Thursday, January 5, 2017

Tingkat Hunian Mall Di Jakarta Turun

Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia memperkirakan pasokan pasar ritel hingga akan meningkat sebesar 2,9 persen hingga akhir 2016 menyusul meningkatnya aktivitas sewa . Namun, tingkat hunian mal di wilayah DKI Jakarta akan menurun hingga akhir tahun karena banyak pusat perbelanjaan baru yang masih dalam tahap awal operasional.

"Pada kuartal yang akan mendatang, tingkat hunian pusat perbelanjaan diperkirakan akan menurun dikarenakan sejumlah pusat perbelanjaan baru akan memasuki pasar dan akan mengalami tingkat hunian rendah pada awal operasional," kata Head of Research Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo, Sabtu (22/10) seperti dikutip dari Antara.

Selama kuartal-III 2016, ujar dia, aktivitas penyewaan terpantau meningkat setelah periode Idul Fitri, meskipun para penyewa besar keluar dari pusat perbelanjaan dan sejumlah mal menghentikan aktivitas sewa-menyewa.

"Pusat perbelanjaan lifestyle besar, yaitu PIK Avenue Mall, dan Neo Soho yang merupakan perluasan dari Central Park, telah selesai pada kuartal ini dan membawa total pasokan kumulatif menjadi 4.163.735 meter persegi, lebih tinggi 2 persen dari kuartal lalu," katanya.

Memasuki terakhir, lanjutnya, kebanyakan hanya pengusaha waralaba dan fashion yang aktif membuka toko baru dengan menyewa unit di pusat perbelanjaan yang terletak di kawasan primer. Sedangkan merek internasional, kemungkinan baru pad atahun depan masuk ke pasar Indonesia dengan menyewa properti di pusat perbelanjaan Jakarta.

"Meskipun terdapat penyewaan-penyewaan baru, peningkatan pasokan dari pusat perbelanjaan baru dan tutupnya beberapa penyewa besar di beberapa lokasi, menyebabkan tingkat hunian di pusat-pusat perbelanjaan sewa kuartal ini turun, sementara pusat-pusat perbelanjaan strata mengalami sedikit peningkatan tingkat hunian," jelasnya.

Dari segi permintaan, tingkat rata-rata hunian pasar ritel di Jakarta turun 0,3 persen per kuartal atau 1,1 persen per tahun, mencapai angka 84 persen, sehingga membuat total ruang ritel kosong di Jakarta seluas 667.190 meter persegi.

Sementara dari segi pasokan, total pasokan kumulatif pusat perbelanjaan di Jakarta bertambah menjadi 4.163.735 meter persegi, dengan 73 persen berasal dari pusat perbelanjaan sewa dan 27 persen dari mal strata-title dengan dibukanya dua pusat perbelanjaan baru.

Pada kuartal ini, jelas Arief, lima pusat perbelanjaan baru akan memasuki pasar sehingga total kumulatif pasokan ruang ritel di Jakarta akan bertambah menjadi 4.283.535 meter persegi pada akhir 2016. "Harga sewa dan service charge tidak akan mengalami perubahan besar," ucapnya.

No comments:

Post a Comment