Produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk mencatatkan peningkatan kinerja keuangan dalam sembilan bulan pertama 2016. Perusahaan meraup laba bersih sebesar Rp4,6 triliun, naik 12,03 persen dari Rp4,1 triliun di periode yang sama 2015. Berdasarkan laporan keuangan Gudang Garam yang dikutip Senin (31/10), perusahaan mengantongi pendapatan Rp56,21 triliun sejak awal tahun ini hingga akhir September, menanjak 10,19 persen dari Rp51,01 triliun dari periode yang sama 2015.
Peningkatan pendapatan itu juga diikuti dengan kenaikan biaya pokok penjualan menjadi sebesar Rp44,17 triliun, dari Rp40,43 triliun. Kendati biaya pokok meningkat, kenaikan pendapatan yang lebih tinggi masih membuat laba kotor tumbuh menjadi Rp12,03 triliun, dari Rp10,57 triliun.
Hal positif yang dialami produsen rokok merek Surya Pro Mild dan GG Mild itu masih ditambah dengan kenaikan pendapatan lainnya hingga 187,99 persen menjadi Rp142,48 miliar, dari Rp49,47 miliar.
Meski beban usaha dan beban lainnya meningkat, ditambah munculnya rugi bersih kurs, Gudang Garam masih mencetak pertumbuhan laba usaha. Pos tersebut menanjak 7,64 persen menjadi Rp7,08 triliun, dari Rp6,58 triliun. Beban bunga Gudang Garam untungnya juga turun menjadi Rp933,52 miliar, dari Rp1,08 triliun. Hal itu membuat laba sebelum pajak penghasilan meningkat jadi Rp6,15 triliun, dari Rp5,49 triliun.
Dari sisi total aset, Gudang Garam mencatatkan nilai Rp62,81 triliun per September 2016, turun dari Rp63,5 triliun pada akhir tahun lalu. Adapun total kewajiban atau liabilitas perusahaan mencapai Rp25,23 triliun, turun tipis dari Rp25,49 triliun di akhir tahun lalu.
Sebelumnya, baru-baru ini Gudang Garam mendirikan anak usaha di lini bisnis investasi dengan modal awal Rp100 miliar. Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman mengatakan, berdasarkan akta notaris Sudarti Budiono SH di Kediri, pada 24 Oktober 2016, perseroan mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Surya Dhoho Investama yang bergerak dalam bidang usaha investasi.
“Modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan sebesar Rp99,99 miliar atau setara 99.999 lembar saham dengan harga nominal sebesar Rp1 juta per lembar saham,” ujarnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (25/10). Jumlah itu, lanjutnya, mencerminkan 99,99 persen dari total modal disetor dan ditempatkan Surya Dhoho Investama sejumlah Rp100 miliar. Heru mengklaim, pendirian anak perusahaan tersebut tidak memiliki benturan kepentingan dengan perseroan.
No comments:
Post a Comment