Bank Indonesia (BI) memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah ada di kisaran Rp13.200 – Rp13.500 per dolar Amerika Serikat (AS) tahun depan. Proyeksi ini menguat dibandingkan perkiraan sebelumnya, Rp13.300 – Rp13.600 per dolar AS, yang disampaikan dalam Rapat Kerja BI dengan pemerintah dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 18 Juli 2016 lalu.
“Kami memperkirakan rata-rata nilai tukar tahun 2017 akan berada pada kisaran Rp13.200 – Rp13.500 per dolar AS,”tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo saat menghadiri Rapat Kerja dengan pemerintah dan Badan Anggaran DPR di Gedung DPR, Selasa (30/8) malam. Perkiraan BI masih sejalan dengan asumsi nilai tukar pemerintah yang diusulkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2017 yaitu Rp13.300 per dolar AS.
Agus mencatat sepanjang tahun ini pergerakan rupiah relatif stabil. Per 29 Agustus 2016, secara tahun berjalan (year to date/YTD), nilai tukar rupiah menguat sebesar 3,92 persen mencapai level Rp13.265. Hal ini didorong oleh meningkatnya arus modal masuk asing seiring dengan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik.
Selain itu,meredanya risiko di pasar keuangan global terkait terbatasnya dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan perkiraan terbatasnya kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS), juga mendorong masuknya arus modal asing ke Indonesia.
Hingga pertengahan Agustus (ytd), BI mencatat arus modal asing yang masuk ke Indonesia telah mencapai sekitar US$160 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan modal asing yang masuk sepanjang tahun lalu yang hanya sekitar US$55 miliar.
Tahun depan, pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan juga tetap akan stabil. Kendati demikian, BI masih perlu waspada terhadap risiko yang bisa menekan rupiah misalnya sentimen karena kenaikan suku bunga acuan AS dan perkembangan ekonomi China.
Di sisi lain, persepsi positif terhadap prospek kebijakan nasional bisa menjadi penopang penguatan rupiah tahun depan. Tak hanya itu, kebijakan pengampunan pajak dipercaya BI bisa meningkat arus valuta asing yang masuk sehingga berdampak positif pada penguatan rupiah.
Bank Indonesia meyakini proyeksi nilai tukar rupiah masih mencerminkan fundamental perekonomian domestik yang mengarah pada kondisi di mana transaksi berjalan tidak defisit, pertumbuhan ekonomi berkesinambungan, dan inflasi terjaga. “Bank Indonesia akan terus menjaga nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment