Friday, November 11, 2016

Trump Effect : Bursa Dow Jones Naik Tajam

Pasar saham Wall Street kembali ditutup positif. Trump Effect kembali terasa di lantai bursa Paman Sam. Kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton di perebutan kursi Presiden AS membuat Dow Jones kembali cetak rekor tertinggi.  Sejak Trump jadi Presiden Terpilih, investor sudah mulai bertaruh atas janji-janji Trump di sektor keuangan. Dana investor mulai mendorong saham-saham di kesehatan dan finansial menguat.

"Wall Street akan menanti kebijakan-kebijakan Trump, apakah nanti seusai dengan janji kampanyenya," kata Alan Gayle, Analis Senior dan Direktur Alokasi Aset dari RidgeWorth Investments di Atlanta, Georgia, seperti dikutip Reuters, Sabtu (12/11/2016).

Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 0,21% ke level 18.847,66 dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 0,54% ke level 5.237,11. Sementara Indeks S&P 500 berkurang 0,14% ke level 2.164,45, jatuh ke zona merah terseret saham-saham energi.

Dalam sepekan, Indeks Dow Jones 5,4% penguatan tertinggi sejak 2011. Indeks S&P 500 tumbuh 3,8% tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Dampak dari kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS atas lawannya, Hillary Clinton, cukup membuat pasar keuangan dunia goyang. Tak terkecuali Indonesia.

Hal tersebut terlihat dari banyaknya dana asing yang keluar dari pasar modal Indonesia. Hingga pukul 14.55 waktu JATS, dana asing 'kabur' dari pasar modal mencapai Rp 2,161 triliun. Hal tersebut berimbas pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/11/2016), IHSG anjlok 184,250 poin (3,39%) ke 5.265,736.

IHSG sempat menyentuh level terendahnya di 5.263 dan tertingginya di 5.380. Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 330.532 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 9,400 miliar saham senilai Rp 8,865 triliun.

No comments:

Post a Comment