Dampak pandemi Covid-19 begitu signifikan terlihat di sektor ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia. Dalam hitungan bulan, terjadi penurunan omzet besar-besaran yang berujung pemutusan hubungan kerja (PHK), bahkan tak sedikit pemilik harus menutup usaha.
Menyadari hal itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program #BeliKreatifLokal guna mendukung para pelaku ekraf agar dapat kembali produktif di masa sulit. Program ini mendampingi 500 usaha kreatif dari sub sektor kuliner, fesyen, dan kriya.
#BeliKreatifLokal sendiri merupakan turunan dari program Bangga Buatan Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei silam. Para pelaku ekraf yang terkurasi akan mendapat sejumlah fasilitas, seperti pendampingan secara daring, wawasan dan menyusun strategi promosi digital, dukungan untuk membangun jaringan penjualan, serta cara bersinergi dengan mitra platform.
Selain itu, juga pendampingan dalam pendirian badan hukum UMKM, pengurusan sertifikat HAKI, penyediaan dan pelatihan aplikasi pembukuan berbayar, sampai pengurusan sertifikat cuti bayar pajak.
Program #BeliKreatifLokal dirancang dengan sesuai kondisi, yakni di tengah era digital. Pelaku usaha diarahkan berfokus pada kenaikan omzet lewat berbagai platform, sembari diberikan pendampingan secara daring leh praktisi dan mentor berpengalaman.
Tak sampai di sana, pelaku usaha juga dilibatkan dalam prosesnya, melalui banyak diskusi untuk menyusun strategi sesuai pasar masing-masing. Pendaftaran program dibuka mulai April-Mei lalu, dengan aktivasi sejak Juli sampai Desember ini.
Adapun syarat yang harus dipenuhi peserta adalah memiliki usaha di bidang kuliner, fesyen, atau kriya; berdomisili di Jabodetabek; memiliki merek sendiri; tidak boleh mengunci akun media sosial; tidak memiliki pengikut lebih dari 10 ribu akun di media sosial; serta mendaftar ke situs resmi Kemenparekraf.
Program #BeliKreatifLokal pun mencatat pertumbuhan omzet peserta yang cukup besar mulai Juli sampai Oktober lalu, dengan total mencapai Rp16 miliar lebih. Kemenparekraf mendata bahwa sub sektor terbesar dikuasai oleh kuliner, diikuti oleh fesyen, lalu kriya.
Pada Juli 2020, total omzet peserta program adalah sebesar Rp1,9 miliar. Di bulan September, omzet mengalami peningkatan hingga Rp4,1 miliar, sedangkan pada Oktober mencapai Rp6,5 miliar. Seiring dengan hal itu, program turut menciptakan serapan tenaga kerja di tengah pandemi.
Dari lima gelombang aktivasi program, sebanyak 2.713 tenaga kerja terserap. Gelombang kedua menunjukkan grafik tertinggi sebesar 30,11 persen, sementara 420 orang dilaporkan terserap di gelombang kelima. Dari seluruh peserta yang terdata, terdapat 1.216 pekerja laki-laki, dan 1.497 pekerja perempuan.
Kemenparekraf mendorong masyarakat untuk mendukung program #BeliKreatifLokal. Demi perputaran roda ekonomi, masyarakat diajak bangga mengenakan produk dalam negeri yang secara kualitas tak kalah dari merek luar negeri. Misalnya, membeli oleh-oleh di perajin lokal ketika berwisata di Indonesia.
No comments:
Post a Comment