Tuesday, January 5, 2016

Hitungan Rugi Laba Bisnis Ikan Sidat Untuk Ekspor Ke Jepang

Bisnis budidaya ikan sidat sedang berkembang saat ini, salah satunya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Ikan sidat atau bahasa latinnya anguilla spp, yang menyerupai belut ini, kini menjadi primadona baru di dunia perikanan karena harganya yang mahal dan menjadi komoditi ekspor.

Peluang inilah yang di tangkap oleh peternak ikan di Tulungagung, salah satunya adalah Donny Nobri Dwiyanto, peternak ikan di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. Untuk membudidayakan ikan sidat ini, Doni mendatangkan benih ikan sidat atau glass eel , dari nelayan di Pantai Sidem, Tulungagung, seharga Rp. 2,5 juta hingga Rp. 7 juta per kilogram, yang berisi 7 ribu hingga 8 ribu ekor benih sidat.

"Selama ini untuk mendapatkan benih sidat masih mengandalkan tangkapan dari alam, kami membelinya dari nelayan Pantai Sidem, karena benih sidat masih belum dapat dibudidayakan sendiri," kata Donny di Tulungagung, Selasa (5/1/2016). Ikan sidat adalah salah satu jenis ikan yang bentuknya mirip belut, tapi bedanya, ikan sidat hidup di air bukan di lumpur. Selain itu ikan sidat mempunyai sirip di dekat kepalanya. Untuk proses adaptasi kehidupan benih sidat atau glass eel, dari air laut menjadi air tawar, Donny menyediakan kolam khusus yang berisi air tawar yang kemudian di beri garam tanpa yodium, agar air menjadi payau.

Selanjutya, benih sidat dimasukan ke kolam air payau buatan itu. Setelah benih sidat beradaptasi hidup di air payau, baru dipindahkan di kolam air tawar. "Proses adaptasi ini umumnya memakan waktu 1 bulan, dan dalam proses adaptasi ini, glass eel di beri makan cacing sutera, setelah beradaptasi dan terbiasa hidup di air tawar, sidat bisa dipindahkan di kolam pembesaran," jelas lelaki yang pernah bekerja menjadi TKI di Jepang ini, sambil memperagakan cara membuat air payau buatan di kolam budidaya sidatnya.

Agar cepat besar, ikan sidat di beri makan campuran tepung ikan dan vitamin. Dengan sirkulasi air yang bagus dan pakan yang bergizi, ikan sidat dapat di penen setelah berumur 8 bulan hingga 1,5 tahun, tergantung besar kecil ukuran sidat yang diinginkan. Saat ini harga ikan sidat berkisar antara Rp 160.000 hingga Rp 245.000/ kilogram (kg), yang rata-rata terdiri dari 3-4 ekor ikan.

"Untuk ekspor ke negara Jepang saja permintaan sidat per minggu sampai 500 kilogram, dan kami belum mampu memenuhi permintaan sebanyak itu, belum lagi permintaan dari negara-negara lain," pungkasnya. Solusinya, Donny mengajak teman-temannya membentuk kelompok budidaya ikan sidat di Tulungagung, sehingga peluang ekspor dapat dipenuhi. Sedangkan negara yang membuka luas peluang ekspor ikan sidat dari Indonesia, yakni Jepang, Amerika, Kanada dan Jerman .

No comments:

Post a Comment