Sunday, September 12, 2021

Daftar Greai Ramayana Yang Tutup Karena Penanganan Pandemi COVID 19

Sebanyak 19 gerai atau toko milik PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) gugur semenjak pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Itu adalah bukti nyata bahwa merebaknya virus Corona telah menghantam industri ritel. Dikutip dari dokumen yang diunggah Ramayana di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Ramayana menutup 13 toko pada tahun lalu, yaitu:

  • R025 - Surya Kencana
  • R030 - Banjarmasin
  • R033 - Koja
  • R078 - Baturaja
  • R085 - Duri
  • R088 - Payakumbuh
  • R120 - Solo
  • R126 - Bekasi Junction
  • R130 - Grand Cakung
  • RB07 - Cirebon
  • RB09 - Yogyakarta
  • RB10 - Kusuma Bangsa
  • RB29 - Bali II

Kemudian di tahun ini, Ramayana telah menutup 6 toko, yaitu:

  • R012 - Pasar Baru
  • R013 - Kramatjati
  • R024 - Pondokgede
  • R032 - Tebet
  • R054 - Palembang
  • RB14 - Jembatan Merah

Namun selain menutup toko, Ramayana juga membuka beberapa toko baru di 2020, yaitu:

  • R133 - CCM Semarang
  • R134 - Cikupa II

Toko baru juga dibuka pada tahun ini di 2 lokasi, yaitu:

  • R056 - Pekanbaru
  • R135 - Kodim II

Pada awal 2020, Ramayana tercatat memiliki 117 toko, kemudian menjadi 106 toko di akhir 2020. Posisi saat ini tersisa 102 toko. Ramayana masih lebih beruntung ketimbang gerai Giant yang seluruhnya tutup per 1 Agustus 2021. Kini tidak ada lagi gerai Giant yang beroperasi. Pihak manajemen, yakni PT Hero Supermarket Tbk (HERO) sudah jauh-jauh hari mengumumkan hal itu.

Head of Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket, Diky Risbianto menjelaskan barang-barang sisa yang kondisinya rusak dimusnahkan oleh pihak manajemen. Namun dia tak menjelaskan nasib barang yang masih dalam kondisi baik tapi tak terjual akan dioper ke gerai Hero atau dikemanakan.

Seluruh gerai supermarket Giant yang ditutup totalnya ada 395 gerai. Perusahaan induk Giant, PT Hero Supermarket bakal fokus mengembangkan IKEA, Guardian, hingga Hero Supermarket. Diky menyatakan potensi pertumbuhan dari tiga brand tersebut lebih tinggi dibandingkan Giant.

"Kami melihat potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dari IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Kami akan memfokuskan investasi kami dalam proses pengembangan ketiga brand tersebut," ungkap Diky kepada detikcom, 26 Mei 2021 lalu.

Diky mengatakan perusahaan sudah melakukan peninjauan strategis perusahaan, hasilnya pola belanja konsumen sudah beralih dari format hypermarket macam Giant. Diky menilai justru potensi pertumbuhan yang baik dengan performa positif terdapat pada bisnis layanan furnitur rumah tangga, kecantikan dan kesehatan, dan pasar premium kebutuhan sehari-hari. Ketiganya ada di IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.

"Berdasarkan tinjauan strategis perusahaan, kami melihat peralihan konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, kami melihat potensi pertumbuhan yang baik dan performa positif di sektor layanan furnitur rumah tangga yang disediakan IKEA," papar Diky.

"Kecantikan dan kesehatan melalui Guardian, serta pasar premium untuk kebutuhan sehari-hari melalui Hero Supermarket," lanjutnya.  PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menutup 19 gerai atau toko miliknya sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada 2020 lalu. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan terkini?

Dikutip dari dokumen yang diunggah Ramayana di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Ramayana berhasil membukukan laba Rp 137,82 miliar pada semester I-2021, naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di Rp 5,361 miliar. Perusahaan ritel toko serba ada itu juga berhasil menekan biaya operasional pada semester I-2021 menjadi Rp 657,69 miliar dari sebelumnya Rp 670,30 miliar di semester I-2020.

Namun, ada beberapa hambatan yang dialami Ramayana sepanjang semester I-2021, yakni melemahnya ekonomi akibat Pandemi COVID-19, penurunan pendapatan/daya beli masyarakat, penutupan sementara dan pembatasan operasional gerai, dan penurunan pendapatan sewa.

Ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan, yaitu mengoptimalkan penjualan online, mempertahankan keberadaan gerai, restrukturisasi penggunaan space, remerchandising produk, melanjutkan konsep life-style mall, dan pengendalian biaya secara ketat.




No comments:

Post a Comment