Saturday, July 31, 2010

Bisnis Energi Terbarukan Sangat Prospektif Di Indonesia

Bisnis energi baru dan terbarukan di Asia kian prospektif. Hal ini seiring dengan peningkatan konsumsi energi dan komitmen pemerintah di banyak negara untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas bumi.

”Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia Tenggara akan memperbarui investasi intra- ASEAN dan di luar ASEAN pada pasar energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara,” kata Michiel Kruse, Direktur Pengelola UBM Asia, penyelenggara pameran Energi Terbarukan Asia 2010, Kamis (15/7) di Jakarta.

Negara-negara anggota ASEAN mengalokasikan 15 persen dari total kapasitas energi untuk energi terbarukan hingga tahun 2015 dengan nilai investasi miliaran dollar AS.

Untuk itu, pameran energi terbarukan Asia 2010 yang akan diselenggarakan pada 15-18 September di Bangkok, Thailand, diharapkan mempertemukan pembeli, pemerintah, serta investor yang mencari teknologi dan kesempatan investasi regional.

Supawan Teerarat, Direktur Pameran Thailand, mengatakan, ASEAN merupakan pasar penting dengan produk domestik bruto 1,5 triliun dollar AS pada 2009 dan populasi penduduk 590 juta jiwa di 10 negara.

Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Maryam Ayuni mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen menjaga kesinambungan ketersediaan energi terbarukan.

”Dalam upaya mewujudkan penyediaan energi berkelanjutan, pemerintah telah menetapkan target pemanfaatan energi baru dan terbarukan, khususnya biomassa, tenaga air, dan tenaga angin, menjadi lebih dari 17 persen hingga 2025,” katanya.

”Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih sangat minim,” katanya.

Contohnya, panas bumi memiliki potensi 28,53 gigawatt (GW), tetapi kapasitas terpasang hanya 1.138 megawatt (MW). Sementara potensi tenaga air 75,67 GW, dan kapasitas terpasang baru 4.200 MW.

No comments:

Post a Comment