Friday, June 23, 2017

Pengumuman : Seluruh Gerai 7-Eleven Sevel Tutup Bulan Ini ... Harga Saham Jatuh

PT Modern Sevel Indonesia (MSI) akhirnya menyerah. 7-Eleven alias Sevel, waralaba yang namanya sempat melejit di tanah air harus menutup seluruh gerainya akhir bulan ini. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip, Jumat (23/6/2017), pihak MSI menyatakan bahwa bisnis yang dijalani 7-Eleven mengalami kerugian bertahun-tahun. "Segmen bisnis ini telah mengalami kerugian di tahun-tahun terakhir sebagai akibat dari kompetisi pasar yang tinggi," tulis pihak MSI dalam keterbukaan.

Pada awal tahun, sempat menelusuri perkembangan bisnis tersebut di Jakarta. Tercatat ada penutupan 30 gerai akibat rugi, seiring dengan biaya operasional yang membengkak tak sesuai pendapatan. Ada berbagai isu yang sempat menjadi indikasi, seperti larangan penjualan alkohol hingga aktivitas 'nongkrong enggak jajan'.

PT Modern Sevel Indonesia (MSI) selaku pemegang master franchise 7-Eleven (Sevel) di Indonesia akan menutup seluruh gerainya di Indonesia. Hal itu diumumkan oleh PT Modern Internasional Tbk (MDRN) melalui keterbukaan informasi yang dilansir, Jumat (23/6/2017).

Direktur Modern Internasional Chandra Wijaya mengumumkan, terhitung per tanggal 30 Juni 2017 seluruh gerai Sevel di bawah manajemen MSI akan berhenti beroperasi. "Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perseroan untuk menunjang kegiatan operasional 7-Eleven," tuturnya.

Chandra melanjutkan, penutupan seluruh gerai Sevel sebagai imbas dari batalnya rencana akuisisi seluruh gerai Sevel beserta aset-asetnya oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Pembatalan tersebut lantaran tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan.

"Hal-hal material yang berkaitan dan yang timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya," tukas Chandra. Sekadar informasi, saham sejak pengumuman pembatalan akuisisi, saham MDRN terus melemah hingga level terendah. Bahkan pada 3 hari yang lalu MDRN harga paling dasar Rp 50 per saham alias gocap dan tidak bergerak hingga perdagangan kemarin.

Setelah sempat terkatung-katung, PT Modern Sevel Indonesia akhirnya memutuskan untuk menutup semua gerai 7-eleven (Sevel) pada akhir bulan ini. Direktur PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya menjelaskan, penutupan seluruh gerai tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki perseroan untuk menunjang kegiatan operasionalnya. Hal tersebut seiring batalnya rencana akuisisi yang semula akan dilakukan Charoen terhadap seluruh usaha waralaba tersebut di Indonesia.

"Hal-hal material yang berkaitan dan timbul sebagai akibat pemberhentian operasional gerai ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya," ujar Chandra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat (23/6). Sevel tercatat sudah mulai menutup gerainya sejak tahun lalu. Tahun lalu, penutupan dilakukan pada sebanyak 25 gerai. Adapun pada kuartal pertama tahun ini, penutupan sudah dilakukan pada 30 gerai.

Adapun induk usah Sevel, PT Modern Internasional Tbk (MDRN) dalam publikasinya di Bursa Effek Indonesia tercatat mengalami kerugian sebesar Rp477 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian tersebut mencapai lebih dari separuh kerugian perseroan pada sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp663 miliar.

PT Modern Internasional Tbk (MDRN) masih melanjutkan kinerja kurang cemerlang. Pada periode kuartal I-2017, perseroan masih dihantui kerugian. Melansir dari keterbukaan informasi, induk usaha dari perusahaan pemilik waralaba 7-Eleven di Indonesia itu (PT Modern Sevel Indonesia) tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 447,9 miliar.

Angka itu berbanding terbalik dengan kuartal I-2017, di mana MDRN masih bisa membukukan keuntungan sebesar Rp 21,3 miliar. Penjualan bersih perseroan juga mengalami penurunan 37,17% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 220,66 miliar menjadi Rp 138,62 miliar. Beban pokok penjualan menurun dari Rp 142,21 miliar menjadi Rp 100,64 miliar, namun beban operasi membengkak menjadi Rp 368,18 miliar.

Sementara total liabilitas hanya naik tipis dari Rp 1,337 triliun menjadi Rp 1,381 triliun. Angka itu terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar Rp 305,01 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,07 triliun. Adapun total ekuitas menurun 70% dari Rp 645,3 miliar menjadi Rp 187,99 miliar. Sehingga total liabilitas dan ekuitas juga menurun dari Rp 1,98 triliun menjadi Rp 1,57 triliun.

Total aset perseroan saat ini sebesar Rp 1,57 triliun. Angka itu turun 20,8% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 1,98 triliun

No comments:

Post a Comment