PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) memutuskan hubungan kerja (PHK) hingga menerapkan pensiun dini karyawan demi menghemat biaya perusahaan. Langkah pemangkasan ini merupakan restrukturisasi perusahaan dari upaya right sizing. Dalam kurun empat tahun, ada penurunan rasio komposisi pegawai dengan rata-rata 17 persen.
Dari paparan kinerja perseroan, jumlah pegawai pada 2019 mencapai 7.878 orang, lalu menyusut 25 persen menjadi 5.946 pada 2020. Selanjutnya turun lagi 12 persen menjadi 5.203 orang pada 2021, kemudian kembali berkurang 14 persen menjadi 4.459 pada 2022.
"Garuda menurunkan jumlah karyawan," kata Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra. Dalam penyesuaian tersebut, perusahaan mengklaim telah mengedepankan opsi sukarela dan pensiun dipercepat. Selain itu, ada juga opsi penyelesaian kontrak, kompensasi dan implementasi agar tetap kondusif baik internal maupun eksternal.
Dari data Garuda, pada 2022 jumlah pegawai yang pensiun dipercepat tercatat 752 orang. Kemudian pegawai yang penyelesaian kontrak dipercepat sebanyak 78 orang. Dengan begitu, total karyawan yang dirumahkan mencapai 830 orang pada 2022.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) membukukan laba bersih sebesar US$3,81 miliar atau setara Rp57 triliun (asumsi kurs Rp14.982 per dolar AS) pada 2022.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan capaian ini merupakan yang paling baik. "Laba bersih US$3,83 miliar ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah," kata Irfan. Menurutnya, Garuda terus melakukan penguatan fundamental kinerja usaha sepanjang 2022 dan menghasilkan total biaya tetap (fixed cost) yang turun menjadi 73,79 persen dibanding biaya tetap tahun sebelumnya.
Kemudian, lease cost to revenue tercatat 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 27 persen. Adapun rata-rata pendapatan (average revenue) tiap pesawat tercatat 26.100, sedangkan fixed cost to revenue sebesar 30,62 persen. Secara total, aset BUMN penerbangan ini tercatat US$4,14 miliar. Lalu utang perusahaan (liabilitas) mencapai US$4,8 miliar dan total ekuitas minus US$653 juta.
Untuk tahun ini, Irfan mengungkapkan perusahaan menargetkan kinerja yang semakin solid. Mulai dari kenaikan ebitda, pendapatan usaha, peningkatan pendapatan melalui penguatan dan restorasi armada. Pihaknya juga akan memperkuat tata kelola perusahaan.
Menurutnya, kinerja 2022 juga dipengaruhi penambahan jumlah pesawat serviceable PKPU dengan adanya program reaktivasi pesawat dari 31 pesawat pada Juni 2022 menjadi 44 pesawat serviceable. "Jumlah pesawat grounded menurun. Reaktivasi sisa 24 pesawat grounded dilanjutkan tahun 2023," ungkapnya.