Ekonomi syariah ditantang untuk memberikan bagi hasil yang lebih baik kepada nasabah dibandingkan suku bunga simpanan pada bank konvensional, terutama pada saat ini, ketika suku bunga sedang turun.
Ekonom Faisal Basri mengemukakan hal itu di Jakarta, Selasa (22/11/2011). "Ini jadi tantangan bagi perbankan syariah," katanya.
Saat ini, perbankan syariah justru mundur akibat beramai-ramai melayani gadai emas. "Kok malah jadi seperti pegadaian, melayani gadai. Padahal, semestinya fungsinya tidak seperti itu, kan?" ujar Faisal.
Peluang bagi ekonomi syariah akan lebih besar pada tahun 2012. Oleh karena itu, perbankan syariah harus memanfaatkan peluang ini dengan masuk lebih luar ke pasar.
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan 50 basis poin pada November lalu. Dipastikan, bunga simpanan juga akan segera turun.
Akad mudharabah dan musyarakah tidak signifikan karena harus dihitung ke bagi hasil. "Tapi yang murabarah harus hitung ulang," kata Mulya Effendi Siregar, Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Kamis (17/11/2011).
Seperti halnya bank konvensional, penurunan BI Rate akan mengurangi biaya dana, sehingga bank syariah mempunyai ruang menekan margin. Lagi pula, tanpa melakukan itu, bank syariah sulit bersaing menyalurkan dana. Bukan apa-apa, ke depan bunga kredit bank akan menurun. Begitu pula yieldobligasi, ikut rendah.
Meski demikian, beberapa bank syariah belum ada rencana melakukan itu. Benny Witcaksono, Direktur Utama Bank Mega Syariah, mengatakan, BI Rate memang referensi penentuan rate bank, tapi keputusan akhir bergantung pasar, "Tidak bisa secara langsung karena semua ditentukan pemain lain," katanya.
Rizqullah, Direktur Utama BNI Syariah, mengatakan, margin bisa saja tetap dengan posisi sebelumnya, tapi yang penting bank bisa menjaga loyalitas nasabah. BNI Syariah sendiri akan mengusahakan margin turun. "Kami usahakan menjaga keseimbangan antara rate pembiayaan dan pendanaan," terang Rizqullah.
Bank Syariah Mandiri (BSM) mengklaim telah menurunkan margin, terakhir pada dua bulan lalu. Ke depan margin mungkin akan turun lagi mengikuti BI Rate dan penurunan bunga di bank lain. "Kan, penurunannya perlu bertahap, lagipula selama ini nasabah di bank syariah tidak terlalu keberatan jika selisih margin antara 1 persen sampai 2 persen," kata Hadi Purnomo, VP Corporate Investment BSM. Pada September, BSM telah menurunkan margin konsumer sebesar 0,25 persen, menjadi 12 persen.
Bank Muamalat menyatakan, sudah dua kali menurunkan margin tahun ini. Margin pembiayaan korporasi dan ritel, misalnya, turun dari 13 persen pada awal tahun menjadi sebesar 10 persen, Oktober lalu. "Sebulan terakhir, margin pembiayaan dan funding sudah diturunkan," kata Hendiarto, Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat. Saat ini, cost of fund berada di 5,7 persen dari sebelumnya 5,9 persen.
No comments:
Post a Comment