Saturday, July 31, 2010

Masalah Koperasi Mendesak Untuk Dibereskan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan dan mengajak para pejabat serius mengatasi masalah agar koperasi bisa tumbuh dan berkembang.

Banyak kinerja koperasi yang harus ditingkatkan, diperbaiki, dan disempurnakan. Dalam sambutannya pada peringatan hari jadi ke-63 Koperasi Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/7), Presiden langsung menunjuk pejabat yang masuk dalam instruksinya, yaitu presiden sendiri, Menteri Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia, gubernur/bupati/wali kota se-Indonesia, mitra kerja koperasi, seperti BUMN dan BUMD, serta sektor swasta.

Tema hari koperasi tahun ini adalah ”Koperasi Bangkit untuk Kesejahteraan Rakyat”. Presiden menyatakan keprihatinannya atas banyak contoh masalah yang dihadapi antara usaha besar dan kecil. Kepada Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri, serta Menkop dan UKM, Presiden meminta menjaga eksistensi pasar tradisional.

”Boleh ada hipermarket, tetapi wali kota dan bupati mengaturnya dengan baik. Jangan sampai mematikan pasar tradisional. Saya telah meresmikan banyak pasar tradisional selama ini. Ternyata bisa berkembang dengan baik asalkan dijaga kebersihan, kesehatan, dan ketertibannya,” kata Yudhoyono.

Presiden mengatakan, baru sebagian koperasi yang sudah berkembang baik. Ibarat dokter, masalah koperasi haruslah dideteksi betul penyakitnya.

Sebagian koperasi belum maju dengan baik karena masalah manajemen dan sumber daya manusia, permodalan belum mencukupi, dan pembagian sisa hasil usaha juga belum baik.

Menkop dan UKM Syarifuddin Hasan mendorong gerakan masyarakat sadar koperasi dan gerakan minum susu sebagai gerakan nasional.

Presiden mengingatkan agar kredit usaha rakyat (KUR) benar- benar disukseskan. Dalam peringatan koperasi ini, dana yang berjumlah sekitar Rp 3 triliun disalurkan kepada koperasi dan UMKM di Provinsi Jatim pada tahun 2010.

Menurut Yudhoyono, sejak diluncurkan di seluruh Tanah Air, KUR sudah hampir mencapai penyerapan sekitar Rp 51 triliun. Hingga tahun 2014, pemerintah berharap KUR dapat disalurkan Rp 100 triliun.

”Itu berarti nilainya sudah sepersepuluh APBN kita. Jadi, jangan disia-siakan,” ujarnya. Dalam kesempatan itu, dilakukan penyerahan KUR dari Bank BRI, Bank BNI, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank Syariah Mandiri, Bank Jatim, PKBL Semen Gresik, dan Provinsi Jatim sebagai dana penguatan modal.

No comments:

Post a Comment