Monday, July 8, 2013

Penerapan Tarif Progresif Jabotabek Malah Membuat PT. KAI Merugi

Penerapan tarif progresif kereta rel listrik untuk commuter line Jabodetabek telah berhasil menambah jumlah penumpang kereta. Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo mengatakan dalam sepekan pertama pelaksanaan, rata-rata jumlah penumpang bertambah 14 persen hingga 15 persen.

"Sekarang jumlah penumpang 503.000 penumpang per hari, sebelumnya 430.000 penumpang sampai 450.000 penumpang per hari," kata Tri ketika ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta, Ahad 7 Juli 2013.

Namun, peningkatan jumlah ini tak serta merta membuat pendapatan perusahaan meningkat tajam. Penerapan tarif progresif dihitung berdasarkan jumlah stasiun yang dilewati masing-masing penumpang malah membuat pendapatan perusahaan turun dalam jangka pendek.

"Pendapatan turun 10 sampai 15 persen setiap hari. Tahun ini mungkin pendapatan kami akan turun," kata Ignasius Jonan, Direktur Utama PT KAI (Persero), induk usaha PT KCJ.

Meskipun pendapatan perusahaan dari KRL commuterline turun, Tri Handoyo berjanji layanan bagi para penumpang akan diperbaiki. Jonan mengatakan pihaknya akan menambah jumlah petugas keamanan di stasiun agar penggunaan tiket elektronik KRL semakin tertib.

PT KAI juga berencana menambah jumlah gerbang elektronik yang saat ini berjumlah 364 gerbang. Pada akhir triwulan ke tiga 2013 ditargetkan jumlah gerbang elektronik di seluruh stasiun yang dilayani KJC mencapai 500 gerbang.

"Servis kami tetap berjalan. Ini (penurunan pendapatan sementara) ongkos yang harus dibayar supaya ada modernisasi di KRL. Jadi tidak akan mengurangi servis," tegas Tri Handoyo.

Handoyo berharap pada 2014 bisa memberikan kontribusi keuangan yang lebih baik. Pengenaan harga tiket yang lebih proporsional dan perbaikan layanan untuk penumpang diharapkan bisa menggenjot pendapatan perusahaan.

"Akhir tahun ini kami targetkan jumlah penumpang bisa mencapai 600.000 penumpang per hari. Volume harus naik lagi kalau perjalanan naik, semoga bisa menutup kekurangannya," kata Tri Handoyo.

Sejak awal Juli 2013, penumpang KRL commuterline membayar tiket KRL berdasarkan jumlah stasiun yang mereka lewati. Untuk 5 stasiun pertama, penumpang dikenai tarif Rp 3.000, kemudian bertambah Rp 1.000 setiap 3 stasiun berikutnya. Sebelumnya, tarif KRL commuterline dipukul rata sekitar Rp 8.000 hingga Rp 10.000 untuk seluruh penumpang.

No comments:

Post a Comment