Monde Nissin meraup dana segar sebesar 48,6 miliar peso Filipina atau US$1 miliar dari aksi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Pembuat produk mie instan dengan merek Lucky Me! itu mencatatkan saham di Bursa Efek Filipina.
Mengutip CNN Rabu (2/6), dana segar yang dikantongi Monde Nissan menjadi IPO yang terbesar di negara itu. CEO Monde Nissin Henry Soesanto mengatakan sebagian besar dana akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan produksi.
Pada 2015 lalu, perusahaan membeli merek ayam tanpa daging yang berbasis di Inggris sekitar US$847 juta. Ini merupakan salah satu ekspansi Monde Nissin saat itu. "Dengan ruang protein alternatif yang siap untuk pertumbuhan eksplosif selama 10 tahun ke depan, kami tidak ingin melewatkan kesempatan itu," ucap Henry kepada CNN Business dalam sebuah wawancara dari Manila.
Menurutnya, kenaikan kapasitas penting untuk dilakukan dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Hal ini agar produk ayam tanpa daging itu tumbuh cepat. Lalu, Monde Nissin juga berencana untuk meningkatkan penjualan mie instan di Asia. Mie instan merupakan salah satu bisnis inti Monde Nissin.
Namun, konsumsi mie instan di Filipina masih terbilang rendah. Henry menyatakan rata-rata pelanggan hanya makan sekitar 36 bungkus mie per tahun, sedangkan Vietnam dan Indonesia mencapai 50 bungkus. Monde Nissin hadir di lebih dari 30 negara. Filipina dan Thailand menjadi pasar utama Monde Nissin.
Henry mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Lalu, perusahaan juga akan menjelajah ke Indonesia, Jepang, dan Vietnam.
"Kami hanya ingin mengatasi titik sakit konsumen, mengapa beberapa konsumen tidak makan mie. Kami masih melihat potensi pertumbuhan," ujar Henry. Perusahaan berencana menawarkan produk mie instan yang sehat. Salah satu contohnya dengan mengurangi jumlah minyak dalam mie hingga 70 persen.
Sementara, Henry mengatakan Monde Nissin mempertimbangkan untuk melakukan dual listing atau mencatatkan saham di bursa efek negara lain. Salah satunya Inggris atau AS. "Saya tidak bisa mengatakannya sekarang, tapi semuanya mungkin. Bisa jadi London, bisa jadi AS, tapi kami tidak tahu kapan," pungkas Henry.
No comments:
Post a Comment