Saturday, July 31, 2010

Impor Ikan Semakin Memiskinkan Nelayan

Saat ini impor produk ikan segar dan beku kian merajalela. Produk impor yang dijual dengan harga lebih murah daripada produk ikan lokal diminati masyarakat di tengah mahalnya harga-harga bahan kebutuhan pokok.

Sementara nasib nelayan lokal kian terdesak. Ketua Umum Serikat Pengusaha Pukat Teri Gabion Belawan Syahrial Amir di Medan, Kamis (22/7), menyatakan, ikan impor yang beredar di pasaran kini semakin meluas, di antaranya ikan teri, selayang, tongkol, dan kembung.

”Maraknya impor produk ikan akan menghancurkan produk perikanan lokal. Pemerintah membiarkan nelayan semakin jatuh miskin,” tutur Syahrial.

Keluhan senada diungkapkan Supri, nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara. Pendapatan nelayan semakin cekak karena biaya melaut meningkat, sedangkan kenaikan harga jual ikan hanya dinikmati pedagang pengumpul. Sementara produk ikan impor terus mengalir di pasaran.

”Produksi ikan lokal sebenarnya lebih segar ketimbang ikan impor. Tetapi, pembeli lebih memilih produk ikan impor yang lebih murah,” keluh Supri.

Harga jual ikan selayang dalam negeri saat ini berkisar Rp 14.500-Rp 15.000 per kilogram, sementara ikan selayang impor Rp 10.000-Rp 12.000 per kg.

Adapun harga ikan teri dalam negeri Rp 14.000-Rp 16.000 per kg, sedangkan teri impor Rp 10.000-Rp 12.000 per kg. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, impor produk perikanan pada triwulan I- 2010 mencapai 77 juta dollar AS atau naik 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009 58 juta dollar AS.

No comments:

Post a Comment