Para pimpinan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) ramai-ramai mengundurkan diri. Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/12/2016), perseroan telah menerima surat pengunduran diri Daniel Podiman dari jabatannya selaku Direktur Utama Perseroan.
Pengunduran diri tersebut berlaku efektif sejak tanggal 19 Januari 2017 atau setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait persetujuan pengunduran diri tersebut. Selain itu, perseroan juga telah menerima surat pengunduran diri David Santoso dari jabatannya selaku Direktur Perseroan.
Pengunduran diri selanjutnya dilakukan oleh Tan Tjoe Liang dari jabatannya selaku Komisaris Utama Perseroan. Darjoto Setyawan juga mengundurkan diri dari jabatannya selaku Komisaris Perseroan. Sementara S.Y Wenas memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris Perseroan.
Paul Capelle juga mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen. Para direksi dan komisaris PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) ramai-ramai mengundurkan diri. Pengunduran ini disampaikan perseroan langsung dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Salah satu yang mengundurkan diri adalah David Santoso selaku Direktur Keuangan. Lantas, apa alasan mereka mengundurkan diri secara bersamaan? "Ini pergantian antar waktu, sesuai akta 5 tahun sekali. Kan maksimal 2 kali, tapi kami sekali saja cukup, ini baru sekali (menjabat) setelah IPO," ujarnya.
Menurut David, opsi mengundurkan diri juga telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik menyebutkan, ada 2 opsi yang bisa dilakukan yaitu mengundurkan diri atau diberhentikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Kan ada 2 opsi, mengundurkan diri atau diberhentikan melalui RUPS. Kami lebih memilih mengundurkan diri," katanya. Saat ini, kata David, sudah ada pengganti dari direksi dan komisaris yang mengundurkan diri. Namun, nama-namanya akan diumumkan usai RUPSLB yang akan digelar Januari mendatang.
"Orang-orangnya sudah ada, sudah fix, sudah beberapa bulan ini dipilih. Nanti diumumkan setelah RUPS, rencananya Januari," katanya. Menurut David, saat ini Taksi Express sebagai perusahaan layanan transportasi terkemuka di Indonesia butuh wajah-wajah baru yang punya inovasi dan ambisi yang lebih freshuntuk bisa mengembangkan bisnis perseroan.
"Express sudah ada sejak 1989, tapi orang-orangnya sama, saya sudah 10 tahun di sini, jadi butuh regenerasi. Butuh regenerasi, beralih ke manajemen yang fresh karena persaingan investasi sengit baik taksi online maupun konvensional, itu dianggap sebagai tantangan," jelas dia.
Dengan orang-orang baru nanti, David berharap, perseroan akan lebih maju dan mampu bersaing dengan layanan serupa namun lebih mampu berinovasi seperti taksi online. "Kita percaya dengan pergantian bisa maju lagi. Persaingan taksi seperti ini (online) perlu jeli, pemikiran harus lebih maju dan up to date. Kita mungkin orang-orang lama jadi konservatif, butuh yang agresif sehingga mampu berinovasi lebih baik," tandasnya.
Informasi saja, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mencatatkan kerugian sebesar Rp 81,805 miliar dalam 9 bulan pertama tahun 2016 atau periode yang berakhir pada 30 September 2016.
Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih membukukan keuntungan sebesar Rp 11,075 miliar. Rugi tersebut disebabkan karena perseroan menderita rugi selisih kurs.
No comments:
Post a Comment