PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil mencatat kinerja yang cemerlang pada kuartal III 2016. Laba Waskita tumbuh hingga 133,45 persen menjadi Rp934,51 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp400,29 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, perusahaan kontraktor pelat merah tersebut membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 88,67 persen dari Rp7,42 triliun menjadi Rp14 triliun. Seiring dengan peningkatan tersebut, beban pokok pendapatan pun otomatis naik menjadi Rp11,58 triliun atau 77,6 persen dari sebelumnya Rp6,52 triliun.
Beban lainnya yang juga ikut naik yakni, beban penjualan dari Rp20,84 miliar menjadi Rp26,79 miliar atau naik 28,55 persen. Kemudian beban umum dan administrasi naik 31,17 persen menjadi Rp331,25 miliar dari sebelumnya Rp252,52 miliar. Perusahaan juga tercatat mengalami rugi kurs sebesar Rp2,24 miliar dari sebelumnya yang memperoleh untung kurs sebesar Rp16,07 miliar. Tak hanya itu, beban keuangan ikut meningkat 180,41 persen menjadi Rp672,89 miliar dari sebelumnya Rp239,96 miliar.
Dengan pencapaian kinerjanya pada kuartal III ini, total aset perusahaan tumbuh menjadi Rp50,28 triliun atau 65,94 persen dari posisi akhir tahun 2015 sebesar Rp30,30 triliun. Nilai liabilitas tumbuh 65,43 persen menjadi Rp34,08 triliun dari Rp20,60 triliun. PT Waskita Karya (Persero) Tbk memberikan pinjaman kepada anak usahanya di bidang pembangunan jalan tol, PT Waskita Toll Road sebesar Rp179 miliar untuk setoran modal dan kegiatan operasional.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Susilo Hadi mengatakan, Waskita Toll Road merupakan perusahaan terkendali perseroan dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen. Transaksi ini merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bapepam-LK No.lX.E.1 yang keterbukaan informasinya wajib diumumkan kepada masyarakat.
“Nilai fasilitas pinjaman yang disediakan perseroan bagi Waskita Toll Road adalah sampai dengan sejumlah Rp179,09 miliar dengan besarnya bunga atas fasilitas ini adalah 9,5 persen per tahun dari jumlah utang,” ujarnya dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia.
Ia menjelaskan, fasilitas pinjaman pemegang saham tersebut tersedia untuk masa jangka waktu 12 bulan sejak tanggal perjanjian. Nilai transaksi ini adalah 1,74 persen dari ekuitas perseroan sebesar Rp10,26 triliun per Juni 2016. “Fasilitas tersebut diberikan oleh perseroan kepada Waskita Toll Road untuk kebutuhan setoran modal dan kegiatan operasional pada beberapa anak perusahaannya,” kata Susilo.
Sebelumnya, pada September lalu, Waskita Karya juga telah menggelontorkan pinjaman Rp3,09 triliun kepada Waskita Toll Road untuk melancarkan pembangunan infrastruktur jalan tol. Total pinjaman tersebut dibagi ke beberapa cucu perusahaan Waskita yang merupakan anak usaha dari Waskita Toll Road.
Sampai Juli 2016, nilai kontrak baru yang dikantongi Waskita mencapai Rp45,6 triliun. Angka tersebut mencapai 69,1 persen dari target nilai kontrak baru 2016 sebesar Rp66 triliun. Perusahaan sendiri membutuhkan pembiayaan sebesar Rp100 triliun hingga 2018 untuk membangun sejumlah proyek jalan tol di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Dengan begitu, total aset Waskita dapat mencapai Rp80 triliun hingga akhir 2018.
“Saya membutuhkan pinjaman baru Rp20 triliun, ekuitas kami baru Rp10 triliun. Lalu sisanya Rp70 triliun kami akan pinjam ke bank,” ucap Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq, belum lama ini.
No comments:
Post a Comment