Friday, January 4, 2013

Harga Emas Akan Naik Tahun 2013 dan Tembus Rp. 600.000

Harga emas di sepanjang tahun 2013 diperkirakan naik. Mengutip laporan Dailymail, harga emas akan mencapai puncaknya sebesar US$ 2.000 sampai US$ 2.500 per troy ounce sampai dengan akhir tahun 2013.

Sementara harga emas di sepanjang tahun 2012 juga naik sebesar 6 persen atau senilai US$ 1.674 per troy ounce. Kenaikan ini disebabkan para investor zona euro mencari investasi aman, kebijakan quantitative easing(QE) dari pemerintah Amerika Serikat, permintaan emas dari bank sentral, dan masalah pasokan dari Afrika Selatan.

Pada November 2012, ketika bank sentral Amerika Serikat melepaskan putaran ketiga kebijakan QE, harga emas mencapai US$ 1.800. Sejak itu bank-bank sentral meningkatkan cadangan emasnya, terutama di negara-negara berkembang akibat kekhawatiran terhadap nilai mata uang kertas.

Sejak tahun 2009, sektor pemerintah banyak menjadi pembeli bersih emas karena bank sentral telah memperkecil jumlah penjualanemas. Emas juga kemungkinan harus diklasifikasikan ke dalam aset tertinggi perbankan.

Selain itu, yang terpenting adalah telah terjadi pertumbuhan fisik emasyang didukung oleh "reksadana indeks" yang melacak harga emas. Pada kuartal ketiga 2012, kepemilikan reksadana indeks (Exchange Trade Fund/ETF) global meningkat sebesar 189 ton atau naik sebesar 56 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan rekor dalam produk reksadana indeks jenis SPDR Gold Trust.

Menguatnya harga emas di pasar internasional mendorong harga emas di Jakarta juga bergerak naik mendekati Rp 600 ribu per gram-nya.

Harga emas batangan di situslogammulia.com hari ini, untuk lantakan 1 gram di jual dengan harga Rp 594.200, yang berarti naik Rp 5 ribu per gramnya. Sedangkan untuk harga jual kembali Rp 525 ribu per gram. Sedangkan untuk emas batangan dengan berat 5 gram harganya Rp 2,82 juta, yang berarti harganya Rp 564.300 per gram.

Harga emas di pasar internasional. Kamis kemarin kembali naik mendekati level US$ 1.800 per troy ounce setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di level rendahnya serta data ekonomi AS terlihat membaik. Harga emas di Bursa Komoditas New York kemarin ditutup naik US$ 16,7 (0,9 persen) menjadi US$ 1.796,5 per troy ounce.

Harga emas di pasar Eropa sedikit terkoreksi seiring menguatnya dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Di pasar elektronik Eropa sore ini harga emas terkoreksi US$ 2,4 menjadi US$ 1.794,1 per troy ounce.

Presiden ECB, Mario Draghi, kemarin mengatakan pertumbuhan zona Eropa akan tetap lemah dan perekonomian akan pulih secara bertahap, menurut berita yang dilansir Marketwatch. “Mata uang bersama tidak diubah. Pengumuman rencana bank sentral bulan depan untuk membeli obligasi mampu meringankan kecemasan pasar,” tuturnya.

“Pernyataan Draghi ini diartikan oleh para investor bahwa pelonggaran kwantitatif di kawasan Eropa akan berjalan sesuai rencana dan tidak peduli apa yang akan terjadi di Amerika memicu kenaikan harga emas,” kata Brien Lundin dari Gold Newsletters.

Membaiknya prospek Eropa dan positifnya data ekonomi Amerika serta antisipasi tingginya inflasi dampak dari digulirkannya pelonggaran kuantitatif oleh bank sentral dunia membuat para investor kembali menumpuk emas sebagai salah satu alternatif investasinya.

1 comment:

  1. Berita baik nih

    bagi trader yang suka berdagang dengan emas.
    Tetapi bagi saya lebih suka dengan trading dengan currency di armada markets. walapun nantinya akan korelasi antara emas dengan mata uang

    ReplyDelete