PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp725 miliar sepanjang semester I 2016. Jumlah tersebut setara dengan 36,25 persen dari dari total anggaran capex sebesar Rp2 triliun.
Sekretaris Perusahaan Unilever, Sancoyo Antarikso menyatakan, jumlah tersebut digunakan perusahaan untuk ekspansi penambahan kapasitas pabrik, fasilitas distribusi, dan pembangunan gedung baru Unilever di Bumi Serpong Damai (BSD).
“Capex kami gunakan untuk tiga kegiatan, untuk penambahan kapasitas pabrik, menambah kapasitas distribusi es krim jadi ada penambahan kabinet es krim, lalu bangun gedung baru di BSD,” ucapnya, Selasa (30/8). Untuk penggunaan capex sendiri, Sancoyo menjelaskan, sebagian besar dana capextahun ini berasal dari kas internal dan sisanya dari pinjaman bank.
Kemudian, dalam penambahan kapasitas pabrik sendiri, Sancoyo menegaskan pihaknya bukan hanya akan menambah luas kapasitas pabrik tapi juga fasilitas distribusi, sepertimixer. Namun, pihak manajemen belum memiliki rencana untuk membangun pabrik baru.
“Perluasan macam-macam, tergantung dari pabriknya. Tapi kami fokus pada home personal care (hpc) cuma memang kami tidak menambah jumlah pabrik yang saat ini berjumlah sembilan. Jadi semua pabrik itu konsentrasi di hpc,” ungkapnya. Sementara itu, hingga semester I ini penjualan Unilever masih berkonsentrasi di dalam negeri. Sancoyo mengungkapkan penjualan ekspor hanya berkontribusi sebesar lima persen, sedangkan sisanya dalam negeri.
“Kami memang fokus di dalam negeri, tapi kalau ada kesempatan untuk tumbuh di luar negeri kami akan coba kesempatan itu,” imbuhnya. Namun, Sancoyo mengaku perusahaan tidak menargetkan penjualan ekspor pada semester II secara spesifik. Hal ini disebabkan perusahaan masih akan terus fokus pada penjualan dalam negeri.
Ia menjelaskan, untuk menjual produknya di luar negeri, pihak Unilever tidak bisa asal saja. Artinya, perusahaan harus menjual produk tersebut melalui sister company yang berada di luar negeri, jika tidak ada sister company di negara tersebut maka penjualan tidak bisa dilakukan.
“Intinya kami akan terus fokus di dalam negeri,” katanya.
Kinerja yang cukup baik berhasil diraih perusahaan pada paruh pertama ini, di mana laba bersih perusahaan tumbuh 12,28 persen menjadi Rp3,2 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,93 triliun. Hal ini tentu ditopang oleh penjualan perusahaan yang juga meningkat hingga 10,31 persen dari Rp18,8 triliun menjadi Rp20,74 triliun.
Sancoyo menyatakan, penjualan produk hpc tumbuh 8 persen. Menurutnya, pertumbuhan lebih cepat karena beberapa produk varian baru perusahaan diterima oleh masyarakat. “Seperti Molto dan parfum Molto itu diterima di masyarakat dengan cepat. Molto pemimpin dalam bidang pewangi pakaian, kami ingin tunjukkan bahwa kami ahli dalam bidang tersebut,” jelasnya.
Penjualan Unilever pada kuartal, lanjut Sancoyo, terbantu oleh momen Lebaran. Namun, ia juga berharap pada kuartal III ini penjualan dapat lebih tinggi dengan posisi saat ini. Perusahaan sendiri telah menaikkan harga rata-rata produknya 1,4 persen pada Agustus kemarin
No comments:
Post a Comment