Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi saat sejumlah negara dunia mengalami lonjakan harga komoditas karena ketidakpastian global.
"Kita meskipun ada kenaikan sedikit tapi masih bisa kita jaga dan kendalikan. Coba dilihat sudah ada negara yang inflasinya sudah di atas 70 persen," ungkapnya dalam perayaan HUT ke-50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Jumat (10/6).
Jokowi menuturkan saat ini inflasi memang menjadi momok bagi semua negara di dunia. Hal itu dipicu oleh kenaikan harga barang pangan dan energi. Bahkan, kata dia, inflasi AS telah meningkat hingga 8,3 persen dari tren biasanya di satu persen. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tercatat hanya 3,55 persen (yoy) hingga Mei 2022.
Meski begitu, ia meminta semua pihak untuk tetap peka terhadap krisis. Jangan sampai merasa kondisi normal sehingga mengurangi kewaspadaan. "Jangan sampai kita merasa normal padahal keadaannya betul-betul pada situasi yang tidak normal ketidakpastian ini. Ini yang harus kita jaga semuanya," ujar Jokowi.
Lebih lanjut, ia juga memperkirakan 60 negara akan mengalami kesulitan keuangan dan ekonomi di tengah ketidakpastian global saat ini. "Diperkirakan ada 60 negara yang akan mengalami kesulitan keuangan dan ekonomi, diperkirakan mereka akan menjadi negara gagal kalau tidak bisa segera menyelesaikan masalah ekonominya ini," kata dia.
Jokowi menyebut kenaikan harga energi dan kenaikan harga pangan menjadi masalah ekonomi global saat ini. Komoditas energi seperti batu bara, minyak, dan gas telah mengalami kenaikan harga. Karena hal tersebut, Bank Dunia sudah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Terutama untuk negara-negara berkembang.
"Dari yang sebelumnya 6,6 persen proyeksi di 2022 diturunkan menjadi 3,4 persen, anjlok betul," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan 60 negara mengalami kesulitan keuangan dan ekonomi di tengah ketidakpastian global saat ini. "Diperkirakan ada 60 negara yang akan mengalami kesulitan keuangan dan ekonomi, diperkirakan mereka akan menjadi negara gagal kalau tidak bisa segera menyelesaikan masalah ekonominya ini," ujarnya dalam dalam perayaan HUT ke-50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), di Jakarta, Jumat (10/6).
Ia menuturkan saat ini ada dua masalah besar dalam perekonomian dunia. Pertama, soal kenaikan harga energi dan pangan. Kedua, ketidakpastian global akibat perang. Jokowi menyebut bank dunia saja sudah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. "Utamanya di negara-negara berkembang, dari yang sebelumnya 6,6 persen proyeksi di 2022 diturunkan menjadi 3,4 persen, anjlok betul," kata dia.
Selain itu, inflasi juga menjadi momok semua negara di dunia. Menurutnya saat ini sudah ada negara dengan inflasi mencapai 70 persen. Bahkan, AS yang biasanya 1 persen, saat ini sudah 8,3 persen.
"Inilah problem besar semua negara," imbuhnya.
Tidak hanya itu, menurut Jokowi, saat ini negara-negara di dunia juga tengah dihantui oleh kenaikan harga batu bara yang naik hingga 133 persen. Kemudian, harga minyak dunia naik 58 persen. Lalu crude palm oil (CPO) naik 27 persen.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak agar mewaspadai kenaikan harga-harga lainnya imbas dari melesatnya harga energi tersebut. "Hati-hati di luar itu (ada potensi) kenaikan-kenaikan yang perlu kita waspadai," tandasnya.
No comments:
Post a Comment