PT Modern Sevel Indonesia (MSI) mengibarkan bendera putih dalam mengembangkan 7-Eleven (Sevel) di Indonesia. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) selaku induk usaha mengumumkan akan menutup seluruh gerai Sevel di Indonesia per 30 Juni 2017.
Penutupan gerai sevel tentu berpengaruh pada kelangsungan nasib para karyawan yang bekerja di dalamya. Berapa jumlah karyawan yang terancam nganggur akibat penutupan seluruh gerai sevel ini? Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2016 yang sudah diaudit yang dikutip detikFinance, Jumat (23/6/2017), total karyawan yang dipekerjakan perusahaan mencapai 1.605 orang yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan.
Di antaranya, 1.384 orang lulusan SMA, 62 orang lulusan diploma, 145 orang lulusan S1 dan 2 orang lulusan S2. Ada pula, 7 orang yang berpendidikan SMP dan 5 orang berpendidikan SD. Dari 1.605 orang karyawan sevel, 1.194 berstatus karyawan kontrak dan 411 orang berstatus karyawan tetap.
Jumlah karyawan itu tersebar di seluruh gerai Sevel yang tersisa yang dimiliki perusahaan. Hingga Desember 2016 jumlah gerasi Sevel di Indonesia sebanyak 161 gerai. Namun saat itu Sevel juga terhantam dengan kebijakan pemerintah yang melarang penjualan minuman beralkohol di tempat-tempat tertentu.
Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol. Padahal saat itu bir dan camilan menjadi salah satu produk yang cukup diminati pengunjung Sevel.
Alhasil perusahaan memutuskan untuk menutup 20 gerai. Lalu pada awal 2017 MSI juga kembali menutup 30 gerai Sevel, alasannya karena gerai yang ditutup tidak dapat mencapai target yang dicanangkan perusahaan.
Awal Maret 2017 lalu, Corporate Secretary Modern Internasional Tina Novita sempat berbincang. Pada kesempatan itu ia bercerita bahwa jumlah karyawan Sevel tergantung dari besar kecilnya gerai. "Kalau toko yang kecil jumlah karyawan sekitar 5-7 orang, kalau yang besar sekitar 9-12 orang," kata Tina kala itu.
Penutupan gerai tersebut juga dilakukan guna mengurangi kerugian akibat beban biaya operasional seperti pajak, listrik dan sewa tempat. Atas dasar itu, MSI melakukan evaluasi ulang atas gerai-gerai yang tidak produktif. Namun, MDRN mengumumkan akan menutup seluruh gerai Sevel. Terhitung per tanggal 30 Juni 2017 seluruh gerai Sevel di bawah manajemen MSI akan berhenti beroperasi.
Penutupan seluruh gerai Sevel sebagai imbas dari batalnya rencana akuisisi seluruh gerai Sevel beserta aset-asetnya oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Pembatalan akuisisi lantaran tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan.
No comments:
Post a Comment