Tuesday, January 5, 2016

Pinjaman Uang KUR Rp 100 Juta Bunganya Hanya Rp 750 Ribu/Bulan

Pemerintah akhirnya menetapkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9% mulai 4 Januari 2016, dari sebelumnya sebesar 12%. Kebijakan ini sebagai salah satu cara pemerintah mendorong pengembangan usaha masyarakat kelas menengah. Dengan bunga rendah, otomatis cicilan yang dibebankan kepada nasabah juga lebih ringan.

Mencoba memberikan simulsi sederhana untuk pinjaman KUR sebesar Rp 100 juta. Besaran pinjaman tersebut termasuk dalam KUR ritel. Dengan asumsi pinjaman yang diperoleh sebesar Rp 100 juta, maka nasabah hanya dibebankan bunga 9% per tahun sebesar Rp 9 juta, dibagi 12 bulan menjadi setara Rp 750.000 per bulan.

"Kalau besaran pinjaman segitu masuknya KUR ritel, bukan KUR mikro ya. Bunga tinggal dikali 9% dan dibagi 12 saja, dengan asumsi besar pinjaman yang diputus Rp 100 juta ya," ujar Pemimpin Wilayah BRI Jakarta I Budi Satria. Kabar gembira untuk anda pengusaha kelas mikro, kecil, dan menengah yang perlu modal kredit berbunga murah. Mulai 4 Januari 2015, pemerintah telah menetapkan besaran bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9% per tahun, dari sebelumnya 12% per tahun. Kebijakan bunga rendah ini sudah diterapkan di bank penyalur KUR.

"Benar (bunga KUR 9% mulai 4 Januari 2015)," kata Pemimpin Wilayah BRI Jakarta I, Budi Satria. Pemerintah membidik penyaluran KUR hingga Rp 120 triliun tahun ini. Menkominfo Rudiantara sebelumnya pernah mengatakan, dirinya ingin startup alias perusahaan baru di sektor teknologi bisa kecipratan. Menurutnya, selama ini karakteristik startup teknologi tidak masuk dalam kategori yang bankable atau bisa mendapat pinjaman dari perbankan. Hal ini yang ingin diubah.

BRI sebagai salah satu bank penyalur KUR, telah berhasil menyalurkan KUR kepada 686.831 nasabah per akhir November 2015.  Sejak ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu bank BUMN yang menjadi penyalur KUR dengan total target Rp 21,4 triliun, BRI telah mengimplementasikan berbagai strategi pemasaran untuk meningkatkan serapan KUR di Indonesia.

Salah satunya dengan melakukan refreshment training kepada lebih dari 9.000 Mantri KUR BRI.Selama ini, Kredit Usaha Rakyat (KUR) hanya bisa dinikmati pelaku bisnis yang sudah memiliki usaha saja. Pemerintah tengah membahas KUR tahun depan dengan bunga 9% ini bisa dinikmati pelaku usaha pemula atau start up.

Hal ini seperti diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, usai rapat di kantor Kemenko Perekonomian, di Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (30/12/2015). "Menko undang menteri yang terkait manfaatkan KUR supaya serius. Mulai melakukan sosialissi supaya KUR bisa capai sasaran, terus bagaimana kita improve agar bisa jadi modal ekonomi kreatif, modal buat start up company," jelas Sofyan.

Menurutnya, alokasi KUR sebesar Rp 120 triliun seharusnya tak hanya untuk membantu sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang sudah mapan saja, melainkan juga dipakai untuk menopang industri-indutri pemula jika memang memenuhi syarat. "Bagaimana agar pembiayaan KUR ini di samping mendorong UMKM yang tradisional, tapi juga bisa menjadi katalisator untuk tumbuhnya industri-industri baru," ujar Sofyan.

Kendati demikian, kata Sofyan, penetapan penyaluran kredit KUR untuk usaha pemula masih memerlukan pembahasan lanjutan, mengingat akan banyak aturan yang perlu disesuaikan jika KUR terbuka untuk start up. "Kita perlu rapat lagi, tapi yang ditargetkan bagaimana KUR ini benar-benar mencapai sasaran. Sedang kita diskusikan lagi, mengubah sedikit aturannya supaya perusahaan-perusahaan start up company bisa dapat. Itu yang kita ubah sedikit aturannya, awal tahun kira-kira selesai," tutupnya. Beberapa menteri sore ini berkumpul di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Dalam agenda yang diterima, para menteri ini menggelar rapat lanjutan koordinasi terbatas terkait penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 9% pada tahun depan. Rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ini dimulai pukul 14.00 WIB.

Beberapa menteri yang sudah tampak hadir selain Darmin, antara lain Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang datang paling terakhir, enggan memberikan komentar terkait agenda pembahasan rapat.  Pemerintah berencana menurunkan tingkat bunga KUR tahun depan hingga 9% dari sebelumnya sebesar 12%.

No comments:

Post a Comment