Nilai saham perusahaan farmasi Merck melonjak setelah hasil uji klinis memperlihatkan pil anti Covid-19, Molnupiravir, memberikan hasil positif. Bahkan kenaikan harga saham Merck membuat saham sejumlah perusahaan farmasi papan atas yang membuat vaksin Covid-19 yang disebut mempunyai tingkat efikasi tinggi, antara lain Moderna, Pfizer serta BioNTech, mulai goyah.
Seperti dilansir Reuters, nilai saham Merck melonjak hingga 12.3 persen.
Sementara itu, nilai saham Moderna jatuh hingga 13 persen. Kemudian nilai saham Pfizer dan BioNTech di Amerika Serikat masing-masing jatuh 1.3 persen dan 11 persen. Merck Klaim Pil Covid Kurangi Risiko Kematian 50 Persen. Nilai saham perusahaan farmasi lain seperti AstraZeneca dan Novavax juga masing-masing turun 2 persen dan 16 persen setelah Merck mengumumkan obat Molnupiravir itu.
Menurut analis bursa saham, Michael Yee, lonjakan nilai saham Merck terjadi karena dipicu persepsi masyarakat yang merasa ada jalan keluar buat mereka menghindari Covid-19 dengan obat, ketimbang harus menjalani vaksinasi.
Merck memang tengah melakukan uji klinis tahap akhir obat itu. Hasil kajian memperlihatkan obat itu bisa menekan jumlah pasien infeksi Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit serta tingkat kematian. Pfizer yang juga pesaing Merck serta perusahaan farmasi asal Swiss, Roche Holding AG, yang menggandeng Atea Pharmaceuticals juga dilaporkan tengah mengembangkan obat anti-Covid-19. Merck Umumkan Pil Molnupiravir Bisa Obati Covid-19
Merck juga sempat membuat vaksin Covid-19 tetapi memutuskan menghentikan proses produksi. Akibatnya nilai saham mereka jatuh sebanyak 4 persen pada 2020 lalu. Akan tetapi, pengumuman pil Molnupiravir kembali mengerek nilai saham Merck.
"Merck dalam beberapa kesempatan seakan mati di mata para pemodal. Pengumuman obat itu memperlihatkan divisi penelitian dan pengembangan mereka tidak mati dan mereka bisa jadi yang pertama dalam merebut kesempatan yang bernilai miliaran dollar," kata Manajer Portofolio Bahl & Gaynor, Kevin Gade.
No comments:
Post a Comment