PT Timah (Persero) Tbk (TINS) mencatat kinerja keuangan negatif sepanjang semester I-2016. Perusahaan tambang pelat merah ini rugi Rp 155,384 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih mencatatkan keuntungan sebesar Rp 863,122 miliar.
Sejalan dengan laporan rugi laba, perseroan juga mencatatkan penurunan pendapatan usaha 12,34% menjadi Rp 2,82 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,22 triliun.
Hal ini disebabkan turunnya penjualan ekspor di semester I-2015 sebesar US$ 236,76 juta atau Rp 3,08 triliun menjadi hanya US$ 179,75 miliar atau Rp 2,41 triliun di periode yang sama tahun 2016.
Tren penurunan ini juga terlihat sejak tahun lalu, perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 84,9% menjadi Rp 101,58 miliar pada 2015, dari tahun 2014 yang mencapai Rp 673 miliar.
Anjloknya laba bersih perseroan disebabkan peningkatan beban, mulai dari beban pokok, beban penjualan hingga beban keuangan. Sementara itu, pendapatan Timah sepanjang tahun 2015 mencapai Rp 6,87 triliun, turun 8,5% dibanding 2014 sebesar Rp 7,51 triliun.
Menurunnya rata-rata harga timah dibanding 2014 jadi biang keladi yang membuat perseroan mengalami penurunan pendapatan. Harga jual rata-rata logam timah sepanjang 2015 sebesar US$ 16.186 per metrik ton (MT), turun 25% dibanding 2014 sebesar US$ 21.686 per MT akibat meningkatnya pasokan timah di pasar dunia, khususnya di kuartal I dan II-2015.
No comments:
Post a Comment