Tuesday, January 5, 2016

Habis Tahun Baru ... Rupiah Meluncur Tajam Ke Rp. 14.000 per Dollar

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) siang menukik tajam terhadap rupiah. Sempat mendekati Rp 14.000 pagi tadi, mata uang Paman Sam kini sudah berada di kisaran Rp 13.800-an. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (5/1/2016), dolar AS pagi tadi dibuka menguat di level Rp 13.993 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.940.

The Greenback secara perlahan mulai melemah setelah sempat menguat di awal perdagangan. Bahkan, siang ini dolar AS sudah jatuh ke kisaran Rp 13.800-an. Posisi dolar AS siang ini tepatnya berada di Rp 13.815. Posisi tersebut merupakan yang terendah yang sempat disinggahinya pagi ini.
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan tertekan di tahun ini. Selain adanya kenaikan suku bunga AS The Federal Reserve (The Fed) secara gradual, penurunan harga minyak juga akan menekan gerak rupiah.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, periode super dolar alias penguatan dolar AS akan kembali terjadi di tahun ini. "Di 2016 kita perlu waspada karena harga minyak dan komoditi terus ada tekanan. Harga minyak rendah membuat harga komoditi turun, kemudian waspada ada periode super dolar, yaitu dolar cenderung menguat," kata Agus usai Pembukaan Perdagangan Perdana Saham di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/1/2016).

Meski demikian, Agus menjelaskan, dampak dari kenaikan suku bunga AS di tahun ini sudah diperkirakan sebelumnya. Meskipun akan ada tekanan, paling tidak kenaikan Fed fund rate memberikan satu kepastian terhadap pasar keuangan Indonesia. "Itu (kenaikan The Fed) sudah diperhitungkan, kita tahu bahwa itu akan gradual jadi kita mesti lebih hati-hati. Bagi Indonesia dan negara-negara berkembang, adanya kepastian bahwa setelah 9 tahun Fed fund rate naik dan akan dilakukan secara gradual itu akan memberikan kepastian," terang dia.

Lebih jauh Agus menjelaskan, yang patut diwaspadai adalah soal harga minyak yang terus turun, ini berdampak pada komoditi-komoditi yang lain karena di tahun 2016 masih akan tertekan. "Secara umum, nilai tukar akan kembali lebih stabil, kita melihat bahwa tantangan utama rupiah masih besarnya impor dibandingkan ekspor," katanya. Agus menambahkan, baik pemerintah maupun BI harus bersama-sama membangun optimisme di tahun 2016.

"Jadi kita harus bangun optimisme, bangun Indonesia karena potensi kita besar walaupun tantangan global masih ada," pungkasnya. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini kembali menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam makin mendekati kisaran Rp 13.900-an di awal 2016.
Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (1/1/2016), dolar AS pagi tadi dibuka menguat di posisi Rp 13.858 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.788.

The Greenback terus menguat dan terus menanjak perlahan sampai ke titik tertingginya hari ini di Rp 13.893. Penguatan dolar AS sudah terjadi sejak akhir 2015.Menjelang siang ini, dolar AS masih berada di posisi Rp 13.880. Sepanjang 2015 lalu rupiah melemah 10%. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini kembali menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam makin mendekati kisaran Rp 14.000.

Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (5/1/2016), dolar AS pagi tadi dibuka menguat di level Rp 13.993 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.940. The Greenback secara perlahan mulai melemah jelang siang ini, posisinya semakin menjauh dari Rp 14.000-an. Bahkan, menjelang siang ini dolar AS sudah jatuh ke kisaran Rp 13.800-an. Menjelang siang hari ini dolar AS berada di posisi Rp 13.895. Penguatan rupiah ini sejalan dengan naiknya Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) yang dibuka positif pagi tadi.

No comments:

Post a Comment