Laba Bersih PT Jababeka Tbk (KIJA) meningkat 29 persen sebesar Rp426,5 miliar pada 2016, dibanding Rp331,4 miliar pada 2015. KIJA membukukan pendapatan sebesar Rp2.931 miliar pada 2016, turun 7 persen dibanding 2015. Bidang Real Estat & Property mengalami penurunan penjualan sebesar 6% menjadi Rp1.101 miliar pada 2016, terutama disebabkan menurunnya kontribusi penjualan lahan industri dan bangunan pabrik standar (standard factory buildings) dan rumah toko. Meski demikian, terjadi peningkatan kontribusi penjualan kavling, perumahan dan apartemen.
Pendapatan dari pilar Infrastruktur menurun 8% menjadi Rp1.723 miliar sebagai akibat dari penurunan kontribusi penjualan listrik, dikarenakan adanya kebocoran di salah satu boiler mesin pembangkit listrik.
Sementara itu pendapatan dari jasa infrastruktur lainnya (penyediaan air, pengolahan air limbah dan manajemen estat) dan dry port masingâmasing meningkat 5% dan 26% selama 2016. Pendapatan dari Leisure & Hospitality membukukan kenaikan 2% menjadi Rp106,5 miliar pada 2016. Pendapatan berulang (recurring revenue) dari infrastruktur ini menyumbang 59% terhadap total pendapatan konsolidasi pada 2016, tidak berubah secara persentase dibanding 2015.
Secara absolut laba kotor perseroan mengalami penurunan sebesar 10% menjadi Rp1.243 miliar di 2016. Marjin laba kotor konsolidasi untuk 2016 tercatat sebesar 42,4%, sedikit turun dibandingkan dengan 44,2% pada 2015. Penurunan ini terutama disebabkan hasil dari bauran produk (product mix) dalam Pilar Real Estat & Property. Kontribusi dari penjualan lahan kavling di Kendal dan apartemen cukup memengaruhi pencapaian marjin laba kotor keseluruhan untuk Real Estat & Property yang turun menjadi 76% pada 2016, dibanding 82% pada 2015.
Sementara itu, marjin laba kotor untuk Infrastruktur dan Leisure Hospitality masingâmasing tetap pada kisaran 21% dan 41% pada 2016, dibandingkan dengan 21% dan 42% masingâmasing pada 2015. Meskipun terjadi penurunan pendapatan dan laba kotor, Jababeka membukukan laba bersih sebesar Rp426,5 miliar pada 2016, meningkat 29% dibanding Rp331,4 miliar pada 2015. Faktor utama peningkatan ini adalah efek dari keuntungan selisih kurs sebesar Rp132,7 miliar yang dibukukan pada 2016, dibanding dengan rugi selisih kurs sebesar Rp116,2 miliar di 2015.
Keuntungan selisih kurs neto tersebut merupakan jumlah dari keuntungan/kerugian selisih kurs pendanaan dan keuntungan dari kontrak lindung nilai (hedging), serta keuntungan kerugian selisih kurs operasi, yang dapat ditemukan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian 2016 yang diaudit.
Dalam hal penjualan real estat secara pemasaran (marketing sales), KIJA membukukan Rp1,56 triliun pada 2016, melampaui 11% target sebesar Rp 1,4 triliun dan juga melebihi 50% dari pencapaian 2015 sebesar Rp1 triliun. Pada 2016, penjualan di Cikarang tetap menjadi kontributor utama dalam marketing sales dengan Rp1,15 triliun seluas 21 hektar, sejalan dengan target 2016.
Pencapaian marketing sales yang menggembirakan dari Kendal sebesar Rp359 miliar (dengan luas 26 hektar) jauh melampaui target 2016 sebesar Rp 250 miliar, ikut menambah hasil penjualan secara signifikan di Cikarang. Terakhir, Tanjung Lesung dan produk lainnya juga menambahkan marketing sales 2016 sebesar Rp55 miliar.
PT Jababeka Tbk adalah pelopor pengembang kawasan industri terpadu di Cikarang yang mengembangkan kota industri ramah lingkungan dan terlengkap di Indonesia. Luas kawasan sebesar 5.600 hektar ini dihuni oleh lebih dari 1.650 perusahaan multinasional dari 30 negara dengan jumlah pekerja lebih dari 700 ribu orang. Kawasan ini juga dilengkapi dengan pusat pendidikan seperti President University, kawasan perumahan dan komersial, lapangan golf, medical city, botanical garden, dan fasilitas pendukung lainnya.
PT Jababeka Tbk juga merupakan satuâsatunya kawasan industri terpadu yang memiliki anak usaha yang bergerak di bidang energi yaitu PT Bekasi Power dan dry port pertama di Indonesia.
No comments:
Post a Comment