Monday, August 24, 2020

Shell Keluar dari Blok Masela ... Rejeki Nomplok Buat Pertamina

 Pemerintah Indonesia kecewa terhadap sikap Shell Upstream Overseas Ltd hengkang dari Blok Masela. Shell akan melepas kepemilikan 35% sahamnya di proyek yang berada di Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Shell memilih meninggalkan Blok Masela karena ingin mencari proyek investasi yang lebih menguntungkan di negara lain. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan pemerintah kecewa dengan keputusan Shell yang cabut atau meninggalkan proyek pengembangan Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku. Kekecewaan itu disampaikan melalui surat yang dikirimkan ke Shell.

Dwi Soetjipto mengaku, isu hengkangnya Shell sudah datang sejak pertengahan 2019 atau pada saat mendiskusikan rencana pengembangan (POD).

"Shell langsung menghadap ke Menteri (ESDM) dan kami langsung dapat arahan kirim surat ke Shell barangkali 2-3 kali, menyampaikan bahwa pemerintah kecewa dengan langkah yang diambil Shell," kata Dwi dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (24/8/2020).

Dwi mengatakan proses mundurnya Shell melalui divestasi participating interest (PI) atau hak kelolanya harus dilakukan secepat mungkin. Dia menyebut, butuh waktu 18 bulan untuk merealisasikan pelepasan 35% saham di Blok Masela.

"Mudah-mudahan seperti yang disampaikan Shell, divestasi butuh waktu 18 bulan," jelasnya.

Meski begitu, Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengungkapkan, Shell masih memiliki komitmen penuh untuk mendukung pengembangan proyek Blok Masela sebelum sahamnya resmi dilepas.

Selain itu, Dwi mengatakan usulan divestasi Shell dari Blok Masela juga sudah mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Shell telah mengajukan izin pembukaan data Ditjen Migas telah menyetujui permohonan pembukaan data dan ini kemarin kami menyiapkan tulisan ini yang belum mendapat persetujuan dari BKPM tapi laporan pagi tadi sudah menyetujui sehingga pembukaan data sudah tidak ada masalah," ungkapnya.

Mengenai progres pembangunan, Dwi mengaku ada keterlambatan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membuka ruang terhadap PT Pertamina (Persero) jika berminat menggarap Blok Masela. Pasalnya, Shell Upstream Ltd cabut dari proyek Blok Masela.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan Pertamina pernah menyatakan minat untuk terlibat dalam pengembangan proyek lapangan abadi yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku.

"Kalau Pertamina berminat, ya tentu saja dipersilakan open data, analisa, dan serahkan proposal. Kita juga tidak memaksa Shell untuk jual ke Pertamina," kata Dwi Soetjipto dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (24/8/2020).

"Secara detail kami diundang untuk melaporkan bahwa saat ini sampai dengan Juli 2020 actual adalah 2,2% dan ini memang dengan adanya COVID, harga minyak yang rendah dan sebagainya terjadi keterlambatan di target 10,5%, terlambat sekitar 8,3% terlambat ya," kata Dwi.

Permasalahan lainnya yang membuat progres pengembangan proyek Blok Masela terhambat yaitu Health, Safety, and Environment (HSE) di tengah pandemi Corona. Inpex Corporation terpaksa menunda beberapa pekerjaan seperti survei AMDAL.

Kedua, ketidakpastian ekonomi dunia. Menurut dia penurunan minyak dan penurunan permintaan gas secara global berdampak pada rencana pembangunan (POD) yang sebelumnya sudah disepakati. Ketiga, keputusan Shell hengkang sebagai operator di Blok Masela.

Meski begitu, Mantan Direktur Utama Pertamina ini masih optimistis pengoperasian Blok Masela bisa direalisasikan pada 2027. "Seperti tadi yang menyampaikan bahwa ini targetnya adalah 2027 onstream dan kami juga masih sepakat dengan kontraktor untuk berusaha untuk mengikuti tetap jadwal," katanya.

"Jujur kami dulu pernah di Pertamina berminat untuk masuk ke Masela. Saya sendiri yang tanda tangan waktu itu bahwa kami berminat masuk ke Masela, tapi waktu itu dari Inpex nggak ada respons karena masih ribut dengan on shore dan off shore," tambahnya.

Menurut Dwi, Pertamina harus menyampaikan minatnya untuk mengikuti tender divestasi 35% saham yang akan dilepas oleh Shell.

"Tapi kalau Pertamina diharapkan masuk, ya harus didorong untuk sampaikan ini, bukan penugasan yang terjadi tapi proses tender sebagai investor," katanya.

Sebagai informasi, Shell Upstream Overseas Ltd cabut atau meninggalkan proyek pengembangan gas Lapangan Abadi di Blok Masela yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku. Proses pelepasan participating interest (PI) atau hak kelola Shell sebagai operator di Blok Masela sedang berlangsung.

Hal itu diungkapkan oleh Vice President Corporate Services Inpex, Henry Banjarnahor dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (24/8/2020).

"Sebenarnya proses divestasi dalam kegiatan hulu migas itu suatu hal yang biasa, partner datang dan pergi. Mereka datang ke Inpex mengatakan mereka ingin divestasikan working interest-nya di Blok Masela," katanya.

Henry mengatakan salah satu alasan Shell keluar dari proyek pengembangan di Blok Masela lantaran ingin mencari proyek investasi yang lebih menguntungkan di negara lain. Hal itu berbeda dengan Inpex yang masih berkomitmen pada proyek Masela.


No comments:

Post a Comment