Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.863 per dolar AS pada Selasa (13/6) sore. Mata uang Garuda melemah 0,5 poin atau hampir stagnan dari perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.868 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,06 persen, baht Thailand menguat 0,38 persen, peso Filipina menguat 0,21 persen, dan won Korea Selatan menguat 1,29 persen.
Dolar Singapura menguat 0,22 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,41 persen, poundsterling Inggris menguat 0,42 persen, dan franc Swiss menguat 0,44 persen.
Dolar Australia menguat 0,39 persen, dan dolar Kanada juga menguat 0,06 persen. Analis Pasar Lukman Leong mengatakan penutupan rupiah yang hampir data disebabkan oleh sentimen yang berasal dari luar maupun dalam negeri cukup positif.
Misalnya, imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia kembali turun ke level terendah baru sejak Januari 2022. Sentimen risk on di pasar juga mendukung rebound rupiah karena investor merespons positif keputusan China yang menurunkan suku bunga pinjaman.
"Namun data penjualan ritel Indonesia April yang mengecewakan, menahan penguatan rupiah. Investor menantikan data inflasi AS malam ini," ujar Lukman.
No comments:
Post a Comment