Tuesday, January 5, 2016

China Kembali Lemahkan Yuan Untuk Lanjutkan Perang Valuta Asing

China kembali memangkas nilai tukar yuan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sekarang satu dolar AS setara 6,5 yuan. Posisi nilai mata uang negeri tirai bambu merupakan yang terendah dalam empat setengah tahun terakhir atau sekitar 2011 lalu.The People’s Bank of China (PBoC) sedang berupaya membuat yuan lebih 'market friendly' atau dengan kata lain nilainya lebih bersahabat di pasar.

Baru-baru ini, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sudah memasukkan yuan sebagai mata uang internasional, yang sejajar dengan dolar AS dan euro. Hanya saja masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum yuan bisa disahkan.Meski demikian, bank sentral China masih terus mengontrol ketat pergerakan yuan. Renminbi hanya boleh bergerak naik-turun maksimal 2% saja tiap hari,

Kemarin PBoC mematok dolar AS setara 6,5 yuan atau terendah sejak 24 Mei 2011 pada sistem perdagangan valuta asing (valas) China. Ini bukan kali pertama, PBoC melakukan hal tersebut. Pada Agustus silam, yuan tiba-tiba anjlok 5% terhadap dolar hanya dalam satu pekan. Hal ini memicu kepanikan di pasar keuangan dunia.

China dengan sengaja melemahkan yuan supaya meningkatkan daya saing ekspornya. Ekonomi China sudah melambat dalam beberapa tahun terakhir ini. "Tren pelemahan yuan berlanjut di awal tahun ini sejalan dengan rencana The People’s Bank of China," kata Eddie Cheung, analis valas dari Standard Chartered cabang Hong Kong, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/1/2016).

"Yuan akan jatuh semakin dalam di kuartal pertama," tambahnya. Lima bulan lalu, China bikin heboh setelah dengan sengaja melemahkan nilai tukar yuan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hari ini China kembali melakukan hal yang sama. Investor regional kembali was-was dengan langkah negeri tirai bambu itu. Sebab, kemarin yuan sengaja diturunkan lagi ke titik terendahnya dalam empat bulan terakhir.

Akibatnya, investor merasa deja vu dolar AS bisa menguat lagi terhadap mata uang banyak negara, termasuk Indonesia. Dolar AS hari ini saja sempat bertahan di Rp 14.000, posisi yang sudah ditinggalkan selama 3 bulan terakhir. Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (10/12/2015), The People's Bank of China (PBoC) sengaja menurunkan nilai tukar yuan sebanyak 0,15% menjadi 6,4236 per dolar AS. Posisi yuan sekarang menjadi lebih rendah dari posisi pada Agustus lalu. Pelemahan yang dilakukan bank sentral China kali ini tidak terlalu parah.

Waktu Agustus lalu, nilai yuan yang disebut juga renminbi itu sudah diturunkan hingga 2% terhadap dolar AS. China sengaja melemahkan mata uangnya untuk memperkuat daya saing ekspor.

No comments:

Post a Comment