Platform belanja online Shopee sangat populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu siapa sosok pemilik raksasa e-commerce tersebut. Faktanya, Shopee menguasai pasar Asia Tenggara. Tak heran jika Shopee meraup keuntungan cukup besar.
Marketplace tersebut secara konsisten menjadi situs e-commerce yang paling banyak dikunjungi di lima dari enam negara Asia Tenggara yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Total kunjungannya mencapai 235,9 juta pengunjung di awal 2024.
Kesuksesan Shopee tak terlepas dari pemilik sekaligus pendirinya bernama Forrest Li. Namanya tentu tidak asing bagi pebisnis digital dunia.
Berkembangnya Shopee di Asia Tenggara menjadikan Forrest Li sebagai orang paling kaya nomor 2 di Singapura. Ia juga sempat menduduki orang terkaya di negara tersebut
Dilansir dari berbagai sumber, Forrest Xiaodong Li lahir di Tianjin, China pada 1977/1978. Kedua orang tuanya bekerja sebagai pegawai di perusahaan milik negara.
Ia lahir dan dibesarkan di kota pelabuhan China, Tianjin, oleh orang tua yang menghabiskan seluruh karir mereka di perusahaan milik negara.
Li mengenyam pendidikan di jurusan teknik Shanghai Jiao Tong University. Ia kemudian bekerja sebagai perekrut Motorola dan Corning di Shanghai selama empat tahun.
Langkah pertamanya untuk membuat perubahan dalam hidupnya adalah diterima di Stanford, di mana ia bertemu calon istrinya, Ma Liqian.
Pada 2005, Li menghadiri wisuda Ma di mana Steve Jobs menyampaikan pidatonya yang terkenal, "Anda harus menemukan apa yang Anda suka." Kalimat Jobs lantas menginspirasi Li untuk mengejar hasratnya dalam game online.
Setelah pindah ke Singapura, ia meluncurkan perusahaan game bernama GG Game di negeri itu. Namun startup itu gagal.
Pantang menyerah, Li kemudian meluncurkan Garena, platform game online, pada 2009 bersama dua temannya, David Chen dan Gang Ye - ketiganya sekarang adalah warga negara Singapura yang dinaturalisasi yang berasal dari China daratan.
Garena kemudian menjadi cikal bakal dari Sea Group. Perusahaan Li terus berkembang hingga pada 2014 dia meluncurkan AirPay yang kemudian berkembang menjadi layanan keuangan digital SeaMoney.
Setahun setelah itu, tepatnya 2015, Li meluncurkan platform belanja online atau e-commerce Shopee bersama Chen dan Ye. Aplikasi ini lantas menjadi salah satu dari marketplace yang paling banyak diunduh di Asia Tenggara.
Pada 2017 sebelum IPO, Li mengganti nama perusahaannya menjadi Sea. Nama itu mengacu pada Asia Tenggara (Southeast Asia) sebagai pasar utama perusahaannya.
Sea mengumpulkan US$884 juta atau setara dengan Rp13,61 triliun (asumsi kurs Rp15.491 per dolar AS) dalam penawaran yang menghargai perusahaan lebih dari US$4 miliar ketika sahamnya terdaftar di Bursa Efek New York.
Laporan Forbes real time net worth, kekayaan Li saat ini mencapai US$5,2 miliar atau Rp80,08 triliun.
Kekayaan ini menurun jika dibandingkan pada 2021 yang mencapai US$12,4 miliar. Ini merupakan imbas dari anjloknya harga saham SEA di bursa Amerika serikat, yang membuat kapitalisasi pasar perusahaan sebesar US$1 triliun hilang telah berdampak pada kekayaannya.
No comments:
Post a Comment