Maskapai Amerika Serikat (AS) Spirit Airlines mengajukan kebangkrutan karena mengalami kerugian dan utang yang menumpuk.
Spirit Airlines mengatakan bahwa mereka telah mengajukan perlindungan kebangkrutan dan akan mencoba untuk bangkit kembali karena berjuang untuk pulih dari kemerosotan akibat pandemi, persaingan yang lebih ketat dengan maskapai yang lebih besar, dan upaya yang gagal untuk menjual maskapai tersebut ke JetBlue.
Melansir, Spirit Airlines yang merupakan maskapai berbiaya rendah terbesar di AS, mengajukan petisi kebangkrutan Bab 11 setelah menyelesaikan persyaratan dengan pemegang obligasi.
Maskapai tersebut telah merugi lebih dari U$2,5 miliar atau Rp39,6 triliun (kurs 15.853 per dolar AS) sejak awal 2020 dan memiliki utang lebih dari US$1 miliar atau Rp15,8 triliun pada 2025 dan 2026.
Maskapai berharap mereka dapat terus beroperasi secara normal selama proses kebangkrutan. Spirit memberi tahu pelanggan pada hari Senin bahwa mereka dapat memesan penerbangan dan menggunakan poin frequent-flyer seperti biasa, dan mengatakan bahwa karyawan dan vendor akan terus menerima pembayaran.
Spirit Airlines sendiri telah menerima komitmen investasi ekuitas sebesar US$350 juta dari pemegang obligasi yang ada dan akan mengonversi US$795 juta dari utang mereka menjadi saham di perusahaan yang direstrukturisasi.
Pemegang obligasi juga akan memberikan pinjaman sebesar US$300 juta yang jika digabungkan dengan sisa uang tunai Spirit Airlines akan membantu maskapai melewati restrukturisasi.
CEO Spirit Airlines Ted Christie mengonfirmasi pada Agustus lalu bahwa pihaknya sedang berbicara dengan para penasihat pemegang obligasinya tentang jatuh tempo utang yang akan datang. Pada Senin kemarin, ia menyebut kesepakatan dengan para pemegang obligasi itu sebagai "suara kepercayaan yang kuat terhadap Spirit dan rencana jangka panjang kami."
Sementara itu, saham Spirit Airlines anjlok 25 persen pada Jumat llau setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa maskapai itu sedang mendiskusikan persyaratan pengajuan kebangkrutan.
Spirit, yang berkantor pusat di Dania Beach, Florida, melewatkan tenggat waktu untuk mengajukan hasil keuangan kuartal ketiganya tetapi mengumumkan bahwa margin operasinya akan menunjukkan kerugian yang lebih besar daripada yang dialami perusahaan pada kuartal yang sama tahun lalu.
No comments:
Post a Comment