Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi ekonomi global menjadi 3,8 persen-4,2 persen. Semula, bank sentral memprediksi ekonomi global tumbuh mencapai 4,4 persen. "Pada penilaian terkini (proyeksi pertumbuhan ekonomi global) bisa turun jadi 4,2 persen, bahkan jika berlanjut bisa turun ke 3,8 persen," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (17/3).
Ia mengatakan penurunan proyeksi ekonomi global karena masalah geopolitik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Hal itu berpotensi mengganggu transaksi perdagangan dunia. "Geopolitik dan sanksi ekonomi ke Rusia mempengaruhi neraca dagang, transaksi perdagangan, dan ekonomi global," terang Perry.
Di samping itu, perang Rusia-Ukraina juga memicu ketidakpastian di pasar keuangan global. Investor pun akan lebih hati-hati dalam menanamkan dana di instrumen investasi. Sebagai informasi, perang Rusia-Ukraina telah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Kabar terakhir, Rusia resmi keluar dari keanggotaan Dewan Eropa pada Rabu (16/3).
Mereka keluar setelah lebih dari seperempat abad bergabung dalam badan hak-hak pan-Eropa. Rusia bergabung dengan Dewan Eropa mulai 28 Februari 1996. Sementara, sejumlah negara di Eropa dan AS telah memberikan sejumlah sanksi ekonomi kepada Rusia setelah melakukan aksi militer ke Ukraina.
Salah satunya mengeluarkan Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT. Hal itu akan mempengaruhi transaksi perusahaan Rusia dengan perusahaan di global.
No comments:
Post a Comment