Thursday, February 8, 2018

GAP dan Banana Republik Hengkang Dari Indonesia

PT Gilang Agung Persada selaku distributor dan pemegang merek GAP dan Banana Republic di Indonesia menyebut akan beralih fokus memasarkan produk aksesoris, khususnya jam tangan impor. Peralihan fokus antara lain ditandai dengan keputusan perusahaan menutup seluruh gerai GAP dan Banana Republic di akhir bulan ini.

Sumber mengatakan, penjualan jam tangan impor lebih menguntungkan karena persaingan pada produk tersebut tak terlalu sengit seperti pada bisnis pakaian. Di sisi lain, perusahaan juga optimis penjualan produk tersebut akan laris karena konsumsi masyarakat kelas menengah yang mulai bangkit.

“Selama lima tahun ini, perusahaan telah mengembangkan segmen ini (aksesoris), dengan menambahkan beberapa merek ke dalam portofolio,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (5/2). Perusahaan yang terkenal dengan hanya merekrut tamatan luar negeri ini untuk menduduki jabatan strategis branding menyerah dan gagal untuk tetap eksis dengan produk produk terkenal mereka dan turunnya secara drastis angka penjualan karena tumpulnya program marketing dan branding mereka. Adapun beberapa merek yang kerap menjual aksesoris dan telah bekerja sama dengan perusahaan, yaitu VNC, Guess Accessories, La Senza, WatchZone, dan WatchEngine.

“Selain itu, perusahaan sangat antusias dengan kemitraan baru dengan Casio untuk mendistribusikan koleksi jam tangan mereka, karena melengkapi toko WatchZone dan WatchEngine saat ini,” jelasnya.

Dengan perubahan fokus bisnis ini, perusahaan memutuskan tak akan memperpanjang hak distribusi produk pakaian impor bermerek GAP dan Banana Republic pada tahun ini.  “PT GAP telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak ketika perjanjian sub-waralaba berakhir pada Februari 2018,” terangnya. Bersamaan dengan itu, perusahaan akan menutup gerai GAP dan Banana Republic yang tersisa. Untuk GAP, gerai tersisa berada di Tunjungan Plaza, Surabaya dan Grand Indonesia, Jakarta.

Sementara gerai Banana Republic yang tersisa dan akan ditutup, yaitu di Senayan City pada akhir pekan ini. Lalu, menyusul gerai sementara di Pondok Indah Mall (PIM) 2 dan di Grand Indonesia. Seluruh gerai itu akan ditutup paling lama pada akhir Februari 2018.

Sayangnya, belum didapat kabar bagaimana nasib para pekerja GAP dan Banana Republic setelah kedua merek pakaian asal Amerika Serikat itu gulung tikar di Indonesia. PT Gilang Agung Persada selaku distributor dan pemegang merek produk pakaian asal Amerika Serikat, GAP dan Banana Republic di Indonesia akan menutup seluruh gerai kedua merek tersebut pada akhir bulan ini.
Sumber menyebut, dua gerai GAP yang tersisa, yaitu di Tunjungan Plaza, Surabaya dan Grand Indonesia, Jakarta akan ditutup.

Sedangkan untuk Banana Republic, gerai di Senayan City, Jakarta akan tutup pada akhir pekan ini. Lalu, menyusul pada akhir Februari, penutupan gerai sementara hasil gabungan dengan GAP di Pondok Indah Mall (PIM) 2 dan satu gerai di Grand Indonesia.

“Sebelumnya, GAP juga sudah tutup lokasi di PIM 2 dan St. Moritz,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya. Dengan demikian, setelah penuutupan, masyarakat tak bisa lagi mendapatkan produk kedua perusahaan yang berada di bawah naungan GAP Inc.  Lisa Kanisa (27 tahun) yang cukup akrab dengan produk GAP mengaku kecewa mendengar kabar ini. Lisa mengaku telah menggunakan produk GAP dalam beberapa tahun terakhir.

“Kalau GAP kan casual ya produknya, itu saya suka, sudah pakai sejak kuliah juga. Sayang, kalau nanti tidak bisa beli lagi di Indonesia,” ungkap Lisa. Ia pun berharap nantinya akan ada distributor lain yang bisa memasarkan pakaian GAP di dalam negeri.

