Petani kopi sering kali mengeluh hasil penjualannya yang lebih rendah daripada pengepul. Akhirnya, dengan tekad ingin menciptakan pasar sendiri, usaha kelompok tani asal Simalungun, Dataran Tinggi Danau Toba, Sumatera Utara ini menjadi pemasok biji kopi ke Starbucks.
"Berawal dari perbedaan harga yang sangat signifikan antara di petani dan pedagang pengumpul bedanya sekitar Rp 10.000-an, kami dari kelompok tani berusaha mencari pasar sendiri," ujar Ketua Koperasi Produksi Sumatera Arabika Simalungun, Ludi Antoni Damanik, saat dijumpai detikFinance di pameran UMKM Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2016).
Koperasi usaha tani ini dibentuk pada 2006, dibentuk atas inisiasi kelompok tani, tetapi sejak tahun 2013 Bank Indonesia (BI) melakukan pendampingan pada kelompok petani ini. Awalnya, kelompok tani ini bermodal Rp 12 juta dari anggota koperasi, tiap anggota juga harus menyetorkan biji kopi hasil kebunnya ke koperasi untuk diolah dan dijual oleh anggota koperasi.
Omzet per tahunnya sekitar Rp 20 miliar, laba bersih Rp 12 miliar per tahun, dan produksi per tahun sebanyak 67.000 ton. Awalnya, para kelompok tani ini menggunakan kemasan tradisional, tetapi seiring waktu desain kemasan lebih baik dan pemasarannya lewat online. Produknya terdiri dari green bean (kopi beras), roast bean (kopi sangrai), dan kopi bubuk pada tahun 2011 dengan merek Sabaas (kopi ground). Green bean dan roast bean telah diekspor ke berbagai daerah.
Produk grean bean sendiri telah diekspor sejak tahun 2012 ke AS, Eropa, Timur Tengah, Korea Selatan, Taiwan, Tiongkok, Jepang, Australia, Selandia Baru, Singapura dan Malaysia. Sedangkan roast bean ke Timur Tengah, Korea Selatan, Selandia Baru, Australia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Mesir. Sedangkan kopi bubuk paling banyak diekspor ke Brunei Darussalam dan Malaysia.
Ludi mengatakan, green bean paling banyak diekspor ke Amerika dan Eropa karena telah lama mengenal kopi Sumatera. Di mana karakter warna kopi Sumatera yang kuat dan aroma kulit manis yang melekat. Setiap minggu ada sekitar 150 kg roast bean dan kopi bubuk yang diekspor. Sedangkan jenis green beantergantung negara tujuan, misalnya seperti ke AS dan Taiwan, koperasi usaha tani ini mengirim 20 ton atau sekitar 1 kontainer.
Ludi bercerita, awal mula produknya dikenal dunia karena kelompok tani ini kedatangan tamu dari Starbucksorigin experiences pada tahun 2011-2015. Ada sekitar 105 manager gerai kopi di 65 negara yang datang ke kelompok tani ini belajar bersama petani membibit kopi, menanam dan merawat, membuat tamanan pohon pelindung kopi, dan memangkas kopi.
"Mereka dengan petani belajar budidaya kopi di hulu mulai dari pembibitan dan penanaman. Starbucks lebih kurang membawa 105 manager gerai kopi di 65 negara sehingga dengan sendirinya kita tidak merasa terganggu tapi ada hubungan emosional antara petani dengan pihak Starbucks-nya dari segi promosi kita terbantu. Mereka dengan petani membibit kopi, menanam dan merawat," ujar Ludi.
Mengapa biji kopi kelompok tani ini dilirik Starbucks? Ia mengaku, keunggulan produknya menggunakan kopi ramah lingkungan misalnya tanpa menggunakan pupuk kimia.
"Awalnya memang kelompok ini mengembangkan kopi yang ramah lingkungan. Kita memang mempergunakan alat di budidayanya tanpa menggunakan pupuk kimia. Starbucks itu pesan kopi yang green bean dan roast bean dari kami, malah ekspor yang paling besar berasal dari Amerika yaitu 20 ton selama sebulan atau sekitar Rp 1,9 miliar," ungkap Ludi.
Kelompok usaha tani ini disebut kelompok usaha tani Sinaman 2, yang terletak di Kecamatan Pamatang Sidamani, Kabupaten Simalungun, Utara Danau Toba, Sumatera Utara. Di mana telah memiliki sistemquality control yang baik dan satu pintu sehingga kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya terjamin. Kopi dari Simalungun ini telah mendapat hak paten geografis dari Kemenkum HAM pada tanggal 24 April 2015, yang disebut Arabika Sumatra Simalungun (berada di dataran tinggi Sumatera Utara Danau Toba).
Saat ini, kopi Simalungun telah memiliki 3 kedai kopi yang terletak di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Para anak muda tani yang memberikan masukan melakukan untuk pengembangan kedai kopi tersebut. Letaknya ada di Jalan Umum Siantar Gorbus, sekitar kebun teh dan kebun kopi di Danau Toba, nama kedainya adalah Kopi Saabas.
Kopi Sabaas bisa ditemukan lewat facebook: Kopi Dari Sinaman.
No comments:
Post a Comment