Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membeberkan biang kerok naiknya harga Minyakita di pasaran hingga menyentuh level Rp19 ribu per liter, meski seharusnya harga eceran tertinggi (HET) komoditas tersebut dipatok Rp15.700 per liter.
Budi menyampaikan ada keterlambatan distribusi pasokan akibat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025.
"Masalahnya ini kan libur Nataru, masih banyak distributor itu yang belum jalan. Jadi sebagian sudah jalan, sebagian belum. Jadi ada keterlambatan pasokan," ujar dia Jumat di kantor Kemendag, seperti dikutip dari detikfinance.
Budi memastikan bahwa stok Minyakita di pihak distributor masih tersedia, tapi keterlambatan pendistribusian membuat harga minyak goreng tersebut menjadi mahal.
Ia menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan produsen untuk memastikan stok terbaru.
"Kita usahakan harga harus terjangkau, harus sesuai HET, harus gimana caranya kita harus lakukan. Mudah-mudahan tanggal 6 kita cek di SP2KP (Sistem Pengumpulan serta Pelaporan Data Harga Bapoking Harian), kita hubungi teman-teman di daerah, di timur juga ngecek lapangan karena salah satu faktornya memang karena liburan itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Budi yakin harga Minyakita akan kembali di level HET sebelum bulan Ramadan yang akan jatuh pada awal-akhir Maret.
"Ya harus, kita usahakan, harga harus terjangkau, harus sesuai itu. Ya harus, gimana caranya kita harus lakukan," tuturnya.
Berdasarkan pantauan di Pasar Palmerah, Jakarta Selatan, Minyakita dibanderol di harga Rp19 ribu per liter. Pedagang sembako bernama Bulan mengatakan harga tersebut baru mengalami kenaikan Rp1.000 setelah pergantian tahun, yakni dari Rp18 ribu.
"MinyaKita ini naik sekarang per dus nya Rp205 ribu. Saya jual per liternya Rp19 ribu. Ini naik Rp1.000 pada awal tahun ini. Sebelum tahun baru Rp18 ribu per liter," ujar dia.
No comments:
Post a Comment