“Ya mungkin nanti bisa ya dijual di online, asal harganya jangan terlalu tinggi karena ada ongkos kirim,” pungkasnya. Setelah Clarks yang akan menutup seluruh tokonya di Indonesia, toko ritel asal Amerika, Banana Republic bakal ikut menutup gerainya di Pondoh Indah Mall 2, Jakarta Selatan di penghujung bulan ini.

Salah satu penjaga gerai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, rencana penutupan gerai sebenarnya telah dikomunikasikan pihak manajemen sejak November 2017. Namun, belum dinyatakan secara resmi kapan gerai akan benar-benar ditutup.

“Gerai ini akan tutup, tapi belum pasti kapan waktunya,” ujar penjaga gerai Banana Republic di PIM 2 saat berbincang. Guna menghabiskan stok barang, gerai tersebut juga tengah menggelar diskon hingga 70 persen. Kendati demikian, menurut dia, jika masih ada sisa produk, akan dialihkan ke gerai Banana Republik lain yang tersisa di Jakarta.

Selain di PIM, gerai Banana Republic saat ini berada di Senayan City dan Grand Indonesia, Jakarta.

“Jadi walaupun di sini (PIM 2) tutup, tapi gerai yang lain masih ada,” terangnya.

Berusaha menghubungi pihak manajemen PT Gilang Agung Persada selaku distributor selaku pemegang merek. Namun, hingga kini belum ada jawaban maupun keterangan resmi dari pihak manajemen. Adapun berdasarkan pantauan , pakaian yang dijual di gerai ini terdiri dari produk asli produksi Banana Republic dan GAP, serta merek lain yang berada di bawah naungan manajemen yang sama.

Pakaian bermerek GAP ikut dipajang penjaga gerai Banana Republic lantaran kebijakan manajemen mengalihkan pakaian yang tersisa ke gerai ini, setelah manajemen menutup gerai GAP di PIM 2 pada akhir tahun lalu.  Banana Republic, ritel fesyen asal Amerika tengah menggelar diskon penutupan gerai hingga 70 persen di Pondok Indah Mall (PIM) 2, Jakarta Selatan. Namun rupanya, diskon besar itu tak membuat gerai diserbu pembeli dan malah sepi pengunjung.

Berdasarkan pantauan  pada Minggu (4/2), gerai tampak sepi dari hilir mudik pembeli. Hanya tampak beberapa pengunjung yang melihat-lihat produk yang berupa pakaian wanita.  Salah satunya, Ajeng (36 tahun), yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta. Ia bilang, kunjungannya kali ini hanya iseng melihat pakaian dan harga yang ditawarkan dengan iming-iming diskon hingga 70 persen.
“Ini iseng saja, mungkin ada yang cocok. Tapi ternyata kurang menarik. Jadi belum ada yang dibeli,” kata Ajeng.  Selain itu, ia mengaku memang tak begitu akrab dengan merek pakaian ini, sehingga kurang tertarik untuk membeli pakaian yang dijual. Kendati begitu, ia bilang, harga yang ditawarkan cukup rendah.

“Tadi ada yang saya lihat ada yang Rp180 ribuan, lumayan sih dari harga Rp600 ribuan. Tapi modelnya masih kurang menarik,” lanjutnya.  Begitu pula dengan Linda Ashari (33 tahun). Ia mengaku belum tertarik dengan pakaian yang ditawarkan sekalipun harga yang dibanderol berkurang hingga 70 persen.

“Modelnya kebanyakan polos, jadi kurang tertarik,” ucapnya.

Adapun diskon penutupan gerai Banana Republic ini telah dilangsungkan pihak manajemen yang berada di tangan PT Gilang Agung Persada sejak November 2017. Hal ini bersamaan dengan penutupan gerai merek lain yang berada di bawah naungan manajemen, yaitu GAP pada akhir tahun lalu.

Menurut pihak penjaga gerai yang enggan disebutkan namanya, produk yang tersisa setelah gerai resmi ditutup akan dialihkan ke gerai Banana Republic lain yang tersisa di Jakarta, yaitu ke Senayan City dan Grand Indonesia, Jakarta. “Jadi walaupun di sini (PIM 2) tutup, tapi gerai yang lain masih ada,” ujar penjaga gerai.

Dari pantauan pakaian yang dibanderol dari kisaran Rp80 ribu sampai Rp619 ribu dari sebelumnya dijual dengan harga Rp269 ribu hingga Rp2,1 juta.

No comments:

Post a Comment