Indonesia Property Watch (IPW) memperkirakan pertumbuhan harga jual rumah primer atau rumah baru tidak setinggi dua tahun sebelumnya. Tahun ini kenaikan harga rumah baru berkisar antara 20%-25%. Hal ini karena penjualan pasar perumahan primer mulai mengalami penurunan.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda situsnya dikutip Minggu (7/10/2012)
Padahal pertumbuhan harga jual rumah baru dua tahun terakhir mencapai 50% -60% per tahun khususnya di beberapa lokasi tertentu seperti Serpong dan Pantai Indah Kapuk. Sedangkan Cibubur pun melesat dengan pertumbuhan harga rumah 25%-35%.
Ali menuturkan kenaikan harga rumah tahun-tahun sebelumnya diperkirakan sebagai strategi yang dilakukan oleh pengembang untuk mendongkrak nilai tanahnya ditengah siklus permintaan properti yang sedang naik.
"Cluster-cluster baru perumahan menengah atas bermunculan dalam dua tahun terakhir dan laris. Namun demikian memasuki tahun 2012 pertumbuhan harga mulai mengalami perlambatan meskipun masih bertumbuh," kata Ali.
Ia menuturkan telah terjadi kelebihan harga jual atau over value di beberapa lokasi perumahan yang telah mengalami pertumbuhan kenaikan harga yang signifikan dua tahun terakhir. Menurutnya sebuah lokasi yang sudah over value ditandai dengan adanya spread harga yang terlalu lebar antara harga yang terjadi di pasar primer dan pasar sekunder..
"Saat ini perbedaan harga properti untuk tipe yang sama antara pasar primer dan sekunder (rumah bekas) mencapai lebih dari 20%. Beberapa lokasi yang telah over value sedang memasuki tahap equilibrium pasar yang baru sehingga pengembangpun tidak bisa menaikan harga jual dengan terlalu tinggi lagi," katanya.
Ali menambahkan pasar rumah primer mulai melambat namun tidak menggambarkan penurunan pasar secara umum, karena siklus properti diperkirakan masih akan mencapai puncaknya sampai pertengahan tahun 2013.
"Yang terjadi adalah harga yang telah terlalu tinggi sehingga penjualan melambat dan pengembangpun agaknya sudah mulai merasakan kejenuhan pasar di segmen menengah atas," jelas Ali.
Dikatakannya pasar akan mencapai titik keseimbangan baru karena kenaikan harga yang ada saat ini merupakan kenaikan harga semu dari pasar primer yang tidak mencerminkan pasar secara nyata. Menurutnya pasar permintaan konsumen mulai beralih untuk membeli dan bertansaksi di pasar sekunder karena lebih rendah dibandingkan dengan properti yang sama di pasar primer.
"Indonesia Property Watch mencatat terjadi pergerakan penjualan pasar sekunder yang mencapai 15% di semester I/2012. Data Bank Indonesia pun mencatat kenaikan sebesar 3,23% di triwulan III/2012," jelas Ali.
Ia mencatat pasar sekunder (bekas) akan mencerminkan mekanisme pasar sebenarnya. Dan diperkirakan geliat pasar sekunder akan terus meningkat sampai tahun 2013 ditengah pasar primer yang mulai melambat.
No comments:
Post a Comment