Seiring berjalannya waktu usahanya berkembang hingga lima tahun kemudian atau pada 1958, Sukamdani mendirikan perusahaan percetakan lebih besar. Ia sekaligus menjadi direktur utama dari perusahaanya bernama CV Masyarakat Baru.
Di awal berkibarnya bendera perusahaan, Sukamdani mendapatkan pesananan langsung dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Usahanya pun semakin besar hingga memiliki tiga percetakan di Jakarta dan satu di Solo. Tak berpuas diri, Sukamdani tak hanya fokus pada bisnis percetakan, melainkan juga bisnis perhotelan. Sukamdani memulai usaha hotelnya di Solo dan berlanjut di Jakarta bertajuk Grand Sahid Jaya.
Saat ini, terhitung ia telah memiliki 14 hotel dengan jumlah 2.750 kamar. Hotel ini ada di bawah manajemen PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Perusahaan resmi berdiri pada 23 Mei 1969 lalu. Namun, perusahaan tak hanya fokus pada bidang perhotelan, melainkan juga pariwisata.
Berkat prestasinya memimpin berbagai usahanya, Sukamdani pun bergabung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan menjadi ketua umum Kadin pada 1987 silam. Sukamdani memiliki lima anak, bernama Sarwo Budi Wiyanti, Exacty Budiarsi, Nugroho Budisatrio, Hariyadi Budisantoso, dan Sri Bimastuti Handayani.
Kehidupan Sukamdani rupanya tak hanya sekadar bisnis dan bisnis. Seperti diketahui, Sukamdani juga memiliki pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Modern Sahid di Bogor. Hari ini, Kamis (21/12), Sukamdani telah tutup wafat di usia 89 tahun pada pukul 09.15 WIB. Ia akan dimakamkan di Bogor atau tepatnya di pondok pesantren yang ia bangun. Pemilik jaringan hotel Sahid, Sukamdani Sahid Gitosardjono, meninggal dunia pagi ini, Kamis (21/12) pada pukul 09.15. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh sang anak, Hariyadi Sukamdani.
"Benar bapak meninggal dan akan disemayamkan di rumah duka di Jl Imam Bonjol," ungkap Hariyadi . Lebih tepatnya, rumah duka tersebut berada di Jl Imam Bonjol no 50 Jakarta Pusat. Rencananya, ia akan dimakamkan di Pondok Pesantren Modern Sahid, Jl Dasuki Bakri Km 6, Kecamatan Pamijahan, Bogor.
"Bapak akan dimakamkan setelah Ashar," kata Hariyadi. Sukamdani menghembuskan nafas terakhirnya di umur 89 tahun. Ia lahir di Solo pada 14 Maret 1928 silam. Hariyadi memohon agar kesalahan sang ayah dimaafkan dan memohon doa kepada segenap masyarakat yang mengenal beliau. "Mohon doanya ya, terima kasih," ucap Hariyadi.
Seperti diketahui, Sukamdani juga pernah menjadi Ketua Umum di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) selama dua periode pada tahun 1985, dan 1982 hingga 1985, serta 1985 hingga 1988. Pengusaha Senior Sukamdani Sahid Gitosardjono mengembuskan napas terakhirnya tadi pagi. Pendiri jaringan Hotel Sahid tersebut meninggal di usia 89 tahun.
Pria yang lahir di Solo pada 14 Maret 1928 sudah memiliki pengalaman segudang sebagai seorang pengusaha. Sukamdani juga bisa dibilang memulai karir sebagai pengusaha dari bawah. Almarhum pernah bekerja sebagai pamong praja di Kantor Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Dia juga pernah bekerja di NV Harapan Masa milik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Di perusahaan itu dia mulai belajar tentang bisnis percetakan.
Lalu pada 1952, ayah dari Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani itu mulai mendirikan perusahaan percetakan kecil-kecilan yang dijalankan di sebuah rumah kontrakan. Meski hanya bermodal dua mesin handpress Sukamdani berhasil mengembangkan bisnisnya. Perusahaan yang bernama CV Masyarakat Baru itu pun mulai mendapatkan orderan partai besar dari Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan. Bisnis percetakannya pun terus membesar hingga beranak pinak menjadi 3 perusahaan yang dia dirikian di Jakarta dan Solo.
Dengan keuntungan yang cukup besar, Sukamdani pun bisa membeli tanah di jalan Sudirman Jakarta. Di atas tanah tersebut kini telah berdiri Hotel Sahid. Bisnis hotelnya bermula ketika dia mendirikan PT Sahid Trading & Industrial Co. Melalui perusahaan itu dia mulai mengoperasikan Hotel Sahid Solo.
Setelah itu dia mulai asik mengembangkan bisnis perhotelan. Tanah-tanah yang dimilikinya termasuk di Jakarta dia sulap menjadi hotel. Selain menjadi pengusaha, Sukamdani juga aktif berorganisasi. Dia pernah menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pada 1982 dan kembali terpilih pada 1985. Bahkan dia juga sempat dipercaya menjadi Ketua Umum Kadin Asean pada periode 1987-1988.
No comments:
Post a Comment