PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengaku masih akan menutup beberapa outlet dari beberapa brand-nya tahun ini. Namun, jumlah penutupan outlet nya tidak akan sebanyak tahun 2017, di mana seluruh gerai Debenhams dan Lotus ditutup. Sekretaris Perusahaan, Fetty Kwartati mengungkapkan, penutupan toko masih akan melihat perkembangan seluruh kinerja di masing-masing toko setiap bulan. Penilaian toko umumnya dilakukan secara rutin oleh perusahaan untuk mengetahui selera masyarakat dari penjualan di masing-masing toko.
"Tiap toko dan brand dikaji tiap bulan, sehari-hari juga dinilai. Brand kan memiliki siklusnya juga," ucap Fetty, Senin (12/2). Jika memang kinerja suatu toko tak berdampak positif bagi kinerja perusahaan secara konsolidasian, maka manajemen Mitra Adiperkasa akan mencari solusi terlebih dahulu sebelum menutupnya. Kemudian, jika memang dalam jangka waktu tertentu tidak ada perbaikan, maka terpaksa ditutup.
Hal ini juga terjadi pada salah satu toko ritel Dorothy Perkins di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Fetty mengakui toko ritel tersebut tidak memiliki performa yang bagus. Namun, bukan berarti perusahaan akan menutup brand Dorothy Perkins di Indonesia. "Toko saja, brand masih ada. Ini hal normal bagi bisnis ritel," terang Fetty.
Lebih lanjut ia mengatakan, penutupan toko ritel tidak akan menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal. Berbeda jika dibandingkan dengan penutupan brand Debenhams dan Lotus. Fetty menegaskan, karyawan dari toko ritel yang ditutup umumnya dialihkan ke toko ritel lainnya yang baru dibuka ataupun yang sudah eksisting.
"Misalnya kalau hanya 10 itu bisa dipindahkan ke toko lain, atau ya kalau kontrak sudah habis tidak kami perpanjang. Tapi tidak ada PHK massal," jelas dia.
Meski memiliki rencana untuk menutup beberapa tko ritelnya pada tahun ini, Fetty menyebut pihaknya jiga akan membuka toko baru seluas 60 ribu meter persegi. Dalam hal ini, toko baru itu akan terbagi atas specialty store dan food & beverage (F&B). "Seluas 40 ribu meter persegi untuk specialty sotre dan 20 ribu untuk F&B," ungkap Fetty.
Beberapa specialty store yang dimaksud, misalnya toko ritel footware, fesyen, baju anak-anak. Sementara, perusahaan fokus mengembangkan starbucks sebagai salah satu bisnis F&B nya. "Untuk department store kami tidak tambah dulu, fokus kami dua itu, specialty store dan F&B," katanya.
Guna menambah gerai ritelnya, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp800 miliar. Fetty mengatakan, seluruh dana belanja modal akan berasal dari kas internal. Secara keseluruhan, Mitra Adiperkasa masih optimis dengan daya beli masyarakat tahun ini, karena biasanya konsumsi masyarakat akan tumbuh satu tahun sebelum pemilihan presiden (pilpres). Terlebih, tahun ini juga akan diselenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 171 wilayah.
"Jadi untuk penjualan kami targetkan naik 15 persen, laba bersih lebih dari 15 persen," tutup Fetty.
No comments:
Post a Comment