Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut Apple mengajukan proposal investasi baru senilai US$100 juta atau setara Rp1,6 triliun (asumsi kurs Rp15.940 per dolar AS) di tengah larangan penjualan iPhone 16 series.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang masih mengkaji tawaran proposal baru Apple itu bersama jajarannya.
"Pak Menteri sudah melakukan rapat pimpinan internal di Kemenperin membahas proposal Apple tersebut. Rapim sudah dilakukan tadi pagi," ujar Febri di Kantor Kemenperin
Dalam proposalnya, Apple menyampaikan rencana investasi sebesar Rp1,6 triliun itu akan dialokasikan untuk beberapa proyek strategis di Indonesia selama dua tahun ke depan.
Investasi ini mencakup pembangunan pabrik Mesh AirPods Max di Bandung, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai produksi pada Juli 2025.
Selain itu, Apple juga merencanakan pembangunan pusat pengembangan produk (product development center) serta pendanaan untuk Apple Academy di Indonesia.
Rencana tersebut termasuk pembangunan Apple Academy keempat di Bali dan kelima di Jakarta, yang dijadwalkan rampung pada Juni 2026.
Febri mengatakan Kemenperin akan melakukan kajian lebih lanjut terkait nilai investasi tersebut. Pemerintah perlu memastikan apakah investasi Apple sebesar Rp1,59 triliun itu adil bagi Indonesia jika dibandingkan dengan negara tujuan investasi Apple lainnya seperti Vietnam dan India.
"Berkeadilan, pertama (apakah) berkeadilan bagi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tujuan investasi Apple lainnya seperti Vietnam, India dan beberapa negara lainnya?" ungkap Febri.
Selain itu, Kemenperin juga menilai dampak investasi ini terhadap investor ponsel, komputer genggam, dan tablet (HKT) lainnya di Indonesia. Febri menegaskan investasi Apple harus memberikan manfaat nyata bagi Indonesia, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.
"Kami berharap juga bahwa investasi Apple bisa menyerap tenaga kerja yang banyak, kalau seandainya mereka investasinya terutama bisa menjadikan beberapa industri dalam negeri di Indonesia, bisa digunakan sebagai bagian dari global value chain-nya," pungkasnya
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta investasi baru Apple tak hanya US$100 juta atau Rp1,59 triliun (asumsi kurs Rp15.930 per dolar AS) agar target ekonomi Presiden Prabowo Subianto bisa tercapai.
"Kalau kami, pemerintah, tentu ingin lebih besar (investasi Apple tak hanya US$100 juta)," kata Juru Bicara Menperin Febri Hendri Antoni Arif di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan.
"Ya, karena tentu berharapnya (Apple) bangun industri manufakturnya di Indonesia. Atau kalau tidak, menggaet industri dalam negeri menjadi bagian dari global value chains-nya," sambungnya.
Febri paham memang industri di tanah air belum bisa menangani urusan semikonduktor. Akan tetapi, ia menegaskan pabrikan dalam negeri bisa membantu Apple memproduksi aksesoris hingga kabel charger.
Apple diharapkan bisa membeli produk industri Indonesia sebagai bagian dari komponen iPhone. Febri menegaskan ini bakal menghadirkan multiplier effect, terutama dari sisi tenaga kerja di Indonesia.
"Kita sedang menilai apakah memang nilai investasi US$100 juta (untuk dua tahun) dalam proposal Apple itu berkeadilan bagi Indonesia. Dan tentu sesuai dengan target pemerintahan Pak Prabowo (Presiden Prabowo) dan Gibran (Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka) bahwa kita ingin pertumbuhan ekonomi 7 persen-8 persen, dengan harapan banyak menyerap tenaga kerja," tutur Febri.
"Kita berharap bahwa investasi Apple juga bisa menyerap tenaga kerja yang banyak. Kalau seandainya mereka investasinya terutama bisa menjadikan beberapa industri dalam negeri di Indonesia bisa digunakan sebagai bagian dari global value chain-nya," imbuhnya.
Apple saat ini masih bermasalah dengan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ini membuat pabrikan elektronik asal Amerika Serikat (AS) itu belum bisa menjual produk iPhone 16 di Indonesia.
Proposal investasi anyar yang diterima Kemenperin pada 19 November 2024 itu menjadi opsi agar syarat TKDN bisa terpenuhi.
No comments:
Post a Comment