Saturday, August 29, 2020

5 Cara Beli Rumah Murah Kemudian Menikah di Tengah Pandemi Corona

 Pandemi virus corona telah mengubah gaya hidup serta cara masyarakat beraktivitas. Istilah work from home (WFH) pun kian lumrah di telinga.

Bagi sebagian pekerja, pandemi corona mengharuskan segalanya dikerjakan dari rumah. Tak jarang, kamar sepetak harus dialihfungsikan menjadi kantor, ruang rapat, dan tempat beristirahat.

Tak ayal, banyak pekerja yang mulai melirik tempat tinggal baru yang lebih luas dan mulai meninggalkan perumahan di pusat kota. Namun, apa saja yang harus diperhatikan sebelum memutuskan membeli hunian baru?

Berikut adalah tip untuk mendapatkan deal hunian terbaik di engah pandemi corona.

1. Cek Kesehatan Keuangan

Hal pertama yang harus dilakukan calon pembeli properti ialah membedah kemampuan finansialnya. Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning Lusiana Darmawan menyebut idealnya total cicilan KPR dan utang lainnya tak melebihi 35 persen dari pendapatan. Oleh karena itu, penting untuk mengecek rasio-rasio utama keuangan.

Jika rasio pendapatan berbanding beban tak sesuai, sebaiknya tahan pembelian hunia. Apalagi, di tengah pandemi covid-19.

2. Tentukan Fungsi Hunian

Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI) Wendy Haryanto menekankan sebelum melakukan pembelian, tentukan lebih dulu fungsi dari hunian Anda. Apakah akan dijadikan tempat tinggal permanen, atau akan disewakan nantinya.

Sebab, dengan mengetahui fungsi hunian, Anda dapat membuat keputusan yang tepat soal lokasi.

"Penting juga untuk mengetahui apakah yang akan dibeli ini akan dihuni langsung atau hanya akan disewakan nantinya. Karena akan beda jenis yang dicari," ungkap Wendy.

Contoh sederhana, jika hunian bertujuan untuk disewakan, maka Anda harus memperhatikan jarak hunian yang dipilih dari pusat kota. Sebab, perumahan atau apartemen yang berada di jantung kota akan lebih mudah menggaet peminat.

Belum lagi soal infrastruktur dan konektivitas transportasi. Jika fasilitas penunjang tak dimiliki, pembelian mungkin tak cocok dilakukan.

Tapi, jika hunian diambil untuk keperluan pribadi, maka masalah lokasi, infrastruktur, dan fasilitas penunjang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Untuk mereka yang bekerja dari rumah dan tak suka hiruk pikuk kota disarankan untuk membeli di daerah suburban.

Selain lebih murah, kualitas hidup pun bisa jadi jauh lebih tinggi.

3. Cek Fasilitas yang Disediakan

Setiap calon pembeli tentu ingin mendapatkan harga dan kualitas hunian terbaik. Maka, jangan terburu-buru memutuskan selama belum melakukan survei yang memadai.

Jangan hanya tergiur dengan harga murah hunian yang ditawarkan. Kalau tak dilengkapi dengan fasilitas yang dibutuhkan, bisa jadi dompet Anda jebol untuk membayar pengeluaran rutin.

Misal saja, untuk pekerja yang mengandalkan transportasi umum, tanyakan fasilitas transportasi yang tersedia kepada pengembang. Perumahan yang paling ideal adalah yang terintegrasi secara sempurna dengan transportasi massal dengan konsep TOD. Salah satunya adalah perumahan Modernland Cilejit yang berada dikawasan Serpong. Tak semua hunian menyediakan semua fasilitas yang diinginkan, namun pastikan fasilitas pokok yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Apalagi untuk hunian murah yang jauh dari pusat kota.

"Penting untuk diperhatikan, karena ini biasanya agak jauh dari pusat ekonomi, supaya para penghuni mendapatkan opsi untuk dapat beraktivitas di dalam area itu, security, lahan hijau atau taman, fasilitas publik seperti area komersil yang disediakan," kata Wendy.

4. Pilih Pengembang Bereputasi Baik

Secara prinsip, setiap unit hunian memiliki prinsip yang sama, pastikan developer (pengembang) properti yang dipilih memiliki rekam jejak yang bagus.

Karena, reputasi pengembang biasanya bergerak searah dengan kualitas hunian yang ditawarkan. Mereka yang memiliki reputasi baik akan berusaha untuk menjaga nama baiknya. Ini termasuk soal menyelesaikan proyek dan mempertahankan misi serta visi perusahaan.

Lusi menyebut, reputasi pengembang dapat dicek secara daring di situs web PUPR 

5. Teliti Ketentuan Pembelian

Jangan tergiur dengan iklan bombastis dan rayuan pengembang. Jika tak teliti, bisa jadi calon pembeli malah gigit jari. Sebelum membubuhkan tanda tangan, pastikan Anda menanyakan segala pertanyaan teknis dan teliti setiap klausal pembelian. Jangan sampai ada yang terlewat.

Ini termasuk soal bunga cicilan. Kerap kali, pengembang tak merinci segala beban yang harus ditanggung pembeli. Soal bunga cicilan, menurut Wendy sulit untuk mematok persentase angka pantas, namun cicilan bunga seharusnya tak terlalu memberatkan. Jika terlalu besar, bisa jadi yang dibayarkan kemahalan.

Lusi memperingatkan untuk meneliti panjar (down payment/DP) yang ditawarkan. Jangan terlena dengan diskon awal pembayaran karena sering kali pengembang memberikan keringanan cicilan untuk 1-2 tahun pertama.

Selanjutnya Anda dikenakan biaya aslinya yang bisa jadi tak seimbang dengan kemampuan finansial Anda.

"DP rendah artinya cicilan per bulan akan lebih besar. Lalu promo bayar bunga saja 2 tahun pertama, artinya setelah itu akan dihadapkan dengan cicilan bunga dan pokok," katanya.

Karenanya, mintalah bank untuk membuat simulasi KPR setelah masa promo berlaku atau setelah bunga menjadi normal untuk memastikan pendapatan masih mencukupi untuk bayar cicilan.

Pastikan memilih lembaga pembiayaan/penyedia dana pinjaman yang terpercaya jika mengajukan KPR. Pelajari semua syarat yang harus dipenuhi. Perhatikan ketentuan bunga, seperti fixed rate hingga berapa lama pembayaran, acuan suku bunga floating, penalti untuk pelunasan lebih awal, dan ketentuan teknis lainnya.


No comments:

Post a Comment