Sunday, March 27, 2011

Dampak Tsunami Jepang Mulai Dirasakan Industri Pariwisata Tour and Travel Di Bali

PARIWISATA

Dampak Lain Pascatsunami

Gempa bumi dan tsunami di Jepang 11 Maret lalu memperlambat perekonomian negeri Sakura. Sektor perdagangan dan keuangan di Asia, termasuk Indonesia, bakal terganggu. Dampak ikutan lainnya, yakni kegiatan pariwisata. Di Bali, pembatalan pesanan hotel oleh wisatawan mancanegara asal Jepang kini lumrah terjadi.

Bagi Indonesia, wisatawan mancanegara asal Jepang masih menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar. Jumlah mereka merupakan yang terbesar keempat setelah Singapura, Malaysia, dan Australia. Dari 7 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tahun 2010, sekitar 6 persennya atau 420.000 orang dari Jepang.

Wisatawan mancanegara asal Jepang terbilang lebih boros dalam membelanjakan uangnya di Indonesia. Setiap orang bisa mengeluarkan 141 dollar AS atau sekitar Rp 1,2 juta per hari. Lebih tinggi daripada rata-rata pengeluaran harian wisatawan mancanegara yang sebesar 130 dollar AS.

Masyarakat Jepang memang gemar bepergian. Dalam neraca perjalanannya, Jepang selalu defisit sejak tahun 1963. Pengeluaran orang Jepang di luar negerinya masih lebih tinggi dibanding penerimaan dari orang asing yang ke Jepang. Tahun 2007, defisit ini 17,2 miliar dollar AS.

Hasil survei perilaku belanja rumah tangga di Jepang tahun 2010, bulan April hingga September merupakan masa di mana masyarakat Jepang mengeluarkan uang yang relatif besar untuk rekreasi. Setidaknya 6,2 persen pengeluaran rumah tangga bulanan yang mencapai 3.000 dollar AS digunakan untuk kegiatan rekreasi. Pada bulan-bulan lainnya hanya 5,7 persen. Masyarakat Indonesia hanya mengalokasikan 3,5 persen.

Sebenarnya, ancaman merosotnya penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara asal Jepang sudah terjadi lama. Sebelum bencana, jumlah dan lama kunjungan mereka di Indonesia cenderung menurun. Sembilan tahun lalu, Jepang pernah menempati posisi kedua setelah Singapura dengan lebih dari 620.000 kunjungan dengan lama kunjungan 7,9 hari. Tahun lalu diperkirakan 400.000 kunjungan dengan lama kunjungan 6,5 hari.

Tanpa upaya serius, Indonesia bisa kehilangan sebagian penerimaan devisa mengingat dua tahun lalu, wisatawan mancanegara asal Jepang berkontribusi sebesar 435,8 juta dollar AS atau sekitar 7 persen dari total penerimaan sektor pariwisata Indonesia.

Selain menginginkan devisa kita kembali meningkat melalui kunjungan wisatawan mancanegara asal Jepang, tentunya kita juga menginginkan ucapan irassyaimase (selamat datang) bisa lebih sering terdengar ketimbang sayonara (selamat tinggal).

No comments:

Post a Comment