Friday, April 30, 2010

Laba PT Astra International Tbk Melonjak Tajam Menjadi 29,68 Triliun

Kinerja keuangan PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya melonjak tajam dalam tiga bulan pertama tahun 2010. Hal ini didukung kenaikan permintaan otomotif ataupun produk lainnya keluaran Astra menyusul membaiknya perekonomian nasional.

Berdasarkan Laporan Keuangan Astra triwulan I tahun 2010, yang diumumkan Kamis (29/4), perseroan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp 29,68 triliun, naik 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 21,53 triliun.

Peningkatan pendapatan ini membuat laba bersih bagi Astra naik 61 persen, dari Rp 1,87 triliun pada triwulan I tahun 2009 menjadi Rp 3,014 triliun triwulan I tahun 2010. Laba per saham yang sebelumnya Rp 463 juga naik menjadi Rp 744 per saham.

”Pada kuartal pertama 2010 ini kinerja Grup Astra turut didukung oleh kondusifnya kondisi perekonomian Indonesia. Mudah-mudahan hal ini dapat terus berlanjut,” kata Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto.

”Kompetisi pasar sepeda motor masih cukup ketat dan kemungkinan munculnya perubahan ketentuan pajak kendaraan bermotor dapat berdampak pada pertumbuhan sektor otomotif tahun ini,” tambah Prijono.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun 2010, total penjualan mobil nasional tercatat 174.000 unit atau naik 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009 saat kondisi pasar sedang sulit. Dari jumlah itu, pangsa pasar mobil Astra mencapai 57 persen atau sekitar 99.000 unit.

Perbankan

Laporan keuangan dari sejumlah bank juga menunjukkan peningkatan gemilang. PT Bank CIMB Niaga Tbk, misalnya, mencatat laba bersih konsolidasi triwulan I-2010 sebesar Rp 524,2 miliar, naik 100 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 262,7 miliar. Peningkatan laba CIMB Niaga ini terutama disebabkan naiknya pendapatan operasional, tidak adanya biaya merger, dan penurunan beban penyisihan kerugian.

Total aset per 31 Maret 2010 mencapai Rp 114,6 triliun, naik 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 102,9 triliun. Dengan demikian, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset, kredit, dan dana pihak ketiga.

Total kredit naik 14 persen menjadi Rp 83,7 triliun sehingga loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga per 31 Maret 2010 tercatat 88,46 persen, naik dibandingkan tahun lalu sebesar 85,77 persen. Lebih dari 18 persen dari total kredit CIMB Niaga disalurkan di luar Pulau Jawa, mencerminkan strategi penyaluran kredit yang menyeluruh di Indonesia. Rasio NPL bruto CIMB Niaga sebesar 3,07 persen per 31 Maret 2010, berada di bawah NPL rata-rata industri sebesar 3,54 persen.

Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Niaga, mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga keseimbangan pada semua aspek usaha, baik di segmen perbankan korporasi, bisnis, maupun ritel, termasuk perbankan syariah.

Di sisi lain, CIMB Niaga juga meningkatkan jumlah dana pihak ketiga menjadi Rp 93,7 triliun, meningkat dari Rp 84,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, laporan keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih triwulan I-2010 sebesar Rp 1,9 triliun. Naik 18,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Return on assets (ROA) tercatat sebesar 3,4 persen, return on equity (ROE) 30,9 persen, dan rasio kecukupan modal (CAR) 16,4 persen.

DE Setijoso, Presiden Direktur BCA, mengatakan, perbankan saat ini memasuki era baru yang ditandai oleh rendahnya tingkat suku bunga dan optimisme terhadap perkembangan ekonomi yang sedang berlangsung.

Sementara itu, laba bersih Bank Permata triwulan I-2010 naik 62 persen menjadi Rp 269 miliar. Laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional. Pendapatan bunga bersih meningkat 35 persen mencapai Rp 782 miliar.

No comments:

Post a Comment