PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengaku, telah melakukan hapus buku kredit mencapai Rp8 triliun sepanjang tahun lalu. Salah satu debitur yang kreditnya dihapus buku, yakni PT Trikomsel Oke Tbk. Hasilnya, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) BNI dapat ditekan dari 2,3 persen pada akhir tahun lalu menjadi 3 persen di tahun ini.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, NPL yang lebih rendah berhasil diperoleh perseroan lantaran BNI gencar melakukan upaya restrukturisasi kredit. Upaya tersebut, salah satunya dilakukan dengan menghapus buku (write off) kredit kepada debitur yang dilihat tak lagi memiliki harapan. Tahun lalu, totalnya mencapai Rp8 triliun.
"Hampir semua kredit yang kami write off ini adalah kredit yang gagal restrukturisasi. Sejak 2015, banyak kredit yang kami restrukturisasi, tapi ada yang berhasil dan ada yang tidak, sehingga yang tidak berhasil, kami lihat tidak ada prospek, maka kami hapus buku," ujar Baiquni di Jakarta, Rabu (17/1).
Salah satu debitur yang dihapus buku adalah PT Trikomsel Oke Tbk, perusahaan yang menyediakan produk dan layanan telekomunikasi seluler. "Salah satunya yang kami write off ya itu (Trikomsel)," jelas dia.
Baiquni bilang, hapus buku kredit perseroan ini terjadi lantaran upaya restrukturisasi secara internal tak berhasil dilakukan. Selain itu, restrukturisasi yang selanjutnya diteruskan pada Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) justru kurang menguntungkan bagi pihak perbankan.
No comments:
Post a Comment