Monday, November 7, 2011

Para Pemimpin G-20 Akan Tingkatkan Sumber Pendanaan Bagi IMF

Para pemimpin dunia bertemu di pertemuan puncak (KTT) G-20 pada Kamis membahas peningkatan pendanaan mereka di Dana Moneter Internasional untuk membantu menyelesaikan krisis utang zona euro, Menteri Keuangan Inggris mengatakan.

George Osborne mengatakan, negara-negara seperti China tertarik pada proposal itu, yang telah sangat didorong oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron, tapi ia menolak untuk menempatkan angka kenaikannya, lapor AFP.

"Masyarakat internasional juga menerima bahwa itu dibutuhkan untuk mengatasi situasi ekonomi global secara umum dan ada perdebatan yang sudah mulai, tetapi tidak menyimpulkan, tentang peningkatan sumber daya untuk IMF," kata Osborne kepada wartawan.

"Tentu saja belum ada angkanya dan saya menduga bahwa diskusi mereka tidak akan menyimpulkan sampai besok," katanya, meringkas satu hari dari KTT G-20 di Cannes, Prancis.

Pemerintah Inggris telah mengambangkan gagasan peningkatan pendanaan untuk IMF sebagai sebagian cara untuk membantu zona euro tanpa memberikan kontribusi langsung kepada bailout, yang akan merusak politik dalam negeri.

Ketika ditanya apakah ada dukungan internasional di pertemuan, Osborne mengatakan, telah dibahas oleh negara-negara G20 sejak awal Oktober.

"Saya sudah tidak mendengar objek siapa pun untuk menyatakan bahwa kita meningkatkan sumber daya IMF. Kontribusi individu untuk peningkatan itu belum dibahas jadi saya tidak bisa memberikan angka," katanya.

"Tetapi yang pasti dari apa yang saya dengar dari China, dan saya sendiri sudah diskusi dengan orang China di sini juga, mereka juga tertarik dalam memberikan dukungan kepada IMF."

Cameron mengatakan, Kamis pagi bahwa Inggris akan mempertimbangkan peningkatan 29 miliar pound (34 miliar euro, 46 miliar dolar AS) pendanaan untuk IMF.


 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan intervensi dalam Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 Negara (G20) di Cannes, Prancis, pada 3-4 November 2011, mengingatkan agar krisis ekonomi di zona Euro tidak melupakan tujuan dibentuknya G20 untuk mewujudkan perekonomian global yang lebih berimbang.

Dalam konperensi pers setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, untuk menjelaskan hasil kunjungan kerja selama enam hari di Prancis, Presiden mengatakan bahwa ia juga mengingatkan forum G20 untuk tidak melupakan berbagai masalah pembangunan, seperti program pengurangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.

"Saya mengingatkan agar jangan sampai gara-gara ekonomi di Yunani dan Zona Euro, maka pekerjaan besar yang berdimensi jangka menengah, fundamental, dan strategis itu tidak dijalankan dengan baik,' ujarnya.

Presiden menjelaskan, KTT ke-6 G20 di Perancis memang lebih didominasi oleh pembahasan masalah krisis ekonomi di zona Euro, khususnya yang terjadi di Yunani, sehingga hampir semua perhatian dicurahkan pada upaya mencari solusi krisis tersebut.

Menurut Kepala Negara, dalam forum tersebut dirinya menyampaikan kepercayaan kepada para pemimpin Zona Euro yang diharapkan bisa mengambil langkah-langkah nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Namun, Presiden juga mengingatkan bahwa G20 adalah kelompok yang mewakili kepentingan bangsa-bangsa di dunia, sehingga juga harus mempertimbangkan kepentingan negara-negara berkembang dan kurang berkembang.

"Saya ingatkan karena krisis Zona Euro dan Yunani pada saatnya bisa diselesaikan, bisa kembali pada kerangka G20 yang intinya bersama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi global dan berimbang dan juga sistem keuangan dunia yang stabil," tutur Kepala Negara.

G20 diselenggarakan pertama kali di Washington DC, Amerika Serikat, pada 2008 sebagai respon dunia untuk menanggapi krisis keuangan global terjadi saat itu. Pemimpin dari dua puluh negara maju dan berkembang berkumpul untuk mencari solusi krisis sekaligus merumuskan mekanisme sistem keuangan dunia yang stabil agar krisis serupa tidak terjadi lagi pada masa depan.

Salah satu kesepakatan yang dihasilkan saat itu adalah reformasi sistem keuangan agar menghasilkan mekanisme yang lebih stabil, berimbang, dan juga adil bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia.

Pada KTT di Cannes, Paris, para pemimpin negara G20 menyepakati Deklarasi Cannes yang berisi komitmen negara-negara anggota G20 untuk melaksanakan dan melanjutkan berbagai kebijakan di bidang fiskal, moneter, serta reformasi di sektor keuangan dan struktural dengan memperhatikan dampak dari kebijakan domestik terhadap negara lain.

Negara-negara anggota G20 juga telah menyetujui langkah-langkah nyata yang dirumuskan di dalam Rencana Aksi Cannes meliputi respon G20 untuk mengembalikan kepercayaan pasar khususnya terkait krisis di kawasan Euro, percepatan penyelesaian isu ketidakadilan global, reformasi sistem keuangan, serta kebijakan untuk meningkatkan kapasitas Dana Moneter Internasional dalam menjalankan upaya penyelamatan keuangan global secara lebih optimal terutama untuk meningkatkan kemampuan memberikan peringatan lebih tegas sebelum krisis terjadi.

Presiden Yudhoyono mengatakan, pada KTT di Perancis para pemimpin negara kelompok G20 juga sepakat bahwa forum tersebut lebih baik tetap bersifat informal, namun dengan tetap menjaga kesinambungan dan konsistensi penyelesaian masalah.

Presiden juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah pada KTT G20 tahun 2016 yang mewakili kawasan Asia bersaing dengan China dan Jepang.

No comments:

Post a Comment