Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan pertumbuhan ekspor Indonesia perlu digenjot 7 persen hingga 9 persen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Fajarini Puntodewi dalam acara Gambir Trade Talks "Outlook Perdagangan Luar Negeri Indonesia Tahun 2025 di Jakarta
"Mendukung pertumbuhan ekonomi 5 persen sampai akhir periode 8 persen dengan target pertumbuhan ekspor 9,6 persen , jadi antara 7-9,6 persen," katanya.
Dalam paparannya, Fajarini mengatakan pertumbuhan ekspor tahun depan ditargetkan mencapai 7,1 persen atau US$ 294,45 miliar demi mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,6 persen.
Lalu pada 2026, ekspor ditargetkan tumbuh 7,09 persen atau US$315,31 miliar dengan pertumbuhan ekonomi 5,79 persen.
Kemudian ada 2027, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 6,53 persen dengan kinerja ekspor perlu mencapai 7,89 persen atau US$340,20 miliar. Pada 2028, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 7,26 persen dengan ekspor ditargetkan tumbuh 8,77 persen atau US$370,04 miliar.
Selanjutnya pada 2029, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 8 persen dengan target ekspor perlu 9,64 persen atau US$405,69 miliar.
Sementara itu, kinerja ekspor Januari sampai Oktober 2024 telah mencapai 1,333 persen atau US$217,24 miliar.
"Kita optimis bahwa di akhir 2024 target neraca perdagangan surplus tetap tercapai, dan terjadi peningkatan ekspor," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment