di sana, malah omzet di Sogo bagus,” terang dia. Saat ini, berarti Kickers hanya menyisakan tiga gerai di seluruh Indonesia. Yakni, di Makassar, Surabaya, dan Bekasi. Sementara lainnya yang tersisa merupakan toko konsinyasi di pusat-pusat perbelanjaan.

Bertolak belakang dengan rencana efisiensi perusahaan, Anthony menyebut bahwa manajemen berencana menambah gerai baru. “Makanya, strategi tahun ini harus tambah gerai. Saya merasa tiga gerai itu masih kurang,” katanya. Sebelumnya, manajemen Mahkota Petriedo mengincar gerai-gerai yang sebelumnya ditempati oleh Clarks, merek sepatu yang haknya dipegang eksklusif oleh PT Anglo Distrindo Antara.

Clarks diketahui akan menutup seluruh gerainya mulai 28 Februari hingga pertengahan tahun ini. Clarks gulung tikar lantaran penjualannya terus melorot sejak 2016, bahkan penurunannya mencapai 50 persen. Di tengah rencana tutupnya seluruh gerai toko sepatu Clarks di Indonesia, PT Mahkota Petriedo Indoperkasa selaku distributor alas kaki berlabel Kickers berkeinginan menambah jaringannya. Bahkan, distributor Kickers berkeinginan untuk mengambil alih gerai-gerai yang saat ini masih ditempati Clarks.

General Manager PT Mahkota Petriedo Indoperkasa selaku distributor Kickers Indonesia Anthony Tan mengaku telah menelepon bebeberapa department store guna mengambil alih sewa gerai Clarks yang akan tutup. "Kami sekarang malah mau cari, buka baru. Hari ini, saya tahu Clarks mau tutup, saya malah telepon Department Store, tanya masih ada atau tidak gerai yang kosong," ujarnya.

Anthony mengatakan, tidak takut akan tren bisnis ritel sepatu di Indonesia, meskipun Clarks yang memiliki bisnis serupa bakal menutup seluruh gerainya. Ia bahkan menilai, bisnis sepatu di Indonesia masih memiliki prospek yang positif. Kendati demikian, ia tak menampik, penjualan sepatu Kickers menurun pada tahun lalu. Namun, jumlahnya tidak signifikan. Sayangnya, Anthony enggan menyebutkan berapa angka penjualannya.

"Kami kurang lebih ada penurunan penjualan, tapi tidak signifikan, dibawah satu persen," terang dia.

Ia mengakui, pasar sepatu impor saat ini memang kurang bagus. Hanya saja, ia melanjutkan, pihaknya memiliki kinerja penjualan yang baik dari produk selain sepatu. Dengan demikian, secara keseluruhan, penurunan penjualan Kickers tidak signifikan. Anthony optimistis, tahun ini penjualan Kickers bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya, ia mengklaim, Kickers mempunyai pelanggan setia dan dapat menjaga kualitasnya dengan baik.

Sebelumnya, distributor sepatu Clarks, PT Anglo Distrindo Antara resmi menghentikan operasional seluruh gerai Clarks di Indonesia. Saat ini, merek sepatu asal Inggris tersebut tercatat memiliki 10 gerai yang tersebar di Indonesia